Chapter 1

10.8K 432 30
                                    

Kelahiran Arjuna Al-Ahzam Hadrianno ternyata menjadi kabar baik bagi semuanya, bagi keluarganya, para sahabatnya, maupun semua orang disekitarnya. Apalagi Resti, yang hampir setiap hari menginap dirumah Putrinya itu untuk bergantian menjaga Arjuna ketika malam hari, begitupun Sonya.

Apalagi Arjuna ini adalah cucu pertama dari anak satu-satunya, rasa bahagianya tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Bahkan kadang perempuan setengah baya itu selalu menelpon Agam jika Putranya itu terlambat pulang ke rumah, padahal agam terlambat juga karena urusan pekerjaan.

Dan pagi ini, ketika Azkia selesai memandikan Arjuna yang dibantu oleh Resti dan Sonya, suaminya itu malah masih terlelap setelah solat subuh berjamaah di masjid.

" Dek, mendingan sana kamu bangunin si Agam dulu. Biar Ajun mah Mama sama Unda aja yang urus, nanti anak itu telat loh ke kantornya" Ucap Sonya, sedangkan tangannya sibuk melilitkan kain bedong pada tubuh mungil Ajun.

Resti mengangguk setuju " Iya dek sana gih! Jangan jadiin anak alesan kamu lalai sama suami, walaupun kita semua tau Agam pasti bisa cuma sekedar nyiapin keperluan kerjanya" Ucapnya.

Dengan tangan yang kini melepaskan genggaman Ajun, Azkia berlari kedalam kamar. Iya sudah dua hari ini Agam selalu menyiapkan keperluan kantornya sendiri karena Azkia yang selalu sibuk dengan Ajun. Tapi.. Kenapa laki-laki itu tidak menegurnya?

Ketika Azkia membuka pintu, terlihat Agam sudah rapi dengan setelan kerjanya. Suaminya itu terlihat sedang memasukkan buku-bukunya kedalam tas, air mata Azkia meluruh, semenjak hamil kemarin, ia memang jadi lebih mudah menangis.

Azkia melingkarkan tangannya di perut Agam, membuat laki-laki yang sedang menutup resleting tasnya sontak tersenyum " Aa maafin aku... " Lirih Azkia.

Dahi Agam berkerut " Kenapa minta maaf Yang? Masih pagi loh ini, kamu mimpi buruk semalem ya?" Tanya Agam seraya melepaskan pelukan Azkia, dan membalikkan badannya menatap sang istri yang matanya sudah basah.

" Loh kok nangis sih? Yaampun.. Bener ya kata Ali, sejak hamil Ajun kamu jadi lebih cengeng gini. Bentar aku cium dulu" Ucap Agam sambil mengecup kedua mata Azkia bergantian.

Diam-diam Azkia tersenyum " Aa mah modus banget!" Ucap Azkia seraya menepuk bahu Agam, abisnya laki-laki itu lama sekali menciumnya.

Agam terkekeh " Abisan kamu nangis, sini duduk dulu" Ucap Agam sambil menuntun istrinya agar duduk di ranjang " Kamu minta maaf kenapa hmm?"

Tanya Agam sambil menyelipkan rambut Azkia pada belakang telinganya " A.. Maafin aku, aku beneran udah lalai banget sebagai istri! Aku terlalu fokus sama Ajun sampe-sampe aku lupain kamu yang juga butuh aku.. " Jawab Azkia kembali menangis.

Agam terkekeh lagi " Yang ah aku kira ada apa.. Nih ya dengerin, aku maklum, gapapa.. Ini kan sama-sama pengalaman pertama kita jadi orang tua, kata Mama kalo ada salah-salah sedikit ya gapapa, itu wajar, cuma kedepannya harus kita perbaiki.. Udah ya jangan nangis... " Ucap Agam mengusap pipi Azkia yang benar-benar basah.

" Aa kamu mah ngusapnya kasar banget sih! Pasti bedak aku ikut-ikut kehapus deh" Ucap Azkia menahan tangan Agam yang berusaha mengusap kedua pipinya.

Dan Agam tertawa " Hahaha! Abisnya nangiiiisss ajaaa.. Aku udah berapa kali bilang sih, aku nggak suka Yang liat kamu nangis, mau saingan sama Ajun kamu hmm" Ucapnya sambil menjawil dagu Azkia dengan gemas.

Tawa Agam membuat Azkia ikut terkekeh " Ih! Aku juga kesel kenapa akhir-akhir ini aku malah jadi cengeng banget! Dikit-dikit nangis... " Ucapnya sambil memanyunkan bibir.

Azkia terdiam ketika Agam menatapnya begitu intens, perempuan itu menaikkan satu alisnya " Kenapa sih A? Kamu kok liatin akunya gini banget? Aku jelek ya abis nangis?" Tanya Azkia.

Hello Papa Agam!Where stories live. Discover now