Chapter 28

606 84 18
                                    

Naya duduk sendirian di pinggir kolam renang di belakang rumahnya, sedangkan Akbar bermain air dengan Akmal, suara tawa keduanya tidak mampu menyadarkan Naya dari lamunannya. Pikiran perempuan itu kalut saat menerima sebuah foto Akmal dengan Esya yang bergandengan tangan di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta.

Awalnya Naya tidak percaya, mungkin saja itu hanya editan orang iseng yang berniat menghancurkan hubungannya dengan Akmal, namun email anonymous itu mengirimkan beberapa video dengan angel yang berbeda, dan Naya yakin itu memang benar Akmal.

Sampai saat ini, Naya hanya memendam rasa kecewanya sendiri, ia tidak berani bertanya soal foto dan video tersebut pada Akmal karena takut akan bertengkar hebat nantinya, apalagi akhir-akhir ini suasana hati suaminya itu sedang buruk. Akmal jadi mudah terpancing emosi bahkan hanya karena hal-hal sepele.

Lamunan Naya buyar saat Akbar menepuk bahunya dengan sengaja, " Gak baik Ma pagi-pagi ngelamun, Mama kenapa sih?" Tanya Akbar sambil meneguk segelas minuman jeruk yang dibawa Naya beberapa menit lalu.

Naya tersenyum " Nggak papa kok, Mama cape aja semalem banyak pasien. Papa kemana?" Jawabnya yang terlihat diangguki Akbar.

Mendengar pertanyaan Naya soal Papanya, membuat Akbar teringat sesuatu " Papa ke dapur ambil cemilan. Btw Ma, ngomong-ngomong soal Papa, waktu itu pas Akbar sama Papa belajar matematika, Papa pernah dapet telpon dari yang namanya Putri terus langsung pergi. Putri siapa sih, Ma? Onty Akbar nggak ada yang namanya Putri, kan?"

Naya kembali terdiam namun secepat mungkin mengendalikan raut wajahnya " Temennya Papa kok, Mama pernah dikenalin soalnya waktu Akbar masih kecil banget" Jawab Naya berbohong, kalau memang benar Akmal selingkuh, biarlah hanya Naya yang tau, Akbar tidak perlu.

" Tapi kok dikasih tanda kayak gini, Ma?" Tanya Akbar lagi sambil membentuk jari-jari tangannya lambang hati, Naya gelagapan menanggapinya.

" Semua kontak di handphonenya Papa emang dikasih tanda gitu, kok. Udah ah, Akbar gak boleh mikir-mikir macem gitu, nanti jatohnya suudzon loh sama Papa, Akbar mau jadi anak durhaka emangnya?" Jawab Naya yang membuat Akbar sontak menggelengkan kepalanya.

Naya kembali tersenyum " Mama ambilin lagi ya minumannya, sebentar" Ucapnya setelah melihat gelas minumannya sudah kosong, Akbar menjawabnya dengan anggukan.

Di dapur Naya melihat Akmal sedang menelepon seseorang, tubuhnya menyandar pada dinding, dari raut wajahnya sepertinya sedang terjadi masalah. Naya melangkahkan kakinya berusaha mendekat berniat menenangkan Akmal yang terlihat frustasi, namun ucapan Akmal membuat langkahnya dari terhenti.

" Tapi kamu gak harus kabur Esyaaa, kamu nggak mikirin perasaan Kakak disini ha? Kenapa kamu selalu bertindak gegabah kayak gini sih, pasti ada jalan keluarnya tapi bukan ini"

Detik itu juga Naya tidak bisa menahan air matanya, dadanya mendadak terasa sesak, jadi Akmal benar memiliki seorang perempuan lagi selain dirinya. Naya merasa sedang berada dalam dunia mimpi, Naya mana pernah berpikir kalau akan diselingkuhi oleh laki-laki yang paling dicintainya.

Naya menghampiri Akmal yang sepertinya belum menyadari kehadirannya, saat Akmal tepat berada di depannya Naya melayangkan tamparannya pada pipi Akmal hingga handphonenya yang sedang digenggamnya terlempar. Akmal menatap Naya yang sedang menundukkan kepalanya dengan tubuh yang gemetar, laki-laki itu terdiam.

Bahkan bibir Akmal terasa kelu, tidak bisa mengatakan apa-apa saat melihat istrinya menangis dengan hidung yang memerah " Naya salah apa, Mas? Kurang apa Naya selama ini? Sampe Mas Akmal setega ini sama Naya?" Tanya Naya dengan mata yang menuntut jawaban Akmal.

Akmal tetap diam membuat Naya kesal " JAWAB MAS!! JANGAN DIEM AJA!!! NAYA BUTUH PENJELASAN! NAYA GAK MAU JADI ORANG BODOH YANG NGGAK TAU APA-APA!!" Tanyanya sambil memukul lengan Akmal.

Hello Papa Agam!Where stories live. Discover now