Chapter 25

934 98 40
                                    

Esok harinya, Sonya merapikan sofa tempat Agam tidur semalam, sekarang anak laki-lakinya itu sedang mandi. Ia, Darko dan besannya panik saat Agam meneleponnya mengatakan bahwa Azkia dirawat di rumah sakit gara-gara keracunan buah mangga, Sonya dan Resti sempat mengomelinya karena tidak memberi tau keduanya lebih awal.

Untung saja Azkia itu sudah baik-baik saja karena mendapatkan penanganan tepat pada waktunya, kalau tidak mungkin Sonya akan menyeret seseorang yang sudah berani membahayakan menantunya ke penjara saat itu juga.

Agam keluar dari kamar mandi sambil menggosok rambutnya yang basah dengan handuk kecil, ia terkejut saat melihat Mamanya sedang mengobrol dengan Azkia. Perasaan tadi sebelum ia mandi, belum ada siapa-siapa selain Azkia dan dirinya, Agam juga mandinya tidak lama.

" Mama kok udah disini aja? Ini masih pagi loh, Ma. Emang Mama nggak ngurusin Papa dulu gitu?" Tanya Agam beruntun sambil menyimpan handuknya di atas sembarangan.

Sonya mendelik " Kenapa sih kayaknya kamu gak seneng Mama ada disini? Orang Mama mau liat keadaannya Kia, takut ANAK MAMA YANG CANTIK INI kenapa-napa" Ucapnya menegaskan kata yang ditujukan pada Azkia, membuat Azkia menahan tawa melihat wajah Agam yang langsung muram.

" Biasa aja kali, Ma. Orang Agam Cuma nanya biasa kok. Mama kayaknya sensi banget kalo sama Agam, padahal yang anak Mama kan, Agam, bukan Kia, kenapa lebih sayang ke Kia deh?" Protes Agam sambil menyisir rambutnya, duduk di atas dekat kaki Azkia.

Sebelum menjawab, Sonya merapikan kerah baju Agam yang belum dilipat di bagian tengkuknya " Semenjak kamu nikahin Kia, Kia udah jadi anak Mama, kok. Kenapa lebih sayang sama Kia? Simple aja, Kia nggak nyebelin kayak kamu" Jawabnya dan Azkia tidak bisa menahan tawanya.

Agam menatap Azkia sambil menggelengkan kepala " Seneng banget ya kamu liat aku dinistain sama Mama, hmmm" Ucapnya sambil menggenggam tangan Azkia dengan lemah karena ada selang infus disana.

" Ih nggak kok, aku ketawa gegara Mama Sonya lucu. Iya kan, ya, Ma?" jawab Azkia yang mendapat persetujuan dari Sonya membuat Agam mendesah sebal " Udah ih jangan cemberut gitu, mendingan kamu pulang dulu sana temuin Ajun"

Kening Agam berkerut " Emang kenapa? Unda ngasih tau kamu kalo Ajun rewel?"

" Ya masa kamu gak kasian sama anak kamu, dari kemaren belom ketemu Papa sama Mamanya, loh. Gitu aja make nanya" Jawab Sonya yang kemudian mengeluarkan tupperware dari paperbag yang dibawanya.

Agam melirik pada Azkia yang mengangguk sambil tersenyum " Yaudah nanti aku pulang dulu, aku juga kangen sama Ajun, nanti kita video call ya" Ucapnya sambil mengelus puncak kepala Azkia.

" Sebelum berangkat, sarapan dulu nih, Mama tadi sengaja bawain kamu nasi goreng biar nggak kesiangan ke sekolahnya" Ucap Sonya sambil memberikan anaknya itu sarapan, Agam menerimanya dengan senang hati.

Laki-laki itu tersenyum " Makasih banyak, Ma" Ucapnya lalu menyantap nasi goreng itu dengan lahap, Azkia tersenyum menatapnya, Agam itu memang kadang kekanakkan, kan?

" Kamu didemo Papa sama Abang nggak, A, gara-gara jarang masuk buat ngajar?" Tanya Azkia sambil mengusap sudut bibir Agam yang belepotan.

Agam menggeleng " Nggak, kan mereka tau aku Cuma guru boongan aja disana" Jawabnya yang mengundang kekehan Azkia.

" Boongan juga kamu hebat loh ngajarnya, sebenernya kalo kamunya nggak dingin, nggak pelit kasih nilai gede, dan gak nyinyir, cara ngajar kamu itu terbilang menyenangkan tau, ya ditambah muka kamu yang enak dipandang juga, kemungkinan besar sebagian siswa disana bakal suka sama kimia" Ucap Azkia.

" Masa sih, Yang? Tapi kalo aku nanti kayak gitu, mereka bukan suka sama kimianya lagi, tapi sama aku. Inget gak? Aku pernah bilang,kalo aku tuh gak suka jadi pusat perhatian, kecuali dalam bisnis ya" Jawab Agam sambil mengelus pipi Azkia sebelum Sonya melihatnya.

Hello Papa Agam!Where stories live. Discover now