27

2.9K 263 19
                                    

Typo adalah salah satu baktku yang sering muncul 😆

.
.
.

Jimin baru bangun dari tidurnya, dia merasa tidurnya nyenyak sekali malam ini. Jimin jadi ingat kejadian kemarin.

Flashback On...

Jimin dan Jungkook sedang duduk di kursi teras rumah Jungkook. Jimin berjanji kalau dia akan mendengarkan penjelasan Jungkook dengan baik, tidak akan menyimpulkan sendiri dan meninggalkan Jungkook seperti teman-temannya.

"Saat itu papa baru pergi, meninggalkan aku dan mama" Jimin hanya mendengarkan.

"Papa pergi ninggalin kita karena sakit kankernya, sebelumnya kehidupan kita baik-baik saja. Semuanya tercukupi sampai papa kena sakit kanker" Jungkook berucap lirih.

"Papa harus berhenti nulis karena sakit. Papa gak kerja dan mama juga, sedangkan kita butuh uang buat pengobatan papa. Semakin lama keuangan keluarga aku makin kacau. Mama terpaksa pinjam uang sama om Hwandi. Mama jadi terlilit utang, dan papa semakin sekarat" Jungkook sudah mulai berkaca-kaca. Jimin ingat, om Hwandi adalah lelaki tua yang dilihatnya tadi di hotel.

"Kita semua berusaha berdoa untuk kesembuhan papa, tapi semuanya sia-sia. Papa pergi ninggalin aku dan mama. Dengan semua hutang yang kami miliki sekarang" Jungkook tersedu.

"Awalnya mama coba cari kerja, tapi itu cuman cukup buat kebutuhan kita sehari-hari. Gak bisa untuk bayar hutang"

"Om Hwandi marah, dia bilang akan mengambil rumah ini sebagai pembayaran hutang. Aku langsung cari dimana om Hwandi supaya rumah gak diambil dan langsung nerobos masuk bar, ternyata om Hwandi lagi main kartu"

"Besoknya dia kasih penawaran, aku kerja sama dia. Nemenin dia main kartu malam hari dan dia bayar aku per malam. Setengahnya buat bayar hutang, setengahnya buat aku" Jimin langsung merasa lega mendengarnya.

"Awalnya mama gak setuju, dia takut aku ada apa-apa. Tapi aku gak punya pilihan lain, daripada kami tinggal dikolong jembatan" Jungkook mencoba bercanda, meski hatinya sedang tidak baik.

"Kenapa dia nawarin itu? Bukannya dia rugi?"

"Waktu aku nerobos masuk bar, temennya bilang aku bawa keberuntungan. Jadi dia bakal bawa aku supaya dia menang terus" Jungkook mengela nafas, "Sebenarnya aku juga gak percaya sama yang begituan, tapi selama ini Om Hwandi emang selalu menang kalau main kartu"

"Kamu gak pernah diapa-apain kan sama dia?" Jimin bertanya, takut kalau Jungkook dipaksa melakukan sesuatu yang tidak diinginkan.

"Gak pernah, Om Hwandi gak tertarik sama yang begituan. Hal yang paling sexy menurutnya adalah uang dan main kartu"

Jimin mengangguk, sekarang dia punya alasan yang kuat untuk tetap berada di sisi Jungkook.

"Apa gak ada cara lain, buat ngelunasin utangnya?" Jimin bertanya, niatnya ingin membantu Jungkook lepas dari jeratan si tua bangka itu.

"Kalo ada, udah dari lama aku pake. Lagian utang aku masih banyak, sekitar 200 juta won lagi. Jadi masih panjang perjalanan aku buat nemenin dia" Jimin mengurut keningnya, mendengar perkataan Jungkook membuat kepalanya jadi pening.

Serendipity [kth•jjk] ✔Where stories live. Discover now