15. Pacaran?

36 8 2
                                    

Pagi ini Jeje sedang melamun ke arah jendela kamarnya, tak terasa beberapa menit dia melamunkan hal yang membuat semalam tidak bisa tidur.

Dia bingung dengan akhir-akhir ini dimana Dira tiba-tiba datang kehidupannya kembali dan Arga yang selalu membuat harinya berseri.

Sebuah perasaan memang merumitkan keadaan, tanpa bisa berbuat sesuai apa yang kita rencanakan.

"Je." Panggil Revalina.

"Iya mah."

"Kamu udah siapkan berangkat sekolah?"

"Udah ko mah. Kenapa?"

"Tuh di bawah ada yang nungguin kamu dua orang lagi."

"Hah dua orang?"

"Iya."

"Siapa mah? Mamah kenal?"

"Kalo yang satu itu mamah kenal soalnya yang semalem itu loh izin ke mamah bawa kamu keluar. Kalo yang satunya lagi mamah gak tau, baru liat sekarang."

"Kalo gitu Jeje pamit ya mah. Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam, hati-hati ya."

"Anakku ternyata udah besar." Gumam Revalina.

"Loh kalian ngapain kesini?" Gimana Jeje gak kaget coba, pagi ini di depan rumahnya sudah ada Dira dan Arga.

"Jemput lo." Ucap mereka barengan.

"Apa sih ngikutin gue aja." Sewot Arga ke Dira.

"Siapa juga yang ngikutin lo. Najis banget."

"Stop!! Kalo kalian berdua mau pada debat jangan disini. Gue mau berangkat."

"Ayo." Kata Arga sambil menggenggam tangan kanan Jeje. Namun, tangan kiri Jeje pun di genggam oleh Dira. Jadilah Jeje merasa sedang di perebutkan oleh dua insan itu. "Dia sama gue." Kata Dira sinis ke arah Arga.

"Gak, dia sama gue." Kukuh Arga sambil sedikit menarik tangan Jeje. "Gak, dia bareng sama gue." Jeje yang mendengar perdebatan dua orang ini merasa kesa karena tangannya yang di tarik kesana kemari.

"Stop!! Lepasin! Gue gak mau berangkat sama lo berdua."

"Kenapa?" Tanya Arga dan Dira serempak.

"Masih nanya kenapa? Gue gak mau, mending gue cari angkot buat pergi ke sekolah. Dari pada ngikut diantara salah satu dari kalian." Kata Jeje dan meninggalkan dua orang pemuda itu.

"Lo sih rese banget jadi orang." Kata Dira.

"Dih lo yang lebih rese." Ucap Arga dan langsung menaiki motornya dan pergi dari halaman rumah Jeje. Dan dibuntuti oleh Dira.

"Arggghh!! Angkot mana sih?" Gerutu Jeje karena dari tadi dia tidak melihat tanda-tanda akan munculnya angkot.

"Loh lo kan Jeje ya?" Kata seorang pengendara motor yang tiba-tiba berhenti di depan Jeje dan persis menggunakan seragam sepertinya.

"Iya."

"Mau bareng gak? Angkot sekarang lagi pada demo BBM, jadi agak telatan."

"Lo siapa?" Pasalnya Jeje kaya familiar dengan wajahnya itu. ", Lo gak inget sama gue?" Tanya laki-laki itu dan diangguki oleh Jeje.

"Gue Angga temen si Arga kalo Lo gak tau." Oh pantes kaya pernah ketemu gitu. "Oh."

"Mau bareng gak?" Tanya Angga sekali lagi. "Emang boleh?".

"Boleh lah kan gue yang nawarin tumpangan ke elo." Jeje pun akhirnya menerima tawaran Arga dan segera menaiki motornya. "Udah?" Tanya Angga. "Udah." Mereka akhirnya melenggang pergi menuju ke sekolah.

Raga MenyapaWhere stories live. Discover now