10. Dia Kembali

24 14 1
                                    

Pagi ini Jeje menjalankan rutinitasnya seperti biasa, yaitu sekolah.

Sekolah itu seperti rumah ke dua dan keluarga ke dua juga karena terdapat temen-temen yang selau bikin ceria, meski  kita sedang mengalami sedih, teman selalu menjadi pengobatnya dengan tingkah yang mungkin receh sekalipun, tapi bisa membuat kita tertawa bersama.

Kalian gak penasaran gimana  persahabatan  Jeje dan Dinda? Yakin?

Jadi persahabatan mereka tuh kembali seperti biasanya gak ada lagi musuhan atau berjauhan tempat duduk.

Ko bisa begitu? Bisa dong!

Bang jali sama Siti Romlah sekalipun mereka berpisah bisa rujuk lagi. Masa mereka pada gak bisa. Kan gak lucu kalah sama yang tua, hehe.

Oke yang pasti pas acara kemarin Jeje kabur di Cafe itu terus ada di Arga mau ngajakin tumpangan tapi si Jeje malah nolak terus malah mau teriak maling. Sadis sih emang! Padahal si Arga mau kasih tau bukti yang sebenarnya.

Jadi si Arga kasih tau sama Dinda kalo dia udah nemuin buktinya, detik itu juga mereka meluncur ke rumahnya Jeje.

Jeje awalnya gak mau menerima kehadiran mereka berdua, tapi mamahnya mengingatkan bahwa 'jika kita mempunyai masalah, selesaikanlah secara dewasa jangan malah lari dari permasalahan itu' bijak kan mau deh punya mamah kaya gitu yang selalu nyemangatin. Eh kenapa jadi curhat, balik ke topik!

Akhirnya Jeje mempersilahkan Dinda dan Arga untuk berbicara dan memberikan bukti. Bukti yang dibawa oleh Arga itu sebuah video, dimana di video itu terlihat tiga orang siswi yang sedang berbincang di toilet,  yang Jeje kenal adalah kakelnya yang waktu itu pernah menyirami minuman ke bajunya dan marah-marah waktu dia dikeluarkan pas jam pelajaran.

Jeje juga berpikir waktu itu dia diberi tau oleh nomor yang tidak di kenal mungkin itu dari Karin ketua gengnya.

Jeje juga sempat merenung kenapa pada saat itu dia lebih percaya sama orang lain dibanding sahabatnya sendiri, tanpa mau memberikan ruang kepada sahabatnya untuk menjelaskan semuanya.

Sudahlah yang lalu biarlah berlalu. Kentut juga kalo udah keluar gak pernah di permasalahkan lagi.wkwk

Saat Jeje berjalan menelusuri koridor sekolahnya. Dia tidak sengaja melihat seseorang yang membuat dirinya harus membangun sebuah benteng dihatinya, benteng pembatas dimana semua orang jangan pernah ada yang masuk ke dalamnya.

"Gak gue pasti halu, gue pasti halu", kata Jeje sambil menepuk kepalanya

"WOII" Teriak Dinda mengagetkan dari arah belakang

"ASTAGADRAGON!!"

"Hahaha, lucu banget muka Lo je. Haha"

"Gak lucu"

"Siapa juga yang ngelawak, gue bukan Sule"

"Terserah Lo"

"Dih baperan dasar. Bye the way je Lo tadi kenapa mukul-mukul kepala"

"Ah enggak gue tadi emmm.."

"Yaa.."

"Gak tau", ujar Jeje sambil mengangkat kedua bahunya

"Ishh Lo, padahal gue udah penasaran banget panjul"

"Ya gak tau lupa gue"

"Faktor U sih, jadi banyak lupa ke gitu"

"Gue lebih muda kali dari Lo"

"Ya kah? Ko wajah gue lebih muda dari Lo"

"Serah Lo"

Mereka pun melanjutkan perjalanannya menuju ke kelas.

Selang beberapa menit Bu Ani datang dan diikuti seorang murid dibelakangnya. Semua murid berteriak histeris kala melihat murid itu, namun khusus untuk kaum hawa saja ya. Kalau kaum laki udah pasti merasa b aja dan takut tersaingi.

Raga MenyapaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt