12. Hampa dan bimbang

24 12 8
                                    

Semenjak kecelakaan kemarin, sudah beberapa Minggu ini Arga masih belum bisa masuk ke sekolah. Katanya sih cuma luka-luka ringan, tapi sampai sekarang masih belum keliatan batang hidungnya.

Hampa~~
Itulah yang ada di benak Jeje, meski dia sebenarnya risih dengan kehadiran Arga yang selalu mengganggu hari-harinya di sekolah.

Namun, seharusnya dia tidak harus seperti ini, entah kenapa akhir-akhir ini raga nya selalu menyapa seseorang yang bernama Arga itu.

"Hayoo~ Yang lagi mikirin seseorang" celetuk Dinda

"Apaan sih, sotoy Lo"

"Siapa yang sotoy, emang bener kali. Gak usah jaim  gitu", kata Dinda sambil terkekeh melihat muka Jeje yang sedikit memerah.

"Enggak, gue gak lagi mikirin siapa-siapa"

"Kirain Lo mikirin gue je", ucap seseorang dari arah belakang.

"Arga", kata Jeje sambil melongo tak percaya kalau Arga hari ini masuk sekolah.

"Iya ini gue, kenapa? Ko kaya kaget gitu"

"enggak"

"Tapi gue mencium aroma-aroma yang kangen sama gue"

"Pede gila Lo", ucap Dinda

"Siapa", tanya Jeje bingung

"Tuh yang barusan ngomong", ucap Arga sambil terkekeh

"Gue", tunjuk Jeje ke dirinya

"Bercanda. Gak usah dianggap serius juga", sambil mengacak rambutnya Jeje

Jeje yang mendapat perlakuan itu dari Arga, tiba-tiba wajahnya memanas.

"Lo lucu kalo lagi blushing gitu", kata Arga sedikit membisikkan ke telinga Jeje.

Jeje yang mendengar penuturan Arga barusan, segera merubah wajah ke mode ketus dan dinginnya.

"Aduh sedih banget jadi gue, udah jomblo, jadi obat nyamuk pula"

"Siapa suruh Lo jadi obat nyamuk"

"Heh Arga, mentang-mentang kemarin Lo habis kecelakaan, Lo jadi nyebelin ke gini. Atau jangan-jangan otak Lo juga kegeser"

"Kaga lah enak aja. Kalo misalnya otak gue ke geser, gue gak bakal nyamperin jodoh gue disini"

"Wleee! Jijay banget, gue yakin bukan otak Lo juga yang ke geser tapi lambeimu ke gores juga kayanya"

"Enggak lah, orang mulut gue masih bagus gini, ya gak je"

"..."

"Hahaha.. Kasian banget sih Lo dikacangin"

"Gapapa dikacangin, dari pada Lo di baperin terus ditinggalin. Kan lebih sadis tuh" ucap Arga dengan nada mengejek

"Lo ngajak berantem sama gue hah. Ayo gue ladenin"

"Udah Din", ujar Jeje menghadang Jeje

"Sorry gue bukan cowok pengecut yang berani ngelawan cewek" kata Arga dengan wajah santainya.

"Lo tuh ya, hush sana pergi Lo dari sini. Gue muak liat wajah Lo yang jijay itu"

"Gue juga muak kali"

"YAUDAH SANA!!"

"Biasa gak usah ngegas juga. Nanti istirahat gue kesini ya ngajak Lo makan bareng oke je" kata Arga setelah itu pergi melenggang dari kelas Jeje.

"Ishh bisa-bisanya ada spesies kaya gitu. Heran gue"

"Lo gak ngaca Din. Gue juga heran sama spesies kaya Lo, teriak-teriak mulu gak ada malunya"

Raga MenyapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang