Chapter 1: Kedatangan Dua Kultivator Mencurigakan

Start from the beginning
                                    

Jantung Chao Xing semakin tidak karuan ketika aroma musk itu tercium lagi. Ia sadar akan posisi mereka. Chao Xing di depan dan Hui Fan di belakang sambil memegang tali kekang kuda.

"Letakkan tanganmu di sini," Hui Fan menempatkan sebelah tangan Chao Xing pada tali kekang kemudian tanpa sengaja menggenggamnya.

Pikiran Chao Xing menjadi kacau. "K--Kalau begini terus... jantungku bisa meledak!"

Chao Xing memegang tali sambil membenarkan posisi duduknya. Kemudian, Hui Fan mulai menyentak Xiao Bai pelan dan kuda cantik ini pun mulai bergerak.

"Tetap pada posisi ini. Jangan ragu saat kau menungganginya," Hui Fan menjelaskan, tanpa tahu bahwa wajah Chao Xing sudah semerah tomat.

"Baik," Chao Xing gugup.

Kedua laki-laki itu melintasi rerumputan. Langkah kuda semakin lama semakin cepat ketika Hui Fan menyentaknya lagi. Chao Xing tersenyum semakin lebar saat kecepatan Xiao Bai meningkat. Angin awal musim semi segera menerpa lembut kedua wajah laki-laki itu. Rambut panjang mereka menjadi bergelombang dan jubah yang dikenakan melambai-lambai dengan gemulai.

Chao Xing akhirnya tertawa, membuat Hui Fan semakin melebarkan senyum di wajah tampannya.

***

Chao Xing turun dari Xiao Bai dengan lancar. Hanya beberapa jam, ia sudah bisa mengendarai kuda jantan cantik itu meski kadang masih agak ragu. Ia mengelus kuda itu sejenak sambil menatap Hui Fan yang berada di kudanya sendiri.

"Gege, terima kasih. Aku sangat senang," Chao Xing melemparkan senyuman lembutnya.

Hui Fan menanggapi, "Kau tidak perlu berterimakasih padaku secara terus menerus, A-Xing. Memang sudah seharusnya aku membuatmu senang, bukan?"

Chao Xing terkekeh pelan. Jantungnya berdesir mendengar perkataan itu.

"Hui Fan Gege...," panggil Chao Xing hati-hati.

"Ya?"

Ada jeda beberapa saat. Kemudian, Chao Xing menggeleng, "Tidak. Lupakan saja."

Hui Fan bingung, "Mn? Baiklah...," kemudian dia memutar arah kudanya, "A-Xing, sudah waktunya aku pulang. Sebentar lagi malam."

Chao Xing masih mempertahankan senyuman, "Iya. Berhati-hatilah."

Hui Fan mengangguk kemudian menyentak kuda. Pria itu perlahan menghilang dari pandangan diiringi lambaian tangan Chao Xing.

Ketika pria itu sudah pergi, suasana di sekitar Chao Xing mendadak sunyi. Meski rumahnya berada di antara rumah-rumah yang lain, tapi dia tidak bisa mendengarkan suara lain kecuali suara debaran jantungnya sendiri. Tangan Chao Xing mendekap di dada, merasakannya bergetar.

Setiap kali bersama pria itu, keadaan jantung Chao Xing tidak pernah normal. Wajahnya juga selalu memerah, semakin membuat sosoknya jadi lebih cantik dan menggemaskan.

Chao Xing menarik napas, berusaha menenangkan perasaannya.

Tadi, hampir saja dia keceplosan mengatakan sesuatu yang selama ini ditahannya. Lain kali, Chao Xing harus berhati-hati. Bisa gawat kalau ada yang tahu tentang perasaannya terhadap Hui Fan.

Baru-baru ini Chao Xing menyukai Hui Fan. Meski mereka sudah berteman sedari kecil, Chao Xing baru sadar akan perasaan sendiri. Hui Fan selalu baik dan selalu perhatian padanya. Pria itu juga tampan, mempesona, dan berbakat. Jadi, tidak heran bila Chao Xing menyukainya. Selain itu, Hui Fan merupakan anak ketiga dari pemimpin sekte terbesar di Kota Huanxiang.

The Morning StarWhere stories live. Discover now