51. di kelas

1K 96 2
                                    


_______

"Papa akan menikahi Tante Widya bulan depan"

Baik keysha maupun Kelvin sama sama terkejut bahkan keduanya bungkam tidak tahu harus merespon seperti apa.

"Papa udah bicarain sama keluarganya Tante Widya dan mereka setuju, dan papa harap kalian juga setuju" Ridwan menatap kedua anaknya dengan tatapan lembut, bagaimanapun juga merasa bersalah dengan semua yang terjadi.

"Minggu depan ya pa?" Kelvin bertanya memastikan bahwa dia tidak salah dengan dan anggukan Ridwan kembali membuat mulutnya tertutup rapat.

"Gimana sama kamu key?" Tanya Ridwan beralih menatap kesyha yang sedari tadi hanya diam dengan kepala tertunduk dalam.

"Terserah.."lirih Keysha pelan, dia tidak tahu harus menjawab apa lagi, dadanya sesak, ingin berdebat pun dia sudah malas, berusaha untuk membujuk papanya agar tidak menikah lagi, itu tidak akan mungkin. Pura pura akan bunuh diri? Keysha terlalu malas untuk memikirkan cara sedramatis itu.

Ridwan mengangguk paham "papa nggak akan buat resepsi dan acara apapun, papa hanya akan mengundang krabat dan teman teman terdekat papa aja"

"Sekali lagi papa benar benar minta maaf karna sudah mengecewakan kalian berdua, papa memang bukan papa yang baik buat kalian"

"Papa baik karna udah berani bertanggung jawab" sahut Kelvin, menatap Ridwan sekilas sembari mengulum senyumnya, karna Kelvin lebih tahu bagaimana ayahnya yang bahkan setiap hari bekerja keras untuk memberi yang terbaik pada anaknya.

Dan Kelvin sadar kalaupun dia tidak butuh ibu baru, papanya butuh seseorang yang bisa merawatnya kelak dan Widya mungkin adalah orangnya.

Kelvin menendang kaki Keysha yang ada di bawah meja, membuat Keysha sontak mendongak dan menatap Kelvin tajam.

"Ya kan key?" Tanya Kelvin, kesyha memutar bola matanya malas lalu berdiri dari duduknya.

"Yaudah keysha ngantuk mau tidur" ucapnya malas sembari berlalu pergi meninggalkan ruang makan yang semakin lama semakin menyesakan itu

***

"OMG jadi bokap Lo bakal nikah bulan depan??" Pekik Caca terkejut, ia menutup mulutnya dengan cepat setelah mendapat delikan dari Keysha.

Memang kalau misalkan ingin bercerita dengan Caca harus mencari tempat yang kedap suara, karena suara Caca bisa menghancurkan segalanya, apalagi kalau yang diceritakan sebuah rahasia dan untungnya kelas sudah sepi karena jam istirahat sudah berbunyi sejak lima menit lalu.

"Mulut Lo tu ca! Harusnya di sumpel pakai sikat WC biar kalem" sahut Anya yang duduk di samping Caca menatap- nya heran.

"Kalian berdua tu sama" Dila ikut membuka suaranya.

"Ya sorry...namanya juga gerakan refleks, Lo juga kaget pasti, tapi cara nunjukinnya aja yang beda, suara gue- kan cetar"

"cetar membahenol" sahut Toro yang berada di sebrang mereka dengan tangan yang sibuk bergerak di atas ponsel lebarnya.

"Apasih nyahut aja Lo" kesal Caca, sedari tadi Toro memang berada di sebelah bangku mereka namun terlalu malas untuk mendengarkan para cewek cewek itu, memilih bergabung bersama Keysha dan teman temannya karena Toro sendiri sekarang, semua tema temannya termasuk Gilang pergi ke kantin.

Kesyha memutar bola matanya malas "bukannya kasih solusi malah ribut" cibirnya.

Ketiga sahabatnya itu sontak langsung menatap kesyha dengan tatapan sedih kecuali Dila " menurut gue ibu tiri nggak terlalu buruk kok"ucap Dila mencoba memberi saran.

MAGER [COMPLETED✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang