•-Extra Part 03

Depuis le début
                                    

"Permisi" Atha berusha masuk dan melihat dengan jelas, kini pandangan kedua gadis yang ada dipinggir kerumunan itu mengarah pada Atha yang berusaha masuk kedalam kerumunan.

Revan berhenti menghajar Dhitto, kini pandangannya  mengarah kearah gadis berambut sebahu yang mengetuk bahunya pelan.

Revan terdiam, tak ada ekpresi terkejut, ia menghela nafas, lega rasanya melihat sosok yang ia cari ada didepannya.

Berbeda dengan Atha yang tidak bisa menyembuyikan rasa bahagianya didepan banyaknya orang yang menatapnya, terlihat rasa kagum melihat gadis populer ini justru kian semakin menjadi-jadi karena telah memikat semua yang melihatnya.

"Dari mana aja?" Revan menyilangkan tangannya.

Nata dan Clara menatap kejadian ini, begitu juga Dhitto, Vanno dan yang lainnya.

Atha memudarkan senyumannya, "Gak kemana-mana"

Revan kali ini harus menghela nafas lagi. "Setahun ini lo kemana aja?"

Atha menunduk, ia merasa semua yang sedang melihatnya benar-benar tak ada yang menginginkannya kembali, mengingat Idola tampan mereka sudah ia sakiti.

Namun Atha semakin kesal pada dirinya sendiri, mengapa ia tidak sadar? kekasih mana yang tidak sakit hati ditinggal selama 365 hari tanpa kabar?

Atha semakin merasa hina, namun Revan menyisihkan lengan bajunya sembari mendongakkan wajahnya dengan cengkramana dagu yang menyakitkan.

"Lo setahun ngilang gitu aja tapi sekarang lo dengan santainya balik pake senyuman jahat lo itu?" bentak Revan.

Atha mengerjap, matanya sudah memanas menatap mata Revan yang memerah itu.

Kini urat pada tangan dan leher lelaki itu muncul dengan cepat dibawah permukaan kulitnya, rahangnya mengeras dan giginya gemertak ngeri.

"Setelah sekian lama gue nunggu, lo sekarang mau berharap kalo gue mau nerima lo atas semua yang lo lakuin?"

Atha berusaha menganggguk dibawah cengkraman itu, karena memang itulah yang diingin kan Atha.

"Cepet jawab!"

"Iya itu yang gue mau!" ucap Atha dengan nafas memburu dan detak jantung yang cepat.

"Kalo itu yang lo mau, gue bakal kabulin" Revan melepaskan cengkraman itu dan tersenyum dengan wajah kerasnya.

Sontak dengan kaget semua bersorak cie-cie begitu juga Nata dan Clara yang ikut bertepuk tangan.

Atha mengedari pandangannya, apa yang terjadi? bahkan ia tidak fokus apa yang telah dikatakan Revan tadi.

"Maafin gue karna buat lo—." Revan sudah lebih dulu
mendaratkan jarinya dibibir Atha.

"Lupain masa lalu, lo akan tetep jadi masa depan gue"

Sorakan itu semakin menjadi-jadi, terutama Dhitto yang memandangnya penuh kebahagiaan.

Atha mulai menyadari ini, ia mengembangkan senyumannya.

Revan menariknya, tepat ditengah segerumbulan teman dan sahabatnya berkumpul.

Revan mendekatkan wajahnya didepan Atha, lalu menatap mata yang lama tak ia pandangi, dengan cepat Revan mendaratkan bibirnya tepat dibibir Atha.

"You are my future!" teriak Revan mengangkat Atha.

Mereka bahagia, begitu juga sahabat yang melihatnya.

Kini semua berakhir indah, dengan semua kejadian yang sering disebut proses itu mampu membuat dua orang saling memahami bersatu lagi.

Jangan mengungkit masalalu, walaupun seseorang menjadi masalalu pahit tapi jika memang masih menetap pasti akan selalu menjadi masa depan yang selalu diprioritaskan.

Perihal rasa yang terbalas, jangan senang dulu, karena ada waktu dimana kita menjalani semua situasi dan keadaan bersama setelah rasa yang terbalas.

Setelah 365 terpsiah oleh jarak dan waktu, mereka dapat saling bertatapan lagi.

Itulah pengungkapan bagaimanapun cara dan jalannya pasti akan terungkap kembali bahwa mereka adalah dua orang yang awalnya sulit bersatu menjadi terus bersatu.

Waktu dan jarak sudah mengikis habis kesedihan mereka.

— T A M A T —

Heart disclosure [completed]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant