"Pernah, Gak?" - Mark

Start from the beginning
                                    

Tentu saja sang ibunda khawatir dengan kondisi anak bungsunya itu.

Berkali-kali sang ibunda menasihati anaknya untuk beristirahat sejenak, namun Mark hanya mengiyakannya tanpa melaksanakannya.

Jujur, Mark masih merasa orang tuanya berkata 'Lagian kamu ngapain sih jadi ketua OSIS. Udah bener fokus sekolah aja.' ketika mereka berkali-kali menyuruhnya istirahat dari organisasinya itu.

Atau itu perasaan dia saja? Karena selama hampir 17 tahun lebih Mark hidup, orang tuanya selalu mengedepankan akademiknya? Selalu menuntutnya untuk mendapat nilai sempurna? Semoga itu semua memang hanya perasaannya saja.

Karena Mark merasa keluarganya pun sudah gak menganggap dia itu manusia lagi. Keluarganya menganggap Mark adalah mesin yang harus selalu prima dalam urusan akademik. Belum lagi para guru yang selalu menuliskan nama dia untuk diikutsertakan dalam sebuah lomba. Ditambah, anggota OSIS lainnya yang selalu mengoper tanggung jawab ke Mark yang membuat Mark berpikir bahwa mereka benar-benar menganggap Mark bukan manusia.

Mark berpikir mereka semua menganggap Mark adalah mesin yang harus bekerja selalu sempurna.

Mark kacau. 'Mesin' yang selalu melaksanakan tugasnya dengan tulus dan sempurna itu akhirnya gak karuan juga.

Haidar di sana, dia yang menyaksikan kacaunya Mark.

"Lu bukan Mark yang gua kenal, Bang."

Itu lah yang di benak Haidar begitu melihat seorang Markus yang fucked up.

Gak cuma Haidar, ada Pancabintang juga di sana.

Pancabintang, adalah orang yang—seenggaknya buat Mark—selalu menganggap Mark adalah manusia. Mereka gak pernah menuntut Mark ini-itu. Mereka yang malah marah kalau melihat Mark menjalankan segalanya dengan sempurna ketika orang lain memberikan tepuk tangan apresiasi. Cuma mereka.

Ketika Mark curhat ke sang wakil mengenai masalah OSIS-nya, hal itu ditanggapi dengan "Iya, Mark. Gapapa kok lo begini, bukan salah lo. Bisa kita perbaiki."

Iya, jawaban yang bagus memang. Bermaksud baik supaya Mark gak self-blaming dan terguncang kedepannya. Tapi entah mengapa rasanya masih ada yang mengganjal di hatinya?

Kenapa Mark rasanya gak puas sama jawaban 'gak apa-apa'?

Lalu ketika Mark mencurahkan segalanya ke Pancabintang, mereka malah mengajari Mark cara beremosi, cara marah, cara menangis, bahkan cara mengumpat.

"JANCOOOOOOOK!!!"

Mark sama sekali gak akan lupa ajaran Lucas di vila Hendri kala itu.

Ajaran Pancabintang jelek? Memang. Mark diajarin kata-kata gak pantas sama mereka. Mark disuruh ngelupain semua masalahnya sejenak cuma buat buang-buang waktu di vila untuk bersenang-senang.

Tetapi kenapa sama Pancabintang justru rasanya lega? Rasanya ringan? Rasanya gak terpaksa?

Rasanya... Mark menjadi manusia.

Iya, cuma sama Haidar dan Pancabintang Mark merasa menjadi manusia. Bukan mesin artificial intelligence yang gak pernah salah. Bukan seperti JARVIS milik Iron Man yang mengetahui segalanya di semesta ini.

Bagi Mark, cuma mereka yang memandang Mark sebagai manusia.

Manusia yang bisa berbuat salah, manusia yang bisa emosi, manusia yang bisa marah, manusia yang bisa lelah, manusia yang bisa kecewa atau manusia yang bisa mengumpat.

Mark gak akan pernah terbayang kalau Haidar dan Pancabintang gak ada di hari-hari kelabu Mark.

Mungkin benar kata Yeri, kalau Haidar gak cepu ke Yeri dan Hendri mengenai kondisinya saat itu, dia sekarang sudah ketiduran di motor yang jelas itu berbahaya dan membawa maut. Atau malah justru emosi Mark yang mati, karena dia yang gak bisa ketawa-tawa melihat tingkah aneh Dejun dan Lucas yang naksir gebetan mereka.

"Jadi gini rasanya menjadi remaja 'normal'?"

Itulah hal yang sering terucap di benak Mark ketika ia sedang bersama kelima orang itu.

Terima kasih, Pancabintang. Berkat kalian, Mark semakin yakin kalau Mark gak sendirian di dunia ini. Gak sendirian harus menanggung beban. Yang ngebuat Mark merasa lebih ringan setelah berbagi cerita.

Terima kasih buat Haidar Chandra. Berkatnya, Mark mampu menghadapi pikirannya yang rumit, melalui cara hidup Haidar yang sederhana.

Since that day, Mark officially has claimed that Haidar is his unbiological brother who he treasures the most, along with Pancabintang whom he sees as his own family.






Since that day, Mark officially has claimed that Haidar is his unbiological brother who he treasures the most, along with Pancabintang whom he sees as his own family

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


•••••

a/n

halo, "Pernah, Gak?" adalah segmen khusus buat masing-masing anggota Pancabintang. part ini berisi hal yang ingin mereka sampaikan di cerita ini yang semoga relate untuk temen-temen yang bersedia membaca ceritaku sejauh ini.

jangan bosen ya, karena aku ingin membuat temen-temen pembaca merasa kenal dengan semua sosok mereka, membuat tokoh pancabintang se-nyata mungkin dan keberadaannya ada di kehidupan sehari-hari.

jadi, adakah teman-teman di sini yang relate dengan mark? yang selalu dituntut sempurna ini-itu bahkan oleh orang terdekat kalian? kalau ada, ayo bergandengan tangan dengan markonang!

1/5 is done. let's wait for the other four😜




anyway new cover!!! the previous one was sUCKS...💔 and the boys were so cute winking at us🥺🥺🥺

💔 and the boys were so cute winking at us🥺🥺🥺

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Five or Nothing (Yeri x 99l NCT WayV)Where stories live. Discover now