Nineteenth : A Story from Song's Room

1.4K 196 59
                                    

“A-Apa ini??”

Jinhwan spontan melemparkan kotak itu ke lantai diiringi dengan wajah memerah hingga telinga. Yunhyeong yang melihat reaksi si kecil hanya bisa meringis sambil mengusap ujung hidungnya.

Hyung, k-kenapa benda itu berada di dalam kotak? A-apakah itu terlepas dari pemiliknya?”

Dengan wajah yang masih merahnya, Jinhwan menebak kemungkinan yang cukup membuat seluruh tubuhnya merinding. Dia membayangkan bagaimana dengan kejamnya Hanbin memotong benda itu dari tubuh pemiliknya, mengatur sedemikian rupa hingga benda itu menjadi bersih dan memiliki aroma khas lalu, menambahkan beberapa obat untuk membuatnya tetap awet lalu menghadiahkannya pada Yunhyeong. Jika benar begitu, wajar saja Yunhyeong mengutuk pria itu dengan marah. Memikirkan beberapa adegan berdarah yang terekam dalam kepalanya, Jinhwan tidak bisa menahan rasa mualnya dan buru-buru berlari ke kamar mandi. Yunhyeong yang terduduk di tempat tidur berkedip beberapa kali sebelum buru-buru menyusul pemuda itu.

“Jinanie, apa kau merasa tidak baik?”

Yunhyeong memijit tengkuk Jinhwan yang saat ini sedang menjulurkan kepalanya ke arah toilet. Memuntahkan apapun yang ada di dalam perutnya. Wajah pria manis itu berkerut sambil menatap cemas padanya.

“Jinanie, apa yang membuatmu mual? Apa kau tidak terbiasa melihat benda selain milikmu dan Master, jadi kau dibuat mual saat melihat benda tadi?” Nadanya terdengar menggoda.

Wajah Jinhwan yang masih merah semakin memerah dan dia segera mengalihkan perhatiannya pada Yunhyeong.

Hyung, jangan bercanda!” Pemuda itu merengut. Dia menarik tisu di samping toilet dan segera mengusap sudut bibirnya.

“Kau merasa lebih baik?” Yunhyeong menyentuh perlahan wajah Jinhwan.

“Ya. Dan... Hyung, benda itu... Bagaimana bisa dia diberikan padamu? Maksudku, siapa kiranya orang malang yang ‘alat’ nya dipotong dengan kejam oleh Master?”

“.....”

Kedua mata indah Yunhyeong yang bingung berkedip berkali-kali sambil mencerna pertanyaan Jinhwan. Baru setelah beberapa saat dia mengerti apa yang sebenarnya dipikirkan oleh pemuda mungil itu hingga membuatnya harus berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan semua yang ada di dalam perutnya. Pria itu menyayangkan kenapa Hanbin bisa-bisanya menodai pria kecil yang polos dan murni di hadapannya ini. Dia tidak bisa menahan diri untuk melepaskan tawa yang keras hingga mengeluarkan sejumlah air mata seolah-olah dia tengah tertawa di tengah penderitaannya. Sementara Jinhwan yang melihatnya tertawa hingga nyaris terjungkal itu hanya bisa menatapnya dengan bingung.

Hyung? Ada apa denganmu?”

“Betapa polosnya, betapa polosnya. Hahahaha...”

“......”

Setelah selesai di toilet, Jinhwan dan Yunhyeong kembali ke kamar. Yunhyeong berjongkok untuk mengambil benda panjang yang benar-benar seperti milik ‘senjata’ pria itu sambil meringis dan segera memasukannya kembali ke dalam kotak. Lalu dengan asal menyimpannya diatas meja sebelum kembali ke tempat tidur. Jinhwan hanya menatapnya dengan takut-takut bercampur malu.

“Sungguh pria kesepian yang malang kau, Song Yunhyeong. Hingga bosmu sendiri harus repot-repot memberikanmu benda terkutuk ini!” Ocehnya lagi sebelum melemparkan diri ke tempat tidur.

I'm Yours, Master Where stories live. Discover now