Third : Night With You

8.8K 624 132
                                    

[ Wherever You Are - One Ok Rock ]







Malam itu, Jinhwan yang tak bisa tidur lebih memilih untuk menatap langit dari balkon kamar. Menghirup udara malam yang terasa segar baginya, udara yang berbeda dari udara yang selama enam tahun dia hirup dalam kegelisahan juga ketakutan. Kedua netra indahnya menerawang ke arah bintang-bintang yang bertaburan menghiasi kelam langit diatas sana. Pun bulan yang membulat sempurna menandakan jika ini sudah menginjak pertengahan bulan. Membuat hati Jinhwan berucap penuh syukur karena hidupnya kini telah jauh membaik dari hari-hari kelam yang lalu. Tak ada trauma lain yang Jinhwan miliki sejauh ini, selain trauma kepada suara tembakan senjata api yang enam tahun lalu terdengar begitu menggila di rumahnya. Meredam semua jeritan kesakitan kedua orangtuanya. Juga trauma berada di dunia luar mansion megah ini.

Jinhwan memejamkan mata, kembali merapalkan doa dalam hati agar Tuhan selalu menjaganya tanpa henti. Hingga ingatannya kembali pada kejadian tadi pagi dimana Hanbin begitu menatap tak suka saat Jinhwan merapalkan doa sebelum menyantap sarapan. Lalu ucapan Yunhyeong ketika membeberkan semua peraturan mansion Kim tadi siang membuat Jinhwan tercenung.

"Jangan ada yang merapalkan doa ataupun menyebut nama Tuhan maupun Dewa di hadapan Master. Dia sungguh tak menyukai itu."

"Apakah dia seorang atheis?" Lirih Jinhwan lalu menghembuskan nafasnya perlahan. Kembali memilih menatap ke arah langit.

Insomnia. Jinhwan lagi-lagi insomnia dan hanya ini yang bisa dia lakukan untuk menghilangkan rasa bosan. Berdiam lama di luar ruangan sambil meresapi tenangnya suara-suara malam. Nyanyian-nyanyian hewan malam menyapa indera pendengarannya dan itu menjadi hiburan tersendiri bagi Jinhwan yang sama sekali belum pernah mendengarkannya seumur hidup. Mansion yang berada di sekitar hutan ini membuat suasana begitu menenangkan. Jauh dari hiruk pikuk kota metropolitan yang bising oleh suara-suara mesin kendaraan maupun manusia.

Tiba-tiba tubuh Jinhwan dibuat menegang saat punggungnya bersentuhan dengan sebuah dada yang begitu hangat juga kedua lengan kekar yang terulur pada tembok pembatas, membuat tubuh kecilnya terkungkung dari belakang. Dapat Jinhwan rasakan deruan nafas hangat menyapa telinga juga tengkuknya, membuatnya seketika meremang. Pun dengan jantung yang kini sudah berlompatan menggila di dalam sana.

"Kenapa belum tidur?" Suara berat bernada lembut menyapa gendang telinga, membuat Jinhwan semakin menegang seraya meneguk ludah.

"Aku... Tak bisa tidur, Mr. Kim." Sahut Jinhwan tanpa menoleh ke belakang. Dia mencoba menormalkan degub jantungnya namun sia-sia belaka.

"Kata Song, kau menderita insomnia?" Hanbin tak sekali pun berniat menjauhkan tubuhnya dari Jinhwan.

Pemuda mungil itu mengangguk dengan kedua mata menerawang. "Aku menderita insomnia selama enam tahun ini." Sahutnya dengan suara yang terdengar lirih.

Hanbin terdiam selama beberapa saat sambil menatap langit diatas sana.

"Tapi anehnya, kemarin malam aku tertidur begitu lelap." Sambung Jinhwan membuat Hanbin menurunkan pandangannya untuk menatap wajah cantik yang tersorot sinar rembulan itu dari samping.

"Di pelukanku?" Pertanyaan yang sebenarnya sebuah pernyataan itu sukses membuat Jinhwan tertunduk malu dengan kedua pipi yang sudah merona.

"Maafkan aku.. Aku hanya merasa begitu..."

"...nyaman." Bisik Jinhwan yang membuat Hanbin tersenyum tipis.

"Kau tahu alasannya kenapa bisa seperti itu?" Hanbin bertanya tepat di telinga Jinhwan yang langsung memerah karena sensasi menggelitik yang dia rasakan ketika deru nafas hangat itu menerpa kulitnya.

I'm Yours, Master Where stories live. Discover now