Twelfth : Endless Night

3.5K 229 31
                                    

Special video by @naniyaa , thank you dear for your great video ❤

.

.

Jinhwan turun dan mendapati Hanbin tengah menunggunya, bersandar pada Rover abu di depan teras. Satu tangan dia masukan ke dalam saku celana dan tangan lain sedang memainkan kunci mobil. Pemandangan seperti itu di mata Jinhwan begitu memukau, dalam keadaan seperti apapun Hanbin akan selalu terlihat tampan tanpa cela. Senyuman manis terukir di wajah cantik Jinhwan dan dia segera mendekat ke arah Hanbin yang sudah mengalihkan atensi padanya. Kedua mata elangnya memindai penampilan Jinhwan dari ujung rambut hingga ujung kaki tanpa ada yang terlewat. Dengan sweater berwarna khaki yang dilapisi coat berwarna cokelat muda dan celana berwarna senada, membuat penampilan Jinhwan kali ini terlihat lebih dewasa dari biasanya. Semakin menambah daya tariknya yang terlihat lebih menawan. Hanbin tersenyum dan segera berdiri tegak dari sandarannya.

"Ayo."

Jinhwan mengangguk dan berjalan ke arah pintu mobil bagian depan, Hanbin sudah berada di dekatnya untuk membukakan pintu. Jinhwan terdiam selama beberapa detik karena perlakuan Hanbin, lalu bibirnya tersenyum kembali.

"Terimakasih, Master."

Hanbin membalasnya dengan senyuman dan segera menutup pintu setelah Jinhwan duduk di dalam. Lalu dia berjalan ke sisi lain dan masuk, duduk di kursi kemudi. Baru saja hendak menyalakan mobil, tiba-tiba suara seseorang dari luar menghentikannya. Itu Yunhyeong. Hanbin segera menurunkan kaca mobil dan mengangkat alis.

Sebelum berbicara Yunhyeong menatap sekilas ke arah Jinhwan lalu kembali mengalihkan tatapannya pada Hanbin. Wajahnya sedikit menyiratkan kekhawatiran. "Master, ini pertama kalinya kau mengendarai mobil selama beberapa tahun. Jadi, aku harap kau berhati-hati dan kembali dengan selamat bersama Tuan Muda Yoo."

Hanbin mengerti. "Jangan khawatir." Dia melirik Jinhwan sekilas. "Kami pergi dulu."

Yunhyeong memaksakan sebuah senyuman lalu mengangguk. "Baiklah, selamat menikmati waktu kalian."

Hanbin segera menaikan kaca mobil dan bersiap menyalakan mobil. Namun sebuah tangan ramping menahannya. Dia menoleh untuk mendapati raut wajah Jinhwan yang tampak cemas. "Ada apa?"

Jinhwan menelan ludah. Setelah mendengar peringatan Yunhyeong yang kini sudah pergi, Jinhwan teringat kembali cerita Yunhyeong kemarin pagi tentang Hanbin yang mengalami kecelakaan besar yang membuatnya koma selama satu tahun. Hatinya dipenuhi rasa bersalah karena mengetahui Hanbin yang telah mengalami kecelakaan itu disebabkan karena dirinya. Hanya saja dia tidak tahu bahwa setelah itu Hanbin benar-benar tidak lagi membawa mobil sendiri.

"Kenapa, Yoo? Apa yang salah?" Hanbin kembali bertanya seraya menyentuh wajah Jinhwan.

"Master, apakah ini tidak apa-apa jika kau menyetir?"

Hanbin mengangkat kedua alis. "Kenapa? Apa kau meragukan kemampuan mengemudiku? Aku sudah mempunyai lisensi mengemudi sejak usiaku dua puluh tahun. Apa yang kau khawatirkan?"

Tentu saja Jinhwan tahu, pria seperti Hanbin pasti akan memiliki lisensi mengemudi sejak muda dan dia sama sekali tidak meragukan kemampuan menyetirnya. Namun, yang dia khawatirkan adalah bagaimana Hanbin yang sudah mengalami kecelakaan besar lima tahun lalu itu pasti mengalami trauma sehingga membuatnya tak pernah lagi mengemudi mobil sendiri.

"Aku... Aku hanya..." Jinhwan tidak tahu apa yang harus dia jelaskan pada Hanbin. Memberitahunya tentang apa yang didengar dari Yunhyeong? Tidak mungkin.

Hanbin mengerti apa yang dikhawatirkan oleh Jinhwan. Jadi dia mengambil tangan Jinhwan yang masih memegang lengannya. Menggenggamnya dengan erat. "Tidak perlu khawatir. Aku akan mengemudi dengan hati-hati. Di Buam-dong ini tidak banyak kendaraan yang lewat, jadi seharusnya itu akan baik-baik saja."

I'm Yours, Master Donde viven las historias. Descúbrelo ahora