19. Reason

1K 128 4
                                    

Tzuyu masih menatap lamat pria didepannya yang masih menunjukkan ekspresi serius. Sejak beberapa saat lalu suara dering telepon mengganggu acara sarapan mereka membuat Jungkook fokus berbicara dengan orang yang meneleponnya dan meninggalkan makanannya yang masih utuh.

Tzuyu masih diam menatap Jungkook yang terus menghembuskan napasnya kasar dan sesekali menjawab dengan nada dinginnya, Tzuyu tak tau pasti apa yang mereka bicarakan namun dapat Tzuyu tebak orang yang menelepon Jungkook membuat lelaki itu kesal, nampak dari raut wajahnya.

Jungkook kembali meletakkan ponselnya saat sambungan telepon terputus. Wajah masam lelaki Jeon itu masih terpancar membuat Tzuyu penasaran.

"Ada masalah?" Tanya Tzuyu membuat lelaki itu menoleh, untuk sesaat Jungkook tersenyum kemudian menggeleng.

"Tidak, hanya sedikit masalah pekerjaan"
Jawabnya tersenyum dan kembali melanjutkan acara sarapannya yang terjeda.

Tzuyu mengangguk dan ikut menyuapkan sepotong roti ke mulutnya.

Namun detik kemudian Tzuyu kembali terdiam dan menatap Jungkook yang masih sibuk dengan makanannya. Ada yang mengganjal di hati Tzuyu tentang pria itu.

Ya, pertanyaan tentang apa yang terjadi kemarin malam antara ia dan ibunya. Tzuyu belum sempat menanyakannya karena takut menyinggung hati Jungkook.
Tapi dalam hati ia terus penasaran, apakah semua berjalan baik-baik saja karena ibu mertuanya juga tak menghubunginya, tapi raut wajah Jungkook saat keluar dari resto nampak berbeda dengan persepsinya.

"Kenapa?" Tanya Jungkook mendapati Tzuyu yang terus menatapnya.

Gadis itu mengerjab dan kembali menggeleng, membuat Jungkook menautkan alisnya.

"Apa ada sesuatu yang mengganggumu?" Tanya Jungkook lagi memuat Tzuyu kembali menimang.

Haruskah ia bertanya sekarang?
Tzuyu menghadapkan tubuhnya ke arah Jungkook.

"Tidak hanya saja--" Tzuyu menggantung kalimatnya membuat Jungkook mengangguk meyakinkan.

"Em-m—malam itu, maksudku kau dan Ibumu, apa pembicaraan kalian berjalan baik?"

Tzuyu melihat raut wajah Jungkook yang berubah menjadi datar, dan ini yang membuatnya urung bertanya dari tadi.

Pria itu menunduk dan menyimpan alat makannya,membuat Tzuyu semakin merutuki dirinya sendiri yang terlalu penasaran.

"Tidak masalah jika kau tidak mau menceritakannya, aku bisa mengerti"

Jungkook kembali menatap Tzuyu yang tersenyum hangat padanya.

"Tidak..."

Tzuyu melihat Jungkook yang kembali bersuara,pria itu memandang datar kedepan membuat Tzuyu bingung.

"Kau tau bukan, sulit menerima kenyatan dari masa lalu yang menyakitan"

Flash Back on

Jungkook masih memalingkan wajahnya saat wanita didepannya meneteskan air mata.

"Kau benar, Ibu memang terlalu pengecut bahkan untuk datang menemuimu"

Jungkook masih diam mencoba acuh walau telinganya terus menanti kelanjutan dari apa yang Ibunya bicarakan.

“Kakekmu pernah mengatakan pada Ibu, tak ada kebahagiaan yang dapat dibeli dengan uang. Dan dengan bodohnya Ibu baru memahami itu sekarang”

Wanita itu tersenyum simpul memandang wajah putranya yang selalu dirindukannya. Namun ego yang selama ini membentengi dirinya tak mampu mengalahkan rasa rindu bahkan untuk sekedar menemuinya.

Love Agreement [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang