34. Perasaan

826 126 26
                                    

Dentingan jam terus melaju meninggalkan waktu yang kian berlalu, namun masih menyisakan luka yang hingga saat ini terus menggebu. Semakin menyakitkan dan menyiksa, bahkan Tzuyu berulang kali kehilangan pijakan untuk bertahan pada cintanya.

Nyatanya hingga kini tak ada yang lebih baik, Jungkook masih sama, seakan menutupi semua tentang Lisa walau nyatanya Tzuyu tau semuanya. Lisa, gadis itu selalu mengirim foto Jungkook atau bahkan kebersamaannya kepada Tzuyu, seolah segaja untuk membuat wanita itu terluka dan meyerah pada cintanya.

Dan yang membuat Tzuyu lebih sakit adalah saat Jungkook sendiri tak pernah mengatakan hal yang sebenarnya pada Tzuyu, sekalipun wanita itu mencoba memancingnya namun hanya kedustaan yang Jungkook tunjukan, dan Tzuyu tau semua. Bahkan Tzuyu juga tau jika Jungkook sering menemui Lisa dengan alasan meeting atau hal lainnya, dan itu membuat pertahanan Tzuyu kian luruh dan hatinya terus meragu. Apakah keputusannya untuk bertahan adalah benar atau hanya terus menyiksanya. Karena sekuat apapun ia berusaha nyatanya Jungkook yang seakan menjauh dan melepaskannya.

Memang perlakuan Jungkook padanya masih sama, selalu perhatian dan bersikap layaknya seorang suami yang penyayang, namun apa arti semuanya jika Jungkook melakukannya sebatas rasa tanggung jawabnya pada Tzuyu. Dan kenyataan bahwa hati pria itu untuk orang lain menampar keras Tzuyu akan kehadirannya yang lebih mirip seperti penghalang cinta Jungkook.

Awalnya Tzuyu ingin egois dan teguh untuk mempertahankan semuanya, namun seiring waktu dan kenyataan yang terus memupus harapannya, Tzuyu sadar bahwa semua usahanya hanya akan sia-sia. Kian hari Jungkook semakin dekat dengan Lisa, dan keduanya saling mencintai, lalu apa arti kehadirannya saat ini. Semua hal itu terus berputar di otak Tzuyu membuat hatinya selalu bertanya akan keputusan selanjutnya yang harus ia pilih, yang jelas tidak untuk rasa sakit ini lagi.

"Nona..."

Tzuyu menoleh saat mendapati seseorang menepuk pundaknya pelan, dan menadapati Joon Jae yang kini tengah tersenyum padanya.

"Iya Paman, apa ada sesuatu?" Tanya Tzuyu Tzuyu bingung, namun pria itu malah duduk di sebalahnya dan menghembuskan napasnya panjang.

"Tidak baik duduk dengan melamun seperti itu" Ucapnya kemudian membuat Tzuyu tersenyum kaku.

"Ah tidak, aku hanya terpikir sesuatu tadi..."

"Tapi kau sering melakukannya, Nona"
Jawab Joon Jae seadanya, karena memang kenyataannya Tzuyu berubah menjadi pribadi pemurung beberapa minggu terakhir.

"Ah benarkah? Mungkin aku terlalu kesepian karena Ibu dan Mina eonni pergi ke Jepang" Tzuyu tersenyum kecut mencoba mencari alasan.

"Bukan karena Jungkook?"

Tzuyu tercekat ketika nama Jungkook disebut, hatinya kembali bereaksi namun sebisa mungkin Tzuyu tetap mengendalikan diri.

"Kalian baik-baik saja, bukan?" Tanya Joon Jae lagi, dan membuat bibir Tzuyu kelu untuk menjawab.

"Tenang saja paman, tak ada masalah antara kami. Paman sendiri lihat bukan, hubungan kami baik-baik saja" Jawab Tzuyu dengan senyuman dustanya berusaha meyakinkan, membuat Joon Jae tersenyum dan menarawang jauh.

"Tapi, tidak semua perasaan dapat digambarkan Nona, terkadang apa yang terlihat tidak sejalan dengan apa yang terjadi"

Joon Jae terdiam sejenak dan beralih menatap Tzuyu dengan senyuman.

"Dan, hanya satu hal yang pasti, hati tak akan bisa dibohongi. Sekeras apapun mencoba baik-baik saja, jika hatimu terluka itu tak ada artinya, kau hanya menyiksa diri"

Kini Tzuyu menunduk mendengar apa yang Joon Jae katakan, pria yang lebih mirip ayah keduanya itu benar, walau selama ini Tzuyu mencoba baik-baik saja tapi hatinya tidak bisa dibohongi dan perasaan itu menyiksanya setiap saat.

Love Agreement [COMPLETED]Where stories live. Discover now