62. Opportunity

910 109 9
                                    

"Paman Seo Jun..."

Lisa tersenyum miring dan menatap Tzuyu yang kini mulai menateskan air mata.

"Kau baru mengingatnya?"

Lisa mengcengkeram dagu Tzuyu dan menariknya hingga wanita itu kembali merintih.

"Kau membunuhnya Tzuyu..."

Tzuyu kembali meneteskan air mata saat mengingat lagi sosok itu. Pria yang sedari dulu dekat dengannya dan kakaknya, dan juga orang yang selalu menemani dan membelanya dari sang Ayah ataupun sang Ibu. Dan malam itu sosok itu ikut pergi bersama sang Kakak dan meninggalkannya sendirian.

Tentu ia merasa bersalah dan akan menerima semua perlakuan ini tanpa pemberontakan, apalagi Lisa adalah putri dari Seo Jun. Dan Tzuyu tau bagaimana rasanya kehilangan sosok yang sangat dicintai. Rasa sakit yang sama seperti yang selama ini dirasakan. Tapi saat mengingat ucapan Jungkook dan bayangan pria itu yang selalu menguatkannya, ia berpikir bahwa ini tak harusnya terjadi. Sama seperti dirinya Lisa hanya masih terjerat dengan rasa sakit itu sehingga membuatnya buta akan segalanya. Dan saat pikiran itu melintas, Tzuyu mulai bertekad bahwa tak seharusnya lagi ada yang kehilangan dan meninggalkan.

"Lisa, tidak ini semua salah..." Ucap Tzuyu seraya menggengam kuat tangan Lisa yang masih mencengkeram dagunya.

"Kau tidak harus bertindak sejauh ini,"

Lisa menyeringai dan kini malah menodongkan pistolnya di kening Tzuyu, membuat gadis itu menelan savilanya berat.

"Sejauh ini kau bilang?"

"Bahkan ini tak ada apa-apanya dibanding dengan penderitaanku selama ini,"

Tzuyu semakin memekik saat Lisa semakin mencengkeramnya.

"Aku tau, tapi aku mohon jangan hanya pikirkan dirimu,"

Tzuyu menarik napasnya sulit saat wanita itu menatapnya datar. "Coba pikirkan paman Seo Jun, apakah ia akan bahagia melihatmu seperti ini?"

"Jangan mencoba memprovokasiku!"

Tzuyu kembali menelan savilanya berat dan mencoba mengumpulkan keberanian dalam dirinya.

"Lisa, bukan hanya kau yang menderita. Tapi tanpa kau tau, Aku, Ayah dan Ibuku, bahkan Jungkook juga menderita"

Tzuyu semakin memberanikan diri saat merasa cengkeraman tangan Lisa mulai mengendur.

"Hanya saja kita menjalaninya dengan hidup yang berbeda,"

"Sama sepertimu, aku juga kehilangan Kakakku"

Lisa membulatkan mata saat mendengar fakta itu. Jadi pria itu, pemuda yang pernah menolongnya saat ia terjatuh dan menangis waktu itu juga ikut menjadi korban bersama ayahnya.

"Kami juga kehilangan,"

Tzuyu sejenak memejamkan mata berusaha agar tak meneteskan lagi air matanya.

"Tapi kami berhasil berdamai dengan penderitaan itu. Jadi sekarang giliran kau yang harus melakukannya,"

Lisa masih terdiam membuat debar jantung di hati Tzuyu sedikit mereda. Bahkan wanita itu berhasil melepaskan diri saat Lisa mulai lengah. Tapi dia masih terus berhati-hati karena ia tak tau apa yang sedang dipirkan gadis berponi didepannya.

"Lisa, aku mohon mulailah hidup baru dengan tenang. Aku tidak memintamu melupakan semua, tapi cobalah berdamai dengan semua rasa sakit itu,"

"Dan itu adalah caraku terbebas dari semua,"

Beberapa saat wanita di depan Tzuyu itu terlihat diam tanpa ekspresi. Membuat tzuyu sedikit bernapas karena merasa Lisa mulai terbuai ucapannya. Namun agaknya semua tak berjalan lama, membuat Tzuyu kembali gemetar saat Lisa menatapnya dengan tatapan seperti sebelumnya.

Love Agreement [COMPLETED]Where stories live. Discover now