35. Perasaan Pt 2

729 112 21
                                    

Tzuyu merebahkan dirinya kasar, dan meringis saat merasakan sikunya yang kini terasa perih. Sekilas ia melihat luka goresan di siku kirinya dengan darah yang sudah mengering. Ia beralih beranjak dan melihat luka lain di lutut kanannya namun kini lukanya lebih dalam.

Sebelumnya ia tak memperhatikan dirinya sendiri saat insiden kecelakaan tadi, saat itu pikirannya hanya kalut dan panik saat melihat Jaehyun. Bahkan setelah pria itu sadar Tzuyu harus melayani pria menyebalkan itu, dan menghiraukan dirinya sendiri.

Dan entah kenapa luka-luka kecil di tubuhnya kini terasa perih, sangat kontras dengan sakit hati yang dirasakannya setiap kali pulang ke rumah ini. Rumah yang menyimpan cukup kenangan antara dirinya dan Jungkook, kenangan yang bahkan terasa menyakitkan baginya.

Kini pria itupun nyatanya tak ada di rumah, walaupun seharian ini Tzuyu tak pulang Jungkook juga tak sedikitpun menghubunginya. Dan kini hanya mendapatkan pesan singkat bahwa pria itu berada dalam perjalanan menuju luar kota karena kepentingan bisnis yang mendesak.

Kecewa, tentu saja. Tapi tak ada yang bahkan bisa dilakukannya. Rasa kepercayaan yang ada dalam diri Tzuyu kini sudah memudar, terkikis dengan semua kebohongan yang Jungkook ciptakan. Sekalipun alasan kepergian pria itu hanya sebuah alibi, atau memang fakta yang sebenarnya Tzuyu sendiri tak tau. Setelah semua kebohongan yang Jungkook lakukan, sulit bahkan untuk mempercayai ucapan pria itu.

Kini Tzuyu mencoba tak peduli, setiap mengingat segala hal tentang Jungkook hatinya kembali sakit. Dan hari ini ia sudah cukup lelah dengan apa yang terjadi, ia tak ingin menyiksa diri lebih dalam lagi dengan memikirkan sakit hatinya karena Jungkook.

Tzuyu beralih bangkit berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri, namun lagi suara deringan ponsel membuatnya menghentikan langkah dan berbalik.

Melihat nama yang tertera dalam layar ponselnya Tzuyu mendengus kesal, dan saat deringan ponsel itu berhenti, sebuah notifikasi pesan masuk.

'Besok kau harus membawakanku sarapan, tapi harus kau sendiri yang memasak. Tak ada penawaran!"

Tzuyu menatap layar ponselnya jengah, bagaimana bisa pria itu memanfaatkan dirinya hanya karena dia telah menyelamatkannya, sungguh menjengkelkan.

.
.
.

Tzuyu berjalan malas menelusuri lorong rumah sakit, dengan kantung yang berisi makanan di tangan kanannya. Suasana hatinya sungguh buruk apalagi jika harus bertemu pria menyebalkan itu, tapi dia sungguh tak punya pilihan dan berlagak tak peduli pada Jaehyun.

Tzuyu menarik napasnya dalam sebelum membuka pintu kamar rawat Jaehyun, sebisa mungkin mengendalikan diri agar tak berakhir emosi karena menghadapi pria itu.

Kedatangannya disambut senyuman manis dengan lesung pipi samar di wajah pria tampan itu, namun malah membuat Tzuyu seakan ingin mencakar wajah menyebalkan itu.

"Selamat pagi, Tzuyu" Sapanya ramah membuat Tzuyu hanya berlalu masuk dan meletakkan makanan yang dibawanya di nakas.

"Kau benar-benar membuatkan makanan untukku?" Tanya Jaehyun melihat Tzuyu yang mulai membuka beberapa makanan yang dibawanya.

"Tak lebih karena hutang budi padamu"

Jaehyun tersenyum melihat wajah Tzuyu yang terlihat kesal, namun menjadi menggemaskan di matanya.
Dan entah sejak kapan hatinya terus berdebar saat melihat wajah Tzuyu, seakan matanya juga ikut terpatri dan tak ingin berpaling dari wajah cantik itu.

"Ini... " Tzuyu menyodorkan makanan yang sudah disiapkannya pada Jaehyun, membuat pria itu menatap makanan dan Tzuyu bergantian.

"Kau lupa Nona, tanganku--" Jaehyun tak melanjutkan ucapannya saat melihat Tzuyu yang beralih duduk.

Love Agreement [COMPLETED]Where stories live. Discover now