お兄ちゃん

1K 75 8
                                    


Dikit aja😋😋😋

👼👼👼👼👼👼👼






"Aku ga mau di kuncir dua. Kayak anak kecil. Aku mau di gerai ya kak?"

Pantulan bayangan Mafu tersenyum membalas ucapanmu, "adik kakak selalu pantas dengan apapun."

"Sudah ku tebak!"

( Name ) membenahi poni dan jepit rambut di bagian kanan dan kiri. Memoles wajahnya dengan sedikit make up yang tipis lalu, memasang senyum terbaiknya di depan cermin.

"Aku mau keluar dengan kak Soraru hari ini. Kakak benar-benar tidak ingin ikut? Ayolah kak. Aku kangen jalan sama kakak juga," kau memasang wajah memelas yang biasanya begitu ampuh untuk merayu Mafu, dan benar saja. Beberapa detik kemudian laki-laki berambut putih yabg kau peluk lengannya mengangguk.

"Aku tunggu di bawah! Jangan terlalu lama, jaa ne!"

👼👼👼👼

Sudah satu jam kau menunggu, namun yang di tunggu belum juga datang. Hingga suara bel membuyarkan lamunanmu. Saat kau membuka pintu. Wajah sayu Soraru dan senyum cerah Sou menyambutmu.

"Kita berangkat sekarang?" Tanya Sou sambil memeriksa jam di tangan kirinya, "takut kehabisan tiket film dan harus nonton gelombang kedua yang kau benci."

Kau menghembuskan napas, "tunggu, lima menit lagi. Ini kak Mafu belum turun. Padahal bilang mau ikut."

"( Name )- chan." Panggil Soraru.

"Kakak! Cepat! Kak Soraru dan Sou sudah menunggu!"

Kau sadar Soraru dan Sou sedang bertukar pandang. Tapi tak menggubris hal itu.

"Pasti orang itu sedang memilih lensa kontak," baru lima langkah saat kau ingin menuju kamar Mafu. Kau merasakan pelukan dari belakangmu.

"Mo ii ( name )- chan. Semua tidak akan kembali. Bisakah kau melepaskan itu?"

Kau mengenali suara ini. Sou, kekasih sekaligus teman terbaikmu.

"Jika seperti ini terus, bagaimana akan tenang?"

Kau meraskan air jatuh di pipimu, "tadi kakak membangunkanku. Dia juga yang menyuruhku memakai baju ini. Dia memberiku saran tentang rambut juga. Seperti biasanya."

Pelukan Sou kau rasakan makin mengerat. Bahkan usapan lembut juga kau rasakan di puncak kepalamu. Sedangkan kau sudah tidak kuat menopang kedua kakimu dan jatuh terduduk di lantai yang dingin.

"Dia sudah pergi. Kak Mafu sudah tenang di sana. Sadarlah ( name )."

Bukannya tenang. Kau malah semakin menjerit dan menjambak rambutmu. Kenyataan yang dua tahun ini tidak bisa kau terima. Satu-satunya panutanmu, pergi dengan damai. Meninggalkanmu dengan banyak luka.

"Jika kau terus seperti ini. Bagaimana perasaan kak Mafu di sana. Ku mohon, cobalah untuk menerima. Ingat aku di sini."

Semua tangisan dan jeritan reda sudah, kau bersandar di dada Sou. Dan memejamkan matamu, "aku mengantuk." Dengan meluncurnya kata itu. Terlelap sudah dirimu. Dengan wajah yang tenang. Seakan kejadian menyedihkan tadi tidak pernah terjadi.

*********

Sou

Selalu seperti ini. Menangis, berteriak, meronta, lalu kembali lagi tersenyum. Dengan hati-hati aku berusaha menggendong tubuh kurus di pelukanku ini.

Rencana untuk menonton terkpaksa gagal. Tapi entah kenapa aku tidak sakit hati. Aku mengerti perasaannya. Dan aku paham lukanya. Kak Soraru menghampiriku yang sudah membaringkan ( name ) di sofa besar.

"Rencanannya gagal. Kau tahu, aku merasa gagal menjalankan pesan terakhir Mafu."

Aku tersenyum getir mendengar kak Soraru mengucapkan hal sedih itu. Di coba berapa kalipun ( name ) masih saja bersikap canggung pada tetangganya. Hanya padaku dia mau mengungkapkan semua lukanya.

"Semua tidak mudah kak, kita tidak boleh menyerah. Atau kak Mafu akan oebih sedih lagi di sana," aku berusaha memberikan semangat padanya. Bagaimanapun aku juga tahu usaha kak Soraru dalam menjaga ( name ) sejak kak Mafu meninggal. Dan aku begitu kagum.

Kurasakan tepukan lembut di bahu kananku, "kalau begitu kakak pulang dulu ya, tolong jaga ( name ). Kalau bisa menginaplah kita tidak tau apa yang akan ( name ) lakukan dengan emosi yang tidak stabil seperti sekarang," aku mengangguk.

Setelah mengantarkan kak Soraru sampai pintu depan. Aku kembali ke tempat di mana aku membaringkan ( name ). Wajah yang tirus dan pucat. Lingkar mata yang menghitam. Senyum cerah yang jarang terlihat. Tanpa sadar aku merindukan ( name )-ku yang dulu.

"Aku akan selalu di sini. Ku mohon, berdirilah. Jika kau butuh pengangan aku siap menggengam erat tanganmu, jika kau ingin bersandar dan menangis dada dan bahuku siap menopangmu. Daisuki ( name )- chan"

👼👼👼👼👼👼

Yang udah baca pas Mafu pergi pasti tau ini😏😏....

Yang ringan aja. Gak usah pake mewek-mewek bulan puasa gini. Enjoy ya reader tachi. Wwwww

Kareshi ( utaite x reader ) Gak Jadi Selesai 😂Where stories live. Discover now