Putri Tidur

1.2K 82 19
                                    

Urata x Reader

Enjoy😘😘😘

#######

"Ayah, ibu. Aku ada latihan nanti bersama Sakata dan yang lain."

Tidak ada jawaban. Hanya terdengar dentingan suara sendok dan semua yang fokus pada makanannya.

"Etto! Kakak ( name ) ikut ya!!"

Urata menatap gadis kecil yang duduk di depannya. Matanya tampak berbinar seolah meminta jawaban 'iya' darinya. Baru saja Urata membuka mulut sebuah suara menyelanya, "( name )- chan sedang sakit kan. Tidak usah ikut. Nanti kakakmu juga sibuk." Wajah sedihpun tampak di perlihatkan oleh gadis imut bernama ( name ) itu. Urata hanya menatapnya dengan datar.

"Nee! Nii-chan! Aku mau ikut!!"

"Di rumah saja," balas Urata datar tanpa menatap mata ( name ), "kakak mana sempat menjagamu saat latihan nanti. Terimakasih atas makanannya. Aku pergi dulu."

Seperti biasa. Urata pamit dengan wajah datarnya. Tanpa senyum, tanpa suara yang penuh ekspresi seperti di konser atau saat menyapa para penggemarnya. Seakan memiliki dua kepribadian. Saat di luar dan saat di dalam rumah. Bukan kemauannya untuk menjadi seperti ini. Semuannya salah kedua orangtuanya. Yang tidak pernah melihatnya, mereka terlalu fokus dengan ( name ) tanpa pernah melihatnya. Apapun yang di lakukan ( name ) meskipun itu hal kecil maka wajah bahagia akan di perlihatkan oleh mereka. Sedangkan Urata. Sebesar apapun dia membuat prestasi maka mereka hanya akan bicara.

'Tingakatkan prestasimu. Kau bisa lebih dari itu.'

Kata yang sudah dia dapatkan sejak lama. Jadi jangan salahkan Urata jika dia bersikap dingin atau tidak terlalu memperhatikan adiknya. Semuannya berawal dari kedua orangtuanya yang pilih kasih.

######

"Padahal jika ( name )-chan ikut akan ramai yah. Sudah lama kita tidak bertemu dengannya," ucapan Sakata di setujui oleh kedua temannya yang lain. Senra dan Shima. Sedangkan Urata berpura-pura fokus pada lagu yang akan mereka nyanyikan.  Ternyata salah dia membawa topik tentang adiknya, ( name ).

"Yosh! Giliranku yang terakhir! Setelah ini kita akan pulang!" Senra bangkit dari duduknya dengan semangat. Sedangkan Urata hanya memandangnya dengan wajah datar. Sakata sudah merasa ada yang tidak beres dengan temannya ini. Dia menepuk pundak Urata pelan, tapu karena si korban melamun efek yang di timbulkan agak berlebihan, "nanti kita jalan-jalan yuk! Aku sedang kosong. Shima dan Senra sibuk. Kau mau kan menemaniku?" Tidak bisa menolak dan malas pulang. Urata menyetujui tawaran itu.

####

"Rekaman hari ini lancar. Kita berpisah di sini Sakata, Urata!"

Sakata tersenyum, mengangguk, "bai-bai Shima-kun, Senra-kun!"

Sakata melihat Urata yang hanya menatap datar kepergian kedua temannya. Tidak seperti biasanya. Urata benci pada adiknya. Itu sudah bukan rahasia lagi untuknya. Tapi hari ini terasa beda.

"Apa kau merasa sebal dengan ( name )- chan? Bukankah sudah biasanya seperti itu?"

Bukannya menjawab, Urata malah balik badan dan berjalan meninggalkan Sakata yang menatapnya bingung. Dengan sedikit berlari dia menyusul Urata yang sedikit jauh darinya. "Aku paham. Badannya lemah sejak kecil. Wajahnya juga cantik. Tapi juga tidak perlu di manja seperti itu. Sampai debu menempel saja sudah ribut."

Ya... Memang itulah kenyataannya bagi ( name ). Sedikit saja ruangan kotor maka kesehatannya akan menurun. Beraktivitas lelah sedikit saja, besok sudah sakit. Gadis yang manja. Itu yang di pikirkan Urata.

"Ingat jika ( name )- chan masi kecil. Maka kemarahanmu akan sedikit mereda. Dia hanya gadis berusia tujuh tahun. Ingat itu."

Urata terdiam. Tidak sekali dua kali dia berpikir seperti itu tentang ( name ). Tapi berkali-kali. Namun rasa benci yang sudah lama itu, seakan membutakan semuannya.

Kareshi ( utaite x reader ) Gak Jadi Selesai 😂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang