IMAJI, CINTA DAN CAKRAWALA

48 2 0
                                    

Dan lagi, waktu mengundang temaram dipangkuannya, langit mulai melukis corak jingga, gulungan panorama kian terselimuti menyambut kau dan aku yang menjadi kita duduk bersila.

Sebaris cerita tak habis sesaat sebelum malam menyita dan kita hanya bisa meluapkan pada batas kata diantara cita-cita dan cinta.

Aku kira imaji kan membantu menyelesaikannya, namun mungkin ego kita terlalu pandai menjaga logika yang semestinya bisa dilampaui oleh jiwa.

Tapi tunggu, cakrawala juga ikut membantu mengedipkan mata tuk menyambung frekuensi akal yang berkuasa,

Sunyi, senyap, gelap kembali ramai oleh cerita kita tentang perjalanan manusia menuju pencipta, tentang pujangga yang mencari makna.

Merangkai kisah seiring laju usia, menerka abstrak dalam gelombang fana lalu mengingat yang sudah tiada.

Ada hal-hal penting yang sering kali kita lupa sementara hal-hal pemuasan sementara terus kita jaga
Disini perbincangan kita mengurainya, disini kita belajar memahaminya

Dengan legah kita tak mengedepankan kalkulasi setiap hal yang terjadi sebab bagi hidupmu adalah nilai yang tak terhingga juga untuk hidupku yang tak punya angka.

Setiap detik helai nafas itu berhembus akan menjadi prinsip yang diuji integritasnya, setiap gerak tubuh itu berpindah akan menjadi perbuatan yang siap menerima realita

Maka didepan senja kita bersaksi untuk sebuah benang merah prosa yang terlahir atas khayalan mimpi kita,
Maka diatas bentala yang kian tua kita mendaulat menapaki jejak purba yang tercatat dalam sejarah.

Oh, ternyata malam telah sampai, pelupuk langit tak lagi jingga wajah pun terbungkus gelap gulita.

Cukup, cerita kita telah tersimpan untuk sebuah perangai hebat.
Sampai esok kembali berjumpa disatu langka perbuatan nyata.

-ervinpramana.

DERETAN HARU BIRU "Antologi Puisi" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang