Chapter -33- SAD ENDDING

604 31 4
                                    

Author pov

Sebuah mobil BMW Metalik, menderu membelah jalan bay pass Ida Bagus Matra yang cukup lengan malam ini. Melapiaskan kemarahan sang pemilik yang kendaraan mewah ini.

Sundari sang pemilik sekaligus pengendara, menatap tajam jalan raya dihadapannya. Mencengkram stir kemudi dengan penuh kemarahan, melampiaskan sakit hatinya dengan menginjak pedal gas sekuat mungkin. Nasib baik masih berpihak padanya. Untung saja malam ini, jalan yang menghubungkan kota Klungkung, Karangasem, Gianyar dan Denpasar tampak lengang.

"Dia menikah....Mega-ku sudah menikah!" ujarnya terisak. Beberapakali mengerjap, menghapus kabut dimatanya. Air matanya mengalir.

Bayangan wajah bahagia Mega dan Yuki, menghiasi pikirannya. Ya, Sundari datang ke pesta pernikahan itu. Walaupun menjadi tamu yang tidak diundang. Dia tetap menghadiri pesta itu. Menatap dengan benci Yuki yang tertawa bahagia. Menatap rindu pada Mega yang terlihat tampan mala mini.

Merasa marah. Membayangkan jika seharusnya yang berada disana adalah dia. Bukan Yuki. Yang harusnya tertawa dan tersenyum bahagia itu harusnya dia. Yang berada disamping Mega itu harusnya dia. Bukan Yuki.

Sundari melangkah menjauhi pesta itu. Memilih pergi. daripada harus mengucapkan selamat pada Yuki, dia memilih pergi. Dari pada melihat tawa Yuki yang memuakkan dia memilih pergi. Pergi dengan beragam hal yang berkecamuk dihatinya.

Sundari merasa sakit, patah hati, marah dan benci bercampur jadi satu. Semuanya karena pernikahan Yuki dan Mega-nya.

Setelah hari pertengkaran itu. Mega terlihat menghindarinya. Tidak menyapa saat mereka bertemu ataupun bersimpangan jalan. Mega bersikap seakan tidak mengenalnya.

Sakit! Ya hati Sundari terasa sakit. Pria yang dicintainya hingga kesumsum tulangnya. Menganggapnya tidak ada. Melenyapkan ikatan persahabatan yang terjalin semenjak mereka TK.

Sundari menyadari, jika ini kesalahannya. Tahu dengan jelas jika hal dia lakukan pada Yuki sangat jahat. Namun tidak ada kata jahat pada cinta. Semua orang akan melakukan hal yang terbaik demi orang dicintainya. Agar bisa memilikinya. Itulah yang Sundari coba lakukan.

Memiliki Mega. Cinta pertama dan terakhirnya.

Sundari berharap hari itu Yuki mati. Tapi sayang dia bertahan. Sundari bahagia saat Yuki menghilang. Tapi ternyata gadis itu kembali lagi. Dan kini, mereka malah menikah. Menghancuran hati Sundari dengan kebahagiaan mereka.

"Kenapa elo nggak mampus-mampus juga sih, Ki!!!"

***

Sundari tertawa bahagia di ruangannya. Mendengarkan kabar jika Yuki, gadis yang dibencinya seumur hidupnya. Mendadak pingsan di hari pernikahannya. Rubuh dan tak sadarkan diri hingga hari ini. Di hari ketiganya.

Tawanya semakin keras saat mengetahui, semalam Yuki hampir meregang nyawa. Hampir menemui dewa kemtiannya. Tapi rupanya takdir masih ingin mempermainkan Yuki. Dia dibiarkan hidup, untuk kesakitan dan pada akhirnya akan mati.

"Yuki. Yuki. Kenapa lo nggak cepet-cepet mampus sih! Buat apa coba lo bertahan. Yang ada lo hanya menyiksa keluarga lo. Dan Mega milik gue!" Sundari berbicara sendiri di dalam ruang prakteknya. Sesekali tampak melamun, senyum-senyum sendiri dan akhirnya tertawa mengerikan.

Hal yang hanya bisa membuat asistennya menggeleng prihatin. Untunglah hari ini tidak ada pasien untuk Sundari. Bisa-bisa pasien mereka kabur karena ketidak warasan dokter mereka.

"Aku mau keluar. Nanti kalo ada pasien. Kami lempar kedokter lain saja!" perintah Sundari spontan mengagetkan asistennya yang sedari tadi memikirkan ketidakwarasan Sundari.

I Love You DocterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang