Chapter -21- HEART ATTACK

658 36 0
                                    

Author pov

Gadis muda itu tersenyum puas. Memandang gedung tinggi dihadapannya. Bergerak kebagian humas di gedung ini.

"Ada yang bisa saya bantu?" Sapa wanita yang duduk di meja humas itu.

"Saya Galih Sundari, saya diminta kesini, saya dokter yang baru direkrut" katanya dengan percaya diri, wanita yang saat Sundari lirik nametagnya bernama Ayu Wulandari itu tersenyum kemudian mengecek komputernya.

"Silahkan ibu masuk saja, ruangan Bapak ada di lantai 3 gedung ini. Dari lift belok kanan. Terus lurus." Ayu menjelaskan letak ruang pemilik rumah sakit ini.

Sundari tersenyum, mengucapkan terima kasih, kemudian berjalan menuju ruangan yang di maksud. Senyum bangga dan angkuhnya tak pernah hilang dari bibirnya. Bagaimana tidak, akhirnya dia di terima di rumah sakit ini. Setelah lama menantikannya, dia di terima di rumah sakit yang sama dengan pujaan hatinya, Megadhana.

Sengaja Sundari menghilang setelah kejadian Reuni beberapa bulan lalu. Dia merasa kacau mengetahui Yuki, orang yang paling di bencinya karena berani mencintai Megadhana, dan memaksanya menjadi pacarnya, kini mereka malah bertunangan. Dia juga ingin menghindar dari Mega, mempersiapkan cerita versinya, karena dia yakin, Yuki pasti sudah menceritakan semuanya. Dia hanya menunggu waktu yang tepat. Waktu yang tepat untuk merebut kembali, apa yang harusnya jadi miliknya. Mega-nya.

Sekali lagi.

Sekali lagi Sundari akan membuat Yuki menangis, hancur luluh lantah, dan pergi dari Mega-nya. Yuki itu rapuh, Yuki itu mudah dibohongi. Apa sulitnya memisahkan mereka lagi kali ini.

***

Sundari pov

"Hai!!!" sapaku dengan senyum seceria mungkin, tentu saja pria dihadapanku itu kaget. Di tambah lagi ini jam kerjanya, yang untungnya, saat ini pasiennya kosong.

Mati-matian aku berusaha mengendalikan debaran jantungku. Wajah Mega kaku dihadapanku. Tidak suka melihat kedatanganku.

"Hai!" sapaku lagi. Bergerak masuk ke dalam ruangannya, walaupun aku belum diizinkan masuk. Aku duduk, berusaha tersenyum ceria. Rupanya Yuki sudah menceritakan perbuatanku padanya. Awas saja kamu Yuki.

"Mega?" aku memanggil, pria itu bergeming menatapku tajam. Aku ikuti permainannya, menatapnya juga. Kami saling bertatapan, puas aku memandangi wajahnya. Dia terlihat berbeda saat terakhir kami bertemu di masa kuliah kami. Pertemuan kami saat reuni jangan di hitung. Karena saat itu, aku belum puas memandanginya. Semua karena pengganggu itu, Yuki.

"Mau apa kamu?" akhirnya dia bersuara, tapi nadanya terdengar dingin.

"Mega, lo kenapa?" tentu saja aku berpura-pura tidak terjadi apapun. Jika aku menyerah artinya aku mengakui perbuatanku. Tapi itu bukan salahku, itu salah Yuki.

"Jangan pura-pura, aku tahu jika kamu sadar apa yang sudah kamu lakukan padaku!" katanya sengit, tidak ada senyum ramah darinya. Semua karena Yuki.

Setiap masalah yang terjadi padaku dan Mega, semua karena Yuki, saat dia marah padaku, semua karena Yuki, saat senyum itu tidak ada untukku, semua karena Yuki. Aku membenci gadis itu, semua hal yang ada pada gadis itu aku membencinya. Aku benci.

"Apa maksud lo, Ga?"

"Kenapa? Kenapa kamu tega memisahkan aku dengan Yuki, apa tujuanmu mengatakan hal-hal jahat pada Yuki? Kata-katamu di reuni dulu, aku nggak ngerti kamu, bisa-bisanya kamu bilang sama Yuki kalo kita tunangan"

"Maaf yang waktu itu, gue nggak tahu jika kalian tunangan" aku menunduk, berpura-pura bersalah. "gue pikir Yuki datang untuk mengganggu elo lagi."

"Bagaimana bisa kamu berfikir, jika dia akan menggangguku?" bentak Mega padaku, dia tidak pernah membentakku sejak kami kenal, dan kini dia membentakku, karena Yuki.

I Love You DocterWhere stories live. Discover now