..28..

6.1K 410 19
                                    

Hari masih pagi, tapi Lisa sudah rapi dengan pakaian kasual seperti biasa. Lisa bahkan sudah mulai menikmati sarapannya sendiri di dapur. Dia membuat susu dan sandwich untuk menu sarapan pagi ini. Tidak lupa, Lisa juga menyiapkan sarapan untuk eonnie-eonnie nya yang mungkin masih bergelung dengan selimut masing-masing.

Senyuman Lisa tidak pernah pudar dari bangun tidur tadi, entah apa yang membuatnya terlihat sangat bahagia pagi ini.

"Apa itu kau, Lisa?" Lisa membalikkan badannya untuk melihat siapa yang bertanya. Dibelakangnya berdiri seorang gadis yang masih memakai baju tidurnya dengan boneka Pikachu diperlukannya.

"Ne, eonnie sudah bangun?" Gadis yang dipanggil eonnie oleh Lisa itu hanya menatap Lisa bingung, mengabaikan pertanyaan yang Lisa lontarkan. Gadis yang ternyata adalah Jisoo itu memberikan tatapan menyelidik pada Lisa.

Jisoo terus saja menatap Lisa yang sudah berbalik membelakangi nya, menatap sang maknae dengan intens mulai dari ujung kaki hingga ujung rambut tidak dilewatkan oleh penglihatan Jisoo.

Perlahan, Jisoo berjalan mendekat ke arah Lisa, membalik tubuh sang maknae yang menatapnya bingung. Tanpa memperdulikan tatapan bingung Lisa, Jisoo kembali memandangi Lisa dengan sangat intens, dan Lisa mulai merasa risih dengan tatapan tidak biasa yang Jisoo berikan padanya.

Bukannya terjawab, rasa bingung Lisa semakin menjadi kalau telapak tangan Jisoo menyentuh keningnya, seolah sedang memeriksa suhu tubuh Lisa.

"Ada apa dengan eonnie?" Lisa akhirnya mengeluarkan pertanyaan nya, mencoba mencari tahu tentang apa yang membuat Jisoo bertingkah aneh menurutnya. Sementara menurut Jisoo sebaliknya, Lisa yang bertingkah aneh disini.

Lisa menjadi member BLACKPINK yang paling sulit untuk dibangunkan, bahkan Lisa yang sudah Jisoo kenal bertahun-tahun jarang sekali menyiapkan sarapannya sendiri, dan sekarang malah menyiapkan sarapan untuk membernya yang lain. Ini sangat bukan Lisa menurut Jisoo. Dan lagi, Jisoo tahu bahwa Lisa memang tipe gadis yang hyperaktif dan murah senyum, tapi senyuman Lisa pagi ini sangat berbeda dari hari-hari sebelumnya, bahkan senyuman itu seperti enggan untuk pudar, meskipun Lisa memberikan tatapan bingungnya, wajah Lisa masih terlihat berbinar dengan senyuman yang masih mengembang.

"Seharusnya pertanyaan itu untukmu, Lisa. Ada apa denganmu?" Jisoo memegang kedua bahu Lisa, memaksa Lisa untuk menatap tepat pada matanya.

"Kenapa untukku? Dan tidak ada apa-apa denganku," sangkal Lisa tanpa bisa menyembunyikan binar bahagia di matanya, dan bisa ditangkap oleh penglihatan Jisoo meskipun gadis penyuka Pikachu itu masih baru bangun tidur.

"Tentu saja untukmu, kau terus saja tersenyum sedari tadi. Aku tahu tentang sifat murah senyummu itu, tapi senyuman mu kali ini berbeda lisa-ya. Kau tersenyum sangat cerah dipagi-pagi buta seperti ini. Menyiapkan sarapan untuk kami bertiga juga. Kau juga sangat jarang bangun lebih cepat dari yang lainnya, bahkan tanpa ada yang membangunkanmu," ucap Jisoo mengeluarkan seluruh pertanyaan yang terputar di kepalanya sejak melihat Lisa yang berdiri di dapur.

"Ada apa denganmu sebenarnya?" Jisoo mengulang kembali pertanyaan yang belum sempat Lisa jawab.

Bukannya menjawab pertanyaan sang eonnie tertua, Lisa kembali melebarkan senyumnya. Lisa tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya dari siapapun saat ini. Perasaan bahagia Lisa terlalu besar sampai Lisa kewalahan menampungnya sendiri. Hanya dengan melihat senyuman Lisa, Jisoo tahu sesuatu yang sangat bagus dan membahagiakan untuk Lisa terjadi. Dan Jisoo tidak tahu apa itu.

"Bisakah kau hentikan senyuman mu itu? Kau membuatku semakin penasaran dengan tingkahmu, Lisa," keluh Jisoo kesal dengan Lisa yang tidak juga menjawab rasa penasarannya.

"Hehe moodku hanya sedang bagus saja, eonnie," Lisa mencoba meyakinkan Jisoo dengan ucapannya, berharap Jisoo mempercayai nya.

"Kau pikir aku bodoh? Aku mengenalmu bukan hanya satu atau dua bulan saja, Lisa. Aku sudah mengenalmu bertahun-tahun. Dan waktu bertahun-tahun itu sudah cukup untuk membuatku mengenalmu dengan semua sifatmu, Lisa."

Lalisa ManobanWhere stories live. Discover now