..42..

4.1K 200 13
                                    

*Kalo ada tulisan miring, itu antara obrolan telepon sama obrolan dalam bahasa Thailand.

••••••••••


"Lice, ponsel mu berdering," manager Lisa menyerahkan ponsel artis nya pada sang empu.

Setelah menerima ponsel nya, gadis Manoban itu segera menggeser icon berwarna hijau dan menggesernya tanpa melihat terlebih dahulu nama yang tertera pada layar, menempelkan benda pintar itu pada telinga kiri nya.

"Apa yang kau cari, baby?" Belum sempat menyapa, suara dari seberang telepon terdengar, suara seseorang yang sedari tadi di carinya.

"Ah ternyata kau, oppa. Kau dimana sekarang? Aku tidak melihat mu disini," ucap Lisa dengan nada setengah merengek.

"Kau mengangkat telepon tanpa melihat siapa yang menelepon mu, Lisa? Hilangkan kebiasaan seperti itu! Bagaimana jika yang menelepon mu adalah orang jahat!?" Lisa menghela nafas nya mendengar omelan dari salah satu orang tersayang nya itu.

"Hm mianhae. Dan dimana kau sekarang, oppa?"

"Kau tidak bisa diam sedari tadi karena mencari ku ternyata? Kau merindukanku?" Kekehan geli terdengar membuat Lisa mendengus sebal.

"CK, diam lah, oppa! Dimana kau sekarang? Kenapa kau bisa melihat ku sedangkan aku tidak?"

"Aku disini."

"Aku juga disini! dan disini dimana yang kau maksud!?"

"Aku tidak ingin memberitahumu dimana aku," lagi, helaan nafas Lisa keluarkan dengan kasar, mencoba untuk bersabar menghadapi kakak nya yang entah mengapa menjadi sangat menyebalkan saat ini.

"Why, oppa?"

"Jika aku memberitahu mu keberadaan ku, aku yakin kau akan langsung berlari kemari dan membuat semua orang heboh."

"Aku tidak sebodoh itu oppa!" Dengus Lisa kesal. "sekarang beri tahu aku dimana dirimu!" Lanjutnya dengan nada memaksa.

"Baiklah baiklah, kau sangat pemaksa nona. Aku berada beberapa meter di belakang mu."

Mendapatkan jawaban dari pertanyaan nya sedari tadi, Lisa segera memutar kepalanya ke belakang, mencari sosok sang kakak. Dan ya, disana, beberapa meter di belakang nya persis seperti apa yang Yeon Joon bilang, pria itu berdiri di sana, menatap ke arahnya dengan mata menyipit, mungkin pria itu tersenyum di balik masker yang di kenakannya. Tapi, sendiri? Yeon Joon berdiri seorang diri disana, tanpa ayah nya.

"Kau hanya seorang diri disana, oppa?" Lisa kembali fokus pada ponsel nya yang masih terhubung dengan Yeon Joon.

"Tentu saja sendiri, kau ingin aku bersama siapa? Mark?"

"Aniya, maksudku, bukankah appa juga akan pergi bersama kita? Lalu dimana appa? Oh apa ia sedang pergi ke toilet?"

"Ah aku lupa memberi tahu mu, Lisa. Appa tidak bisa berangkat bersama kita, ada urusan mendadak dan tidak bisa di tinggal di kantor, besok appa akan langsung menyusul ke Thailand."

Lisa diam, merasa sedikit sedih dan kecewa. Lisa berharap dapat berkumpul dengan orang-orang tersayang nya nanti, tapi seperti nya harapan itu pupus, ah bukan pupus, hanya tertunda.

"Lisa? Gwenchana?" Yeon Joon kembali bersuara kala tidak kunjung mendengar suara adik nya.

"Hm," hanya balasan singkat yang Lisa berikan.

"Hey kenapa? Kau sedih? Appa bilang ia minta maaf padamu karena tidak bisa berangkat bersama kita, tapi appa janji akan menyusul besok, jadi kau tidak perlu sedih, baby." Tutur Yeon Joon lembut, berusaha membuat Lisa mengerti.

Lalisa Manobanजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें