23.|| Treated

397 33 2
                                    


•○●🌃●○•

Setelah beberapa jam tak sadarkan diri, Alice kemudian akhirnya membuka matanya. Hal yang pertama ia lihat ialah langit-langit atap berwarna putih beserta lampu yang sangat terang sehingga membuat Alice harus kembali menutup matanya agar dapat menyesuaikan diri dengan pencahayaan.

Merasa ia diperhatikan, Alice kembali membuka matanya dan melihat seseorang yang tak asing baginya. Ya, itu adalah Alvaro. Merasa bahwa itu adalah mimpinya, Alice kemudian kembali menutup matanya.

"Kau sudah sadar bukan?" Tanya Alvaro yang tidak digubris oleh Alice.
Alvaro kemudian hanya menghembuskan napas kasar berusaha untuk mengumpulkan serangkaian kata yang akan ia jelaskan pada Alice.

"Kau diculik."

"I-i know it." Jawab Alice gugup.

"Kau tahu siapa mereka?" Tanya Alvaro yang dibalas dengan gelengan kepala oleh Alice.

"T-tidak." Balasnya

Suasana kemudian kembali hening. Hal itu didukung oleh sikap Alvaro yang malas berbicara dan juga Alice yang masih kebingungan dengan situasi yang dihadapinya.

"K-kau menyelamatkanku?" Tanya Alice.

"No." Balas Alvaro singkat.

"Then who-"

Saat Alice hendak bertanya tiba-tiba saja pintu kamar rawat tersebut terbuka dan seseorang hendak masuk. Saat Alice melihat sosok tersebut, maka ia sudah tahu siapa yang menyelamatkannya.

"Akhirnya kau sudah sadar, Renne. Kau tahu tidak seberapa khawatirnya aku." Kata Stephan yang secara tak sengaja keceplosan mengucapkan nama asli Alice.

"Renne?" Tanya Alvaro yang yakin bahwa ia mendengar Stephan memanggil Alice dengan sebutan Renne.

Hal itu tentu saja membuat Alice dan Stephan gugup setengah mati. Rasanya Alice ingin kembali tak sadarkan diri agar ia tak ditanyakan hal yang serupa.

"Itu nama tengahnya." Jawab Stephan sambil tersenyum berusaha meyakinkan Alvaro.

"Kau tahu dari mana?"

"Dia adalah kerabat dekat keluargaku. Mereka sering memanggilnya dengan nama tengahnya." Jelas Stephan.

Alvaro kemudian menatap Stephan sehingga membuat nyali Stephan semakin ciut dan mulai berkeringat dingin. Namun ia tutupi dengan senyumannya.

"Whatever." Kata Alvaro lalu kembali berkutat dengan handphone-nya.

•○●🌃●○•

Baik Stephan maupun Alice akhirnya lega dengan tanggapan Alvaro yang terlihat tidak peduli. Suasana pun kembali hening. Stephan yang biasanya ahli dalam mencerahkan suasana kali ini tak dapat melakukan apa-apa. Alvaro kemudian berdiri dari tempat duduknya, lalu mengambil tas miliknya.

"Aku akan segera pulang. Tugasku sudah selesai." Kata Alvaro, lalu segera keluar dari ruangan tersebut.

"Thanks bro." Teriak Stephan lalu kemudian duduk di tempat yang Alvaro pakai sebelumnya.

Watching Over You Where stories live. Discover now