17.|| Warning

509 36 1
                                    


"Who are they?"

•○●🌃●○•

Setelah kejadian tersebut, Stephan dan Renne akhirnya kembali ke markas. Selama perjalanan, tidak ada yang membuka suara, mungkin karena mereka masih tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Setelah sampai di markas, mereka menjelaskan kejadian dengan sedetail mungkin. Renne juga memberitahu perihal orang yang mencurigakan tersebut lalu memberikan topeng berwarna hitam yang ia temukan sebagai satu-satunya barang bukti.

"Kemungkinan hal itu dilakukan oleh kelompok mafia yang lain. Dilihat dari cara mereka bertarung, mereka bisa dikatakan cukup hebat. Namun sayang sekali lawan yang mereka hadapi adalah kalian." Kata rekan Stephan dan Renne, yaitu Ben.

"Tapi apa alasan mereka tiba-tiba mundur?" Tanya Stephan.

"Sudah jelas bukan, berarti tujuan mereka disana sudah selesai." Jawab Ben yang dibalas anggukan oleh Renne.

"Serahkan saja ini pada bagian penyelidik dan informasi. Mereka sedang berusaha mengidentifikasi mereka sekarang." Lanjut Ben.

"Okay, i think i should go now." Balas Renne.

"Akan kuantar." Tawar Stephan.

"No, thanks. Aku akan pulang sendiri." Kata Renne lalu kemudian pergi meninggalkan Stephan dan Ben.

Renne kemudian keluar dari markas lalu pulang dengan membawa mobil miliknya. Saat ini ia sedang berpikir keras tentang siapa orang itu. Akhirnya, Renne sudah kembali ke rumahnya. Ia kemudian pergi membersihkan badannya, lalu kembali dengan mengenakan piyama miliknya. Ia kemudian merebahkan badannya di kasur, lalu tertidur.

•○●🌃●○•

Keesokan harinya, Renne kemudian kembali mengganti identitasnya menjadi Alice. Setelah bersiap-siap, ia kemudian keluar dari rumah lalu menyalakan motor vespa miliknya lalu mengendarainya menuju ke sekolah.

Sesampainya di sekolah, seperti biasa dia kembali dilirik dengan tatapan yang tidak mengenakan. Dan benar mereka tentu saja masih belum melupakan kejadian yang kemarin.

Sesampainya ia dikelas, Alice kemudian didorong kembali hingga membentur dinding. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Janet. Gadis itu kemudian mulai menyentuh wajah Alice lalu menamparnya dengan sangat kasar hingga muncul tanda merah di pipi Alice.

"Aku sudah memperingatkanmu berkali-kali, namun kau mengabaikannya. Maka ini yang akan kau dapat." Kata Janet.

Ia kemudian menjambak rambut gadis itu. Alice tidak menunjukkan adanya perlawanan, hingga Janet semakin geram lalu menghentakan kepala Alice hingga badannya kembali membentur dinding.

"Hey..hey, stop it. Apa kau tidak menggunakan otakmu? What will you do if something bad happens?" Kata seseorang yang tiba-tiba datang dan menghalangi Alice dari Janet.

"None of your business Anthonio." Balas Janet dengan nada sedikit membentak.

Janet kemudian hendak mendorong Stephan agar ia dapat kembali leluasa menyiksa gadis malang itu. Namun secara tiba-tiba, Stephan dengan gerakan cepat, langsung mendorong balik Janet hingga membentur dinding, lalu mengunci pergerakannya.

Watching Over You Where stories live. Discover now