10.|| Restaurant

689 47 0
                                    


•○●🌃●○•

Setelah Renne mengambil posisi duduk yang nyaman, ia pun didatangi oleh para pelayan yang memberikan menu sambil tersenyum ramah. Rennepun memesan Salmon Scrambled dan milkshake vanilla yang merupakan minuman favoritnya.

Selama menunggu pesanan, ia mengamati Alvaro dan Stephan sedang berbincang. Tentu saja Renne dapat mendengarkan perbincangan tersebut karena Stephan telah memasang microphone kecil di bajunya dan terhubung dengan earphone yang dipakai Renne.

"Thanks for inviting me to dinner. Now, what do you want from me?" Tanya Alvaro.

"hey, take it easy bro. Aku tidak memiliki alasan apapun, aku hanya ingin mengajak sahabatku untuk makan malam." Jelas Stephan sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"you're too suspicious." Balas Alvaro.

"By the way, apa kabar dengan ayahmu?" Tanya Stephan.

"I don't know. Terlalu mencurigakan bukan, mana mungkin secara tiba-tiba dia tidak lagi mengirimkan pengawal-pengawalnya. Hal itu membuatku agak curiga." Kata Alvaro.

"isn't that a good thing for you. finalmente tienes tu libertad."
(*Kau akhirnya mendapat kebebasan)
Balas Stephan.

"Esta libertad que me incomoda."
(Kebebasan inilah yang sangat menggagguku.) Jawab Alvaro.

"Whatever, just enjoy this freedom for-.."

*Dor dor dor..

Secara tiba-tiba muncul suara tembakan yang terdengar cukup kuat sehingga membuat seisi restoran panik. Renne yang mendengar itu hanya menghela napasnya kasar sambil menatap Stephan dengan tajam dan hanya dibalas oleh senyum rasa bersalah oleh pria itu.

Alvaro yang mendengar itu pun tetap tenang dan bertanya pada Stephan yang sedang kebingungan.

"Apa yang terjadi?" Tanya-nya

"Para perampok mungkin." Jawab Stephan santai.

"Kau terlihat begitu tenang." Balas Alvaro.

"We have experienced this too often, so we are used to it." Kata Stephan sambil mulai berdiri

"Now, come help me clean up this mess." Sambung Stephan.

Alvaro yang mendengar itu pun hanya tertawa tipis lalu berkata.

"Ok, aku sudah lama tidak melakukan ini." Kata pria itu sambil menggulung jaket denimnya.

Stephan pun sedikit menunduk lalu meraba badannya. Ia pun menghela napasnya kasar. Ia sama sekali tidak membawa senjata. Stephan pun melihat ke arah para perampok yang sangat menggaggu waktu santainya. Ia kemudiam mengambil vas bunga yang berada di mejanya, lalu melemparkan itu ke arah para perampok sehingga mereka menghindar. Melihat cara mereka menghindar membuat Stephan tergelak.

"Ternyata kalian hanya perampok amatir yah.." Ejek Stephan.

•○●🌃●○•

Sementara Alvaro berlari ke arah kerumunan pengunjung restoran yang sedang berkumpul ke satu titik sambil ketakutan karena terdapat beberapa perampok bersenjata yang sedang mengancam mereka.

Watching Over You Where stories live. Discover now