21.|| Kidnapping(2)

464 32 1
                                    

"Game over."

•○●🌃●○•

Terdengar suara gebrakan pintu secara paksa oleh seseorang. Hal itu tentu membuat gadis yang sedang menyiksa Alice terkejut.

"Apa yang kau lakukan padanya sialan?!" Teriak seseorang yang ternyata adalah dalang dari gebrakan pintu tersebut.

Panik karena sudah tertangkap basah, gadis tersebut kemudian berlari dan memecahkan kaca di sisi lain ruangan lalu kabur lewat situ.

"Urus gadis itu. Sisanya serahkan padaku." Kata seseorang yang baru masuk dari pintu itu, lalu beranjak mengejar orang yang sudah kabur tersebut.

Renne yang melihat kejadian itu tak dapat berkutik. Ia sudah sangat ketakutan saat ini. Tubuhnya sudah tak dapat digerakkan lagi. Badannya sudah dalam posisi meringkuk berusaha untuk menahan rasa sakit yang disebabkan oleh siksaan-siksaan yang ia terima tadi.

Seseorang kemudian mendekat padanya. Alice kemudian mulai menggerakan kakinya, berusaha untuk menjauhi orang tersebut.

"Hey it's me, Stephan." Kata orang tersebut. Dan benar saja, saat Renne menengadah ke atas, siluet orang tersebut memang seperti Stephan, begitu juga dengan suaranya.

"Mengapa sangat lama? Kau tidak tahu betapa aku sangat kesusahan di sini, Huh?" Balas Alice sambil tersenyum miris dan disertai badannya yang masih bergetar hebat.

"Sorry." Jawab Stephan lalu kemudian memeluk tubuh kecil Alice.

Alice yang mendapat perlakuan seperti itu kemudian mulai merasa tenang. Ia kemudian menutup matanya dan tak sadarkan diri.

"Aku kehilangan jejak orang itu." Kata seseorang yang baru saja masuk lewat jendela.

"Kita akan mencarinya nanti." Balas Stephan sambil berangsut berdiri sambil membopong Alice yang sudah tak sadarkan diri.

"Kita harus segera ke rumah sakit." Kata Stephan.

"Let's go." Jawab orang tersebut yang ternyata adalah Alvaro.

•○●🌃●○•

Flashback

"Permainan bagus teman-teman. Good job!!" Kata Stephan saat tim mereka berada di ruang ganti. Keadaan di ruangan saat ini sangat riuh karena semua anggota tim mereka saling memuji dan bercerita tentang pengalaman mereka saat di lapangan tadi.

"Yeah, semua ini tentu saja berkat kerjasama tim kita, dan strategi yang hebat dari seorang Alvaro Mckenzie." Kata Stephan sambil merangkul bahu Alvaro. Seluruh anggota tim tentu saja setuju mengenai itu. Alvaro yang mendapat perlakuan seperti itu hanya menanggapinya dengan tersenyum tipis.

Pada akhirnya, mereka kemudian mendapatkan beberapa pemberitahuan dan ucapan selamat dari berbagai pihak, termasuk kepala sekolah mereka. Sesudah itu, mereka diizinkan pulang.

Alvaro saat ini berjalan menuju parkiran sekolah. Suasana di sana sangat sepi. Saat ia hendak membawa motornya tiba-tiba ia melihat dua orang berbadan besar, yang satunya terlihat sedang membopong seorang gadis yang nampaknya merupakan murid di sekolah ini.

Watching Over You Where stories live. Discover now