50 - Aletta Raffael

9.2K 1.2K 396
                                    

Ugh, aku benci jalan kaki.

Diriku tak henti-henti mengumpat tiap kali melihat Jamie dengan santainya terbang di sebelahku. Bagaimana dengan Terrick? Tentu saja dia ikut berjalan di sebelahku dengan penuh wibawa layaknya butler profesional.

Sebenarnya, kami tidak berjalan dari Neraka ke desa centaur rusa. Kalau itu jadinya, bisa kupastikan kakiku sudah terlepas dari tempatnya saking lelahnya. Kami sempat melalui portal Terrick dan sampai di pantai Suffolk. Dan ya, airnya berwarna merah nyentrik dan seakan memanggilku untuk masuk ke dalamnya. Tapi, mengingat hal yang telah terjadi pada Axxel waktu itu, aku mengurungkan niatku untuk menceburkan diri ke dalam.

Haa... aku saja yang melihat dari layar televisi saja sudah merinding setengah mampus apalagi mereka yang melihat secara langsung.

Baik, kembali ke topik.

Setelah tiba di Pantai Suffolk, Jamie memandu kami ke desa centaur rusa. Meskipun masih kecil, Jamie merupakan penunjuk jalan yang sangat handal. Isi kepalanya seakan tersusun atas informasi jalan yang pernah dilaluinya. Heh, apa yang Terrick lakukan sampai Jamie bisa mempunyai kemampuan sehebat itu? Aku saja masih sering tersasar saat berjalan sendirian di istana.

Jamie pun merendah dan terbang perlahan di sebelahku. "Kakak punya sayap, tapi kenapa kakak berjalan? Tidak terbang saja?" tanyanya.

Ya ampun, aku merasa terhina.

"Tidak tahu, humph!"

"Eh?" Jamie sedikit menjauh, "Maaf, apa kakak marah? Aku tidak bermaksud membuat kakak marah."

Sebuah tangan besar tiba-tiba mendarat di pucuk kepalaku. "Apa Nona ingin tahu kenapa Nona tidak bisa terbang?"

Aku melirik Terrick. Tangannya masih mengusap kepalaku lembut. "Huh? Memangnya ada hal-hal tertentu yang membuatku tidak bisa terbang?"

"Begitulah. Ada beberapa hal yang mungkin saja menjadi penyebab Nona tidak bisa terbang.

Yang pertama, Nona melarikan diri saat sayap Nona belum tumbuh sepenuhnya."

Hm, bisa jadi itu penyebabnya. Mengingat aku berusaha melarikan diri seperti dikejar setanㅡsebenarnya waktu itu aku memang dikejar setanㅡsaat melarikan diri di perayaan ulang tahunku yang kedelapan belas.

"Tetapi, bisa jadi karena sayap Nona tumbuh di tempat yang tidak sewajarnya."

"Tapi Dhemiel bisa terbang dengan normal, tuh, meskipun dia iblis yang tinggal di Surga. Kenapa aku tidak bisa?"

"Hm... kalau itu jadinya, mungkin ada kerusakan di sayap Nona."

"Rusak? Sepertinya tidak mungkin. Lagipula aku tidak pernah terjatuh sampai mematahkan sayapku," lagi-lagi aku membantah.

"Kalau begitu," Terrick mengusap dagunya, "mungkin ada salah satu dari orangtua Nona yang tidak pernah ke bumi. Atau lebih tepatnya, saat lahir, ia tidak dilahirkan di bumi."

"Nah, kalau itu aku juga tidak tahu. 'Kan selama ini aku tinggal di Neraka. Bagaimana, sih."

Terrick terkekeh. "Kalau begitu, tanyakan saja pada teman Nona, bagaimana kondisi 'orangtuanya'."

Apakah teman yang dia maksud Dhemiel?

Jamie tiba-tiba berhenti, membuatku menabrak malaikat mungil itu tanpa sengaja. Sayap kecilnya mengepak perlahan sampai akhirnya berhenti saat bocah itu menginjakkan kaki ke tanah. Dia menoleh dan tersenyum lebar, "Kita sudah sampai."

Aku melihat sekeliling. "Mana desanya? Yang kulihat cuma pohon."

Jamie tertawa kecil mendengar pertanyaanku. "Itu pengaruh dari portalnya, Kak. Kelihatannya memang seperti pohon, tapi itu sebenarnya cuma ilusi."

SEPARATEDWhere stories live. Discover now