43 - Axxel Foxlake

8.9K 1.2K 20
                                    

"Aku memiliki mawar hitam."

Mata kak Etta membesar setelah aku menyelesaikan kalimatku. Aku pun mengambil mawar hitam yang selama ini kusimpan di balik lengan kimonoku.

"Yang ini 'kan?" lanjutku. Aku pun menyodorkan mawar hitam legam itu pada kak Etta.

"... Kenapa?"

"Eh?"

"KENAPA KAU SELAMA INI MEMBAWA BUNGA TERKUTUK ITU?"

Aku langsung bersembunyi di belakang kak Ashy saat kak Etta meneriakiku.

"Aletta, tenanglah." Kak Xander menahan kak Etta, mencoba menenangkannya. Dia pun beralih menatapku.

"Jadi, kau yang bernama Axxel?"

Aku mengangguk. "Iya...."

Kak Xander tersenyum tipis dan mengusap kepalaku lembut. "Bisakah kau menceritakan kenapa kau bisa membawa bunga itu? Dari mana kau mendapatkannya?"

Aku terdiam, kemudian menatap mata kak Xander. "Waktu itu, aku menemukan bunga ini di dekat rumah kak Raqqy karena warnanya cocok untuk vasnya. Tapi, aku tidak tahu kalau bunga ini ternyata adalah monster. Beruntung kak Miel menyelamatkanku.

Aku sempat memetik mawar hitam ini setelah kak Miel mengalahkan monster itu, lalu aku menyembunyikannya di balik lengan kimonoku karena takut dimarahi kak Miel lagi.

Aku sempat lupa kalau aku menyimpan bunga ini, kalau saja kak Etta tidak bertanya," jelasku.

Kak Xander menatap mataku. "Apa kau tahu kalau bunga itu berbahaya?"

Aku menggeleng. "Aku tidak tahu sama sekali."

Kak Xander pun menoleh pada kak Etta. "Lihat? Dia cuma anak kecil yang tidak mengetahui resiko dari perbuatannya." Kak Xander kembali menatapku. "Boleh kulihat bunganya?"

Aku pun menyerahkan bunga itu pada kak Xander. Kak Xander mengamatinya dengan serius, seakan tengah mencari sesuatu.

"Aneh," gumamnya. "Ada tiga kelopak merah pada bunga ini."

"Apa maksudnya?"

"Kalau bunga ini telah memakan korban, maka satu kelopaknya akan berwarna merah.

Tetapi, kelopak merahnya sudah ada tiga. Padahal, Axxel bilang dia yang memetiknya langsung dari monster, sementara dia belum menjadi korban dari bunga ini."

Aku langsung terdiam mendengar penjelasan kak Xander.

"A-akuㅡ"

"Aku tahu."

Ucapanku dipotong oleh suara kak Kyla yang berada di bibir pintu. Dia berjalan mendekati kami. Di bawah sinar matahari, dapat terlihat jelas bahwa rambutnya telah menggelap, tidak seperti warna rambutnya saat pertama kali kulihat.

"Aku tahu kenapa mawar hitam itu memiliki tiga kelopak merah," kata kak Kyla.

"Axxel telah mati tiga kali, yang artinya, aku telah mengorbankan nyawaku tiga kali untuk menyelamatkan Axxel."

Aku benar-benar merasa bersalah sekarang.

Kak Kyla pun mengambil mawar hitam itu dari tangan kak Xander. "Bau ini... aku mengenalinya," gumam kak Kyla, sebelum air matanya mengalir dengan deras.

"Kyla? Kau kenapa?" kak Syra langsung menghampiri kak Kyla yang menangis.

Kak Kyla menghapus air matanya. "Bukan apa-apa," kata kak Kyla yang masih sesengukan

Kak Syra langsung memeluk kak Kyla. "Kalau kau butuh teman bicara, aku siap mendengarkanmu."

Kak Kyla hanya menjawab dengan anggukan kecil. Dia pun kembali menyerahkan mawar hitam itu padaku sebelum meringkuk dan kembali menangis.

SEPARATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang