31 - Chatleen Lilac Lourra

10.5K 1.4K 11
                                    

Erangan kecil keluar dari mulutku. Dengan kepala yang masih terasa berat, aku mengubah posisiku menjadi duduk. Setelah merasa sedikit lebih baik, aku pun melihat sekitar.

Ah, ternyata yang kemarin itu bukan mimpi.

Aku masih berada di rumah yang Iroha tunjukkan padaku.

Matahari belum menampakkan dirinya. Yang lain juga masih tertidur nyenyak. Aku memijit pelipisku, rasa sakit kemarin masih dapat kuingat dengan jelas. Tenggorokanku juga masih sakit karena menjerit.

Setelah semua rasa sakit yang kualami kemarin, kurasa tidak ada salahnya kalau aku melarikan diri dari sini.

"Kau sudah bangun?" Aku tersentak dan menoleh, menemukan seorang laki-laki berambut putih dan bertelinga hewan. Dia meneguk minumannya dan berjalan ke arahku.

Aish, gagal sudah rencanaku.

"Mau makan sesuatu? Kau pingsan dan belum makan apapun kemarin," tawarnya. "Kurasa masih ada kue untukmu. Sebentar biar kuambilkan."

"Tidak perlu. Aku bisa sendiri," balasku. Aku pun menendang selimut yang membalut tubuhku dan bangkit perlahan.

Dengan sigap, laki-laki itu menopang tubuhku yang masih lemas dan membawaku ke meja makan. Aduh, aku lupa namanya siapa.

"Pagi, Lilac," sapa Iroha yang melompat naik ke meja makan.

"Pagi," aku pun mengelus kepala kucingku itu. Tak lama kemudian, Yuki berlari masuk dan menerjang laki-laki itu hingga jatuh tersungkur.

Anjing memang menyeramkan.

"Yuki, ukh ... Yuki, cepat turun dari tubuhku," perintah laki-laki itu.

Aku berusaha menahan tawaku saat melihat Yuki dengan wajah tak berdosa malah menarik hoodie laki-laki itu.

"YUKIㅡ Demi Tuhan ...."

"Psst, Iroha, aku lupa nama dia siapa," bisikku. "Bisa kau beri tau namanya?"

"Hm? Ah, dia Ares."

"Baik, terima kasih."

Aku pun duduk di salah satu kursi yang tersedia, sesekali aku tertawa kecil melihat Ares dianiaya oleh anjingnya sendiri. Iroha ada dipangkuanku, mendengkur saat jari-jemariku mengelus kepalanya.

"Huft ... akhirnya aku bebas," gumam Ares saat dia berhasil bangkit. Dia membuka kulkas dan memberikan kotak berisi kue red velvet.

"Itu untukmu," ucapnya sebelum membuka laci yang letaknya tepat di atas kompor dan mengambil makanan anjing.

"Aku ada di halaman belakang. Ada susu di kulkas. Kalau mau teh, bahan-bahannya ada di laci itu," lanjutnya dan menunjuk laci-laci di atas kompor. Dia pun pergi ke halaman bersama Yuki.

Aku menatap laci yang Ares maksud.

Bagaimana cara aku mengambilnya sementara aku sependek ini?

"Hm? Lilac?" Aku menoleh saat seseorang memanggil namaku. "Kau sudah bangun?" lanjutnya. Dia laki-laki berambut hitam dengan wajah yang sangat mirip dengan Ares.

Bagus, aku lagi-lagi tidak tahu siapa namanya.

Lagipula, salahkan mereka yang tidak memperkenalkan diri terlebih dahulu.

"Ah, sebelumnya maaf aku tidak memperkenalkan diriku terlebih dahulu," laki-laki itu mengulurkan tangannya. "Aku Harlert Crimson, si bungsu dari si kembar tiga."

Aku menyambut tangannya. "Chatleen Lilac Lourra," balasku.

"Kau mau teh?"

Hm, kesempatan. "Boleh. Kalau ada, bisakah kau tambahkan perasan lemon ke dalam tehnya?"

SEPARATEDWhere stories live. Discover now