TFH | 29.MENUJU PERLAHAN

55 11 7
                                    

Rex Orange County-Best Friend

👣

Ayya berjalan santai menuju kelas. Hari ini semangatnya kembali penuh setelah mendapat pesan dari Vyan di subuh hari.

Vyan memberitahunya bahwa mulai hari ini ia tak akan terlalu sibuk lagi. Ia hanya akan ke kampus, tidak ada kegiatan lain. Dan itu artinya Ayya bisa bermain seperti biasanya dengan orang itu.

Apalagi Vyan berjanji akan menjemputnya nanti siang. Lalu mereka juga berencana untuk jalan-jalan dan datang ke pertunjukan yang ada di taman. Atau bahkan kalau masih ada waktu sebelum malam, mereka akan ke bioskop.

Ah, Ayya terus saja senyum-senyum sendiri mengingat rencana itu. Ayya sudah sangat tidak sabar melepas rindu pada orang itu.

Ayya akan selalu mengembangkan senyumnya pagi ini. Pada siapapun.

Tapi tiba-tiba langkah Ayya terhenti paksa karna ada yang menghalanginya dari depan. Dua bungkus keripik singkong pedas tiba-tiba muncul terulur dari tangan seseorang.

Ayya menatapnya heran kemudian beralih melihat tangan siapa itu. Ternyata Darel.

"Oleh-oleh buat lo, dari nenek yang baru pulang dari Sumatera," ucap orang itu.

Perlahan tangan Ayya bergerak menerimanya dengan kaku. "Terimakasih,"

Darel mengangguk dengan senyum simpul. Ayya tak tau harus mengatakan apalagi, ia hanya bisa menggigit bibir bawahnya sedikit gugup.

"Mm, salam untuk nenek," ucap Ayya lagi.

"Iya, nanti gue sampaikan. Dimakan, ya. Masih suka, kan?"

Ayya melirik lagi barang yang ada di tangannya. Siapa yang tidak tergiur dengan cemilan pedas ini. Apalagi Ayya yang memang fans fanatik singkong.

"Masih," jawab Ayya dengan terkekeh.

"Baguslah. Oke, gue duluan," pamit Darel. Tanpa persetujuan Ayya ia pergi.

Ayya hanya bisa menatap barang yang ada di tangannya bingung. Haruskah Ayya melakukan penelitian kenapa Darel bisa seperti sekarang setelah semuanya? Haruskah Ayya meminta bantuan pada intel untuk menyelidikinya?

TRES FLAVORS HUMAN [Selesai]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें