TFH | 13.FAREWELL PARTY

89 30 33
                                    

"Kehilangan, salah satu bagian dari daur hidup manusia setelah di titik pertemuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kehilangan, salah satu bagian dari daur hidup manusia setelah di titik pertemuan."

👣

Semua orang tengah sibuk dengan bidang kepanitiaannya masing-masing. Beberapa dari mereka ada yang mondar-mandir mengangkut kotak berisi cemilan. Ada juga yang menyusun kursi-kursi tamu undangan. Soundsystem pun sudah bersuara sesekali untuk mengecek kesiapannya.

Sementara cowok berjas navy dengan dalaman kemeja putih dan pita kupu-kupu hitam di kerah bajunya itu hanya berduduk santai saja di kursinya. Di acara kali ini, ia tak sesibuk acara-acara sebelumnya. Ia sudah bebas dari tanggung jawab kesiapan dan kelancaran acara. Ia sudah tak lagi memikirkan sebuah kata sambutan yang mengarah wajib padanya.

Vyan duduk sembari menunggu sendok makan menghampiri mulut. Tak ada menu sarapan sekelas sandwich atau roti selai coklat seperti orang-orang. Karna ia lebih suka dengan nasi putih, telor mata sapi yang kuningnya tidak matang, sedikit kecap manis, dan beberapa potongan dadu keju. Itu saja sudah bisa membuat Vyan makan dengan amat lahapnya. Ia memang sudah terbiasa sarapan dengan konsumsi berat.

Sesekali ia tersenyum pada orang yang sudah mau meluangkan waktu untuk menyuapinya itu. Gadis dengan poni mungil, siapa lagi kalau bukan Ayyana. Mengingat rencana tadi malam, Vyan sudah benar-benar tidak sabar menunggu moment spesial yang ia rencanakan dan akan terjadi hari ini juga.

"Kayaknya lebih baik lo tembak secepatnya deh, Yan." ucap Gilang dengan nada yang menimbang-nimbang.

"Dia pasti lagi terluka banget karna hubungan baru Darel si Yelisha itu." tambah Galang memberi landasan permasalahan yang Cukup akurat.

"Lo bisa jadi obat, Yan. Gak apa-apalah awalnya jadi pelampiasan dulu. Lama-lama juga dia bakal sayang. Percaya sama gue!" hasut Gilang tajam.

"Dari pada diambil orang?"

Vyan tak bergeming. Ia sibuk dengan pikirannya. Sesekali ia menatap si kembar itu dengan serius berusaha mencari keyakinan dari wajah dua manusia yang sebenarnya tak dapat dipercaya itu. Tapi kali ini mereka memang sedikit ada benarnya. Tak salah untuk mencoba mengungkapkan semuanya. Seperti kata banyak orang, sebelum terlambat.

Vyan duduk dengan dagu yang tak berhenti terangkat untuk menyombongkan wajah tampannya. Percaya dirinya bertambah karna sepatu kasual bermerk Oxford yang ia kenakan.

Namun berkali-kali Ayya berdecak. Ayya sudah tidak berselera lagi melihat penampilan tampan orang itu. Sebab ia sudah lelah untuk takjub dari tadi malam. Karna sebenarnya, Ayya lah yang menjadi stylist-nya.

TRES FLAVORS HUMAN [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang