TFH | 19.AKHIR DUA CERITA

58 15 39
                                    

Maaf-Walag

👣

"Terus anaknya? Anaknya sempat kabur?" tanya Fira serius. Matanya sudah membesar dari tadi karna terkejut bukan main mendengar berita hangat yang Steffi bawa.

"Gak sempat kabur, udah di hadang sama emak-emak di depan gerbang. Bukan cuman pakai senjata alat dapur, ada juga yang pakai bantal, guling, sama sarung. Ngakak banget gue," kekehnya.

"Emak-emak emang super banget," takjub Fira. "Tadi pagi juga Bang Amal hampir digorok Ibu pakai pisau dapur!"

"Seriusan?" kaget Steffi dengan mata yang membelalak sempurna.

"Iya, tapi pisau dapur yang mainan. Yang dari plastik itu." jawab Fira santai sembari mencocol keripik kentang itu ke saos lalu melahapnya.

Steffi berdecak. Ia merutuki dirinya sendiri mengapa ia bisa memiliki teman seperti ini.

"Jadi kapan kalian menyudahi semua gosip itu dan mulai kerja?" tanya Ica dengan wajah datar. Tanpa melihat lawan bicaranya, ia fokus pada layar laptop.

"Bukannya itu si Ayya lagi nyari, ya?" tanya Steffi.

Ia melirik pada Ayya yang sepertinya sedang berusaha keras. Ia terus membolak-balik lembaran buku yang ada di depannya. Ia juga menggeser-geser layar ponselnya, mungkin Ayya berusaha mencarinya di internet.

Siang ini mereka sedang free. Tidak ada guru yang masuk ke kelas. Tapi mereka diminta untuk melakukan tugas berkelompok dan membuat makalah. Dengan anggota yang dipilih sesuai kemauan sendiri. Untung saja kebetulan Fira membawa laptop hari ini, katanya ia akan mengajari adik kelas sepuluh untuk menggunakan aplikasi edit mengedit.

Jadi di sinilah mereka. Di tempat yang tinggi, rooftop. Karna sekarang jam masuk, tempat itu sepi. Tapi kalau sudah jam istirahat, tempat itu akan ramai.

Bukkk...

Gebukan meja kayu itu membuat Steffi dan Fira terlonjak kaget. Mereka langsung saja menoleh pada sang penggebuk meja itu. Sementara Ica, ia hanya berdecak. Ica tau apa masalah orang yang sedang frustasi itu.

"Gue gak bisa fokus!" lirih Ayya sambil mengacak-acak rambutnya dengan kasar.

Steffi dan Fira saling memandang dengan raut wajah bertanya. Mereka sungguh tak tau apa masalah Ayya.

"Gue gak mood!"

"Lo harus sadar kalau lo itu udah kehilangan dan patah hati," sahut Ica dengan tenang.

"Kehilangan?" tanya Fira singkat.

"Patah hati?" sambung Steffi lagi.

"Ayya kehilangan siapa? Patah hati kenapa?" tanya Fira lagi meminta penjelasan. Ia menuju pada Ica dan mengguncang tubuh orang itu. "Hah? Ayya kenapa?"

"Ditinggal Vyan," jawab Ica apa adanya. Tentu saja ia langsung mendapat lirikan tajam dari Ayya.

"Hah? Kak Vyan kemana? Kuliah ke luar negri? Bukannya dia-"

TRES FLAVORS HUMAN [Selesai]Where stories live. Discover now