TFH | 23.UNTUK PERTAMA KALINYA SETELAH SEMUANYA

69 15 37
                                    

👣

"Kalian tau gak kenapa gue selalu semangat nungguin jam istirahat?" tanya Gilang dengan nada serius.

"Karna lo lapar dan pengen cepat-cepat ke kantin,"

Gilang menggeleng.

"Karna lo haus,"

"Karna lo bosan di kelas,"

"No, no, no!" tukas Gilang dengan gelengan kuat.

"Terus karna apa?" tanya cewek itu dengan manja.

"Karna gue selalu kangen kalian," jawab Gilang dengan cool-nya.

"Emmm..." sahut gemas para cewek-cewek itu.

"Pulang sana," usir ramah Gilang pada cewek-cewek itu.

Semua dari mereka menurut saja. Mereka yang berjumlah hampir sepuluh orang itu langsung membubarkan diri. Meninggalkan Gilang, Bima, Ayya, Ica, Steffi, dan Fira yang masih menyantap makanan di meja kantin.

"Gilang, lo kok jadi gombal kayak Galang begini?" tanya Steffi serius pada orang itu.

"Steffi, kan Gilang emang buaya dari dulu tau," bisik Fira pada Steffi.

"Terus aja terus! Gue gak pernah bener di mata lo, Ra," sahut Gilang dengan sedikit kesal. Ia memang tau betul Fira sedang membicarakan yang tidak-tidak tentang dirinya. Cewek itu memang benar-benar tidak suka padanya.

"Emang! Gilang itu kayak jawaban soal kuisnya Fira!"

Semua orang yang mendengar itu menatap Fira dengan wajah bertanya dan penasaran.

"Salah semua dan salah terus!" jawab Fira dengan bersungut pada Gilang.

"Kenapa gak jawaban dari semua doa lo aja?" tanya Gilang dengan menggoda.

"Belum," jawab Fira santai seakan tak ada beban.

"Uwwu banget, belum ya?" Gilang tak dapat menyembunyikan blushing-nya.

"Iya, soalnya doa Fira itu Gilang hilang di telan monster kayu. Tapi gak tau kenapa sekarang belum hilang juga dari depan Fira!"

Gilang hanya bisa memanyunkan bibirnya. Sementara teman-temannya tertawa gelak. Memang cewek polos nan pecicilan ini sulit untuk ditaklukkan. Padahal jelas-jelas Galang lebih buaya dari pada Gilang.

Entah kenapa Fira lebih percaya pada Galang. Bahkan saat Gilang semakin menyakinkan Fira, semakin cewek itu membencinya.

Beginilah isi jam istirahat Ayya. Sedikit hambar. Memang sepertinya kurang lengkap kalau tak ada Vyan dan Galang. Adik dari Gilang itu sekarang tengah sibuk, sama seperti Vyan.

"Ayya," panggil seseorang dari kanan Ayya. Nori, ia tengah kerepotan membawa tumpukan buku yang tingginya lebih dari enam puluh sentimeter.

"Kenapa?" tanya Ayya sembari menghampiri orang itu. Ayya mencoba membantunya dan mengambil separuh dari buku itu.

"Makasih," ucapnya setelah sedikit lega. "Bu Mirna nungguin lo di ruangannya."

TRES FLAVORS HUMAN [Selesai]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt