TKN : 45

97 12 0
                                    

Jam 8 pagi.

Aku sudah menyiapkan panah yang akan ku bawa bersamaku untuk mencari jasad Nana.

"Kamu siap Nana?" Tanyaku

"Aku siap ryena, aku sia mengetahui semuanya"

"Baiklah ayo kita keluar kak Andra sudah menunggu di luar"

Aku pun keluar dari kamar ku dan menemui kak Andra yang sudah datang dengan pakaian hitam dan membawa sebuah ransel berlambang exorcist.

"Hy Nana, bagaimana perasaan mu?"

"Aku gugup kak"

"Tenang saja pasti akan ada jalan keluar di setiap masalah"

Nana mengangguk.

Mama dan papa menemui kami.

"Kalian benar benar akan pergi?"

"Iya ma"

"Nak Andra, mama minta tolong padamu jaga ryena baik baik, dia anak yang sangat keras kepala"

"Iya Bu, saya akan menjaga ryena sekuat yang saya bisa"

"Terima kasih nak Andra"

"Baiklah, ayo kita pergi sekarang, ma pa ryena pergi dulu ya"

"Hati hati nak"

"Iya ma"

Kami pun masuk ke mobil kak Andra
Denah kecepatan sedang alami masih sempat bersenda gurau.
Perjalanan ini memakan waktu sekitar dua jam.

Kami sampai di rumah Nana.

"Selamat pagi" sapa ku

"Selamat pagi juga ryena" kata ibu Nana menyambut kami

"Bu saya datang bersama kak Andra uang akan membantu kita menemukan Nana"

"Saya kalandra Bu" Kata kak Andra sambil berjabat tangan dengan ibunya Nana

"Saya ibunya Nana"

"Tapi ryena kamu masih terluka, bahkan perban itu masih ada darah segarnya"

"Saya sudah tidak apa apa Bu"

'kamu yakin?"

"Iya Bu"

"Ryena ibu masih penasaran dengan apa yang kamu katakan di telpon kemarin"

"Maaf Bu sebelum nya, saya akan menceritakan yang sebenarnya walaupun ini akan sangat sulit ibu percaya"

"Apa itu, saya akan coba mendengarkan nya"

"Bu, saya sebenarnya bukan temannya Nana saat Nana belum menghilang"

"Lalu darimana kamu tau Nana?"

"Saya bohong mengenai mimpi tentang hutan itu, saya bisa melihat sesuatu yang tak bisa di lihat orang lain, saya bertemu Nana belum lama ini"

"Maksudmu kamu bertemu Nana di mana?"

"Dengarkan dulu Bu, saya bertemu Nana setelah Nana menghilang namun bukan dalam wujud manusia"

"Apa?! Apa maksudmu?"

"Nana menghilang selamanya dari dunia ini, namun arwahnya masih ada di sini Bu, saat ini saya sedang mencari tahu apa yang sudah terjadi pada Nana yang mengakibatkan Nana pergi selamanya dari sisi keluarga"

"Maksudnya nana meninggal? Itu gak mungkin!"

"Saya berusaha jujur Bu, tapi kita belum bisa memastikan Nana meninggal karena tubuhnya belum di temukan bisa saja Nana dalam keadaan mati suri atau koma"

"Tapi ... Apa yang sudah terjadi padanya"

"Saya juga belum tahu, Nana kehilangan semua ingatannya namun beberapa hari ini dia bisa mengingat kejadian sebelum ia meninggal"

"Bagaimana saya bisa percaya padamu, dan bagaimana caramu menemukan jam tangan Nana"

"Nana memberitahu saya kalau dia mengingat hutan graillys tepat setelah ia meninggal sehingga kami mencari suatu petunjuk atas dasar ingatan Nana dan hanya menemukan sebuah jam tangan itu, dan cara membuktikan kalau Nana benar benar ada di sisi saya saat ini adalah"

Aku mengambil sebuah pisau cutter di dalam ransel ku.
Ku gores pada telapak tanganku
Darah mengucur deras dari telapak tangan ku karena luka yang ku buat cukup dalam.

"Ryena apa yang kamu lakukan!" Tanya Nana panik

"Tenang lah Nana"

"Kamu bisa memakai daraku saja ryena, kamu masih belum sembuh" ucap kak Andra khawatir

"Kak Andra aku sudah cukup baik untuk saat ini"

"Minumlah ini Nana" pintaku
Namun Nana menggeleng

"Cepat minum lah dan tunjukkan dirimu pada ibumu"

Nana mengangguk dan segera meminum habis darah yang berada di telapak tangan ku.

"Apa yang kamu laku.." tanya ibu Nana namun belum sempat menyelesaikan pertanyaannya.

Tubuh Nana mulai terlihat oleh Manusia.
Semakin lama tubuhnya benar benar nampak di hadapan ibunya.

"Nana..?" Ucap ibunya yang tanpa di sadari air matanya terjatuh.

"Ibu..." Nana segera memeluk ibunya

"Ini benar benar kamu?"

"Ini aku Bu, maaf kan aku selama ini menyusahkan ibu danembuat ibu khawatir, aku ingin ibu berhenti mengkhawatirkan ku, karena aku sudah meninggal Bu"

"Gak mungkin, kamu gak mungkin meninggal nak, ibu sayang kamu tolong jangan pergi dari sisi ibu"

"Tapi ini sudah takdir Nana Bu"

Ibu Nana sama sekali gak mau melepaskan Nana dari pelukannya

"Maafkan ibu yang tak mengerti kamu dan tetap memaksakan kehendak ibu untuk menikah lagi"

"Aku gak apa apa Bu, aku sudah merelakan ibu bisa bahagia dengan ayah baru ku"

"Apa yang sudah terjadi padamu?"

"Aku tak tahu Bu, aku akan mencari tahu hari ini"

Nana melepaskan pelukannya.

Ibunya mengelus pipi Nana.

"Ibu belum percaya kamu benar benar meninggalkan ibu"

"Aku juga, tapi takdir ini tak bisa kuhindari"

Ibu Nana masih menangis

"Bu, bolehkan aku minta permintaan terakhir ku pada ibu"

"Apa itu nak?"

"Berhentilah menangis, aku gak suka melihat ibu menangis gara gara aku, aku minta ibu jangan bersedih kalau aku pergi aku akan selalu bersama ibu di mana pun aku, aku akan tenang jika ibu tak sedih lagi, ikhlaskan aku ya Bu, lupakan aku dan cari kebahagiaan baru jangan sampai ibu bersedih terus karena aku"

"Tapi bagaimana caranya nak, ibu ini hanya manusia biasa yang sedih jika kehilangan sesuatu yang sangat di sayangi nya tapi jika itu permintaan terakhir kamu, ibu akan coba untuk memenuhinya"

"Terima kasih Bu, jangan menangis lagi ya" ucap nana mengusap air mata ibunya

"Ibu sayang kamu Nana"

Ryena [Completed]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora