TKN : 32

103 11 0
                                    

"baiklah saya pamit dulu pak Bu" kata kalandra dan segera pulang .

Sedangkan Nana menembus dinding ke kamar ICU dan segera menemani ryena

Tubuh ryena masih terpasang mesin penopang kehidupan nya.

Nana kembali menangis karena tak tega melihat tubuh ryena yang terbalut perban dan kini hanya bergantung pada mesin mesin ini.

Nana memegang tangan ryena yang dingin.

"Maaf kan aku ryena, ini semua gara gara aku, seharusnya kamu gak perlu seperti ini hanya karena aku"

"Ini salahku, kenapa ryena kamu sebegitu keras ingin menyelamatkan aku"

"Aku sungguh sayang kamu ryena" air mata Nana menetes hingga membasahi tangan ryena.

Nana masih tak bosan memegang tangan ryena dan berdoa pada yang maha kuasa untuk menyembuhkan ryena.

3 jam kemudian

Nana masih memegang tangan ryena, ia sama sekali tak berpindah posisi walaupun beberapa orang dokter mengecek keadaan ryena.

"Luar biasa tanda vital nya sudah membaik dengan sangat cepat" kata seorang dokter yang memeriksa kondisi ryena

"Kejadian ini pertama kali saya temukan setelah 6 tahun menjadi dokter" kata dokter lainnya.

"Memang pasien ini sungguh di luar biasa"

Nana yang mendengar percakapan para dokter merasa sangat senang

"Ryena terima kasih kamu sudah berjuang"

"Aku senang kamu semakin membaik"

Darah merembes dari perban di kepala ryena

Suasana ruangan menjadi suram.

Ada apa ini? Batin Nana

Seorang wanita dengan mengenakan pakaian pengantin muncul dari pojok ruangan.

"Mau apa kamu?" Tanya Nana sedikit waspada

"Darah, segar.. aku mau!" Katanya

"Jangan dekati dia!" Teriak Nana

Sepertinya ini karena darah yang merembes dari perban nya ryena

"Aku harus segera memakaikan kalung itu pada ryena agar ia terhindar dari nafsu jahat para arwah" batin Nana.

Nana segera mencari letak kalung itu, kalung itu kini berada di atas meja mungkin karena operasi yang ryena lakukan tadi makanya kalung itu di lepas oleh para dokter.

Nana bermaksud mengambil nya
Namun tubuh Nana terpental kebelakang.

Ternyata kalung itu tak bisa di pegang oleh Nana, walaupun kalung itu sudah di selaraskan dengan nya.

"Aku harus bagaimana! Kalung itu menolak untuk ku pegang!" Nana mulai panik.

"Ah iya, liontin kak Andra" Nana baru teringat liontin yang kalandra berikan padanya
Ia pun memencet liontin berwarna hijau itu berkali kali
"Kak Andra, aku mohon datang lah, kami butuh bantuan darah ryena mengundang arwah jahat sedangkan kalung itu tak ada di tubuh ryena Adan aku tak bisa memegang kalung itu untuk mengusir arwah jahatnya"

Semoga pesanku tersampaikan batin Nana.

***

Kalandra yang memang merasakan ada hal but j yang akan terjadi pada ryena sudah dalam perjalanan menuju rumah sakit dengan sedan biru miliknya.

Ketika sedang fokus menyetir

"Kak andra..." Suara Nana terdengar

Kalandra segera menepikan mobilnya di pinggir jalan.

Ia pun memejamkan mata dan menenangkan dirinya untuk menerima pesan dari nana.

"Kak Andra, aku mohon datang lah, kami butuh bantuan darah ryena mengundang arwah jahat sedangkan kalung itu tak ada di tubuh ryena Adan aku tak bisa memegang kalung itu untuk mengusir arwah jahatnya"

Kalandra segera membuka matanya

"Aku harus segera ke rumah sakit sekarang!" Kata kalandra dan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi.



Ryena [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang