TKN : 13

116 13 0
                                    

Kami sampai di rumah namun Nana masih terlihat melamun. Ku pikir ia masih terpikirkan tentang hutan itu.
Aku tak sabar ingin mengunjungi hutan itu lagi.

Malam tiba dan aku berusaha keras untuk belajar agar nilaiku nanti tak memalukan.

***

Ulangan hari ini selesai.

"Huuff... Tak sia sia aku belajar hingga larut malam" kataku

"Hai ryena...! Bagaimana hasilnya?" Kata Nana muncul dari dinding

"Bagus, hampir semua soal bisa ku jawab"

"Baguslah..."

"Eh.. lihat tuh ryena gila lagi masa ngomong sendiri" kata gadis berambut sebahu bernama Vina

"Gila kok sekolah disini.. pergi aja sana ke rumah sakit jiwa.."ucap Caca.

"Jangan Deket Deket dia ntr kamu ikutan gila ngomong sendiri!" Kata Vina

"Ryena jangan dengarkan mereka" ucap nana yang melihatku sedih

"Ayo kita pergi dari sini" lanjut Nana dan membawaku pergi dari sekolahan yang menganggap ku sebagai siswi gila .

"Kamu gak apa apa?"

" Aku gak apa apa Nana, aku udah biasa dengar kata kata itu"

"Kita pulang saja kalau gitu buat dirimu tenang"

"Iya, kita juga harus ke hutan itu" kataku mulai bersemangat.

"Kamu yakin gak lelah?"

"Gak, aku gak sabar ingin melihat isi hutan itu"..

"Aku tak bisa mencegah mu"

"Baiklah ayo pergi....."

Aku segera pulang dan pergi lagi setelah makan dan berganti pakaian.

Ake kembali mengemudikan mobil ku ke arah hutan itu.
Setengah jam kemudian kami sampai di tempat saat Nana mulai mengingat sesuatu kemarin.

Aku pun memarkir kan mobil di pinggir jalan.

Saat pertama aku menginjakkan kakiku di tanah hutan ini terasa perasaan yang tidak biasa. Seperti banyak sekali bahaya jika aku pergi ke dalam sana.

"Nana kamu siap?" Tanyaku

Nana terdiam

"Nana?"

"Ryena mengapa tempat ini terasa begitu menyedihkan bagiku"

"Mungkin aura di sini memancarkan kesedihan di lihat dari beberapa arwah yang kita temui di jalan tadi"

"Lalu mengapa tempat ini jarang di lewati?"

"Akan aku ceritakan sambil berjalan ke dalam hutan ini"

"Baiklah"

Aku pun mengambil tas yang berisi senter hp diary Nana dan tentunya jimatku.

"Cepat pasang kalung itu ryena, aku takut sesuatu yang jahat mengincar mu"

"Oke" aku pun memakai kalung itu.

"Ayo berangkat"

Aku bersama Nana berjalan ke dalam hutan yang rimbun walau ini siang terik namun sinar matahari hampir tak menyentuh tanah di sini.

"Sejuk sekali disini"

"Iya, padahal ini tepat yang indah sekali tapi tertutupi aura kelam" kataku

"Ceritakan mengapa tempat ini sepi ryena?"

"Sejak peresmian pembangunan aspal yang melewati hutan ini banyak hal aneh terjadi, mulai dari para pekerja yang terus mendapat gangguan saat membangun aspal ini"

"Gangguan seperti apa?"

"Suara teriakan, tangisan, ancaman bahwa mereka akan di bunuh jika terus melakukan pembangunan aspal ini, sehingga akhirnya ada beberapa pekerja yang tewas di tempat ini dengan berbagai cara ada yang kerasukan dan berlari menuju jurang di samping hutan ini dan tewas setelah terjun ke jurang itu, ada juga tertimpa pohon tanpa sebab dan ada juga yang meninggal akibat terlindas truk pengangkut bahan pembangunan para pekerja ketakutan hingga semuanya mengundurkan diri. Namun pemerintah tak mempercayai cerita para pekerja sehingga mencari pekerja baru dalam jumlah besar untuk segera menyelesaikan pembangunan aspal ini"

"Apa sebabnya penghuni hutan ini marah dan membunuh para pekerja?"

"Banyak yang menyebutkan kalau penghuni hutan ini marah karena mengganggu kenyamanan penghuni di sini dan merusak rumah mereka dengan menebang pohon dan membuang sampah sembarangan. Dan penghuni juga marah kepada para pekerja karena tak menjaga sopan santun dengan buang air sembarangan dan berkata kotor"

Ryena [Completed]Место, где живут истории. Откройте их для себя