54 | 4(Z - 1)0 (K - 1)4(E - 1)14(0 - 1)

305 45 0
                                    

Minta alamat sini! Mau gue kirim santet ke rumah lo.

***

"Paiya menaklukkan hati cowok tuh lebih susah daripada menaklukkan hati cewek?" tanya Melody sambil terus berjalan di koridor bersama Daffi.

"Iya kali," sahut Daffi tak peduli. Melody seketika memberengut kesal. Otaknya terus berjalan mencari ide-ide lain untuk mencuri hati seorang Daffi Fernando.

"Paiya mbah gugel bisa menangani mas kang gak peka?" tanya Melody lagi. Kali ini lain, mulut Daffi diam tanpa mengucap sepatah katapun. Melody semakin geram. Katanya Daffi suka pada dirinya. Tapi apa ini?? Pfffttt menjengkelkan!

"Minta alamat sini! Mau gue kirim santet ke rumah lo." dengan gaya marahnya, Melody berjalan meninggalkan Daffi. Menghentak-hentakkan kaki sambil sesekali mengumpat.

"Sialan! Bedebah! Keparat! Anjing lo Daffi! Sok jual mahal banget sih. Gue beli harga diri lo pakai celana dalamnya Ratu Victoria baru nyaho lo!!"

Dan di belakang sana, Daffi terkekeh seorang diri. Melody terlalu lucu untuk membuatnya menahan tawa. Tapi dia masih belum puas mengerjai gadis itu. Kita lihat berapa banyak tingkah menggemaskan dari Melody.

Memasuki kelas, Melody melampiaskan kekesalannya pada Rayhan. Ia berlari lalu memeluk lelaki itu erat. "RAYHAN!! LO KEMANA AJA SIH?? KOK KEMARIN GAK DATANG KE RUMAHNYA FICKA? PAIYA LO GAK KANGEN GUE??"

"Lepas anjir! Najis lo peluk-peluk gue!" sentak Rayhan melepaskan pelukan Melody lalu bergidik ngeri. "Ih amit-amit ya Allah amit-amit. Rayhan masih sayang nyawa, masih pingin bikin bonyok bangga. Jangan bikin Rayhan ketularan gila." Rayhan memukul-mukul kepalanya lalu bergantian dengan permukaan meja.

"Paiya gue ini cuma remahan upil yang tidak diinginkan?" ucap Melody yang tersuckiti.

"IYA!" jawab seseorang di belakang sana. Timothy yang berjalan bersama Ficka dan Nayya menampilkan smirk jahilnya. "Bagus kalau nyadar."

"Paiya semesta tidak menginginkan daku? Ah, rasanya daku malu untuk sekedar menempel pada dinding atau kolong meja ... Hiks ...." Melody kumat gais. Dia sibuk memulai dramanya padahal sudah tidak ada yang memperhatikan. Timothy, Daffi, dan Rayhan bermain mobile legend. Nayya dan Ficka asyik ngegibah.

Author: sabar Melody. Hidup ini terlalu keras..

"Selamat pagi anak-anakku tercintah!!" sapa Bu Chem. Masih ingat kan?

"MALAM MAMA!" balas Melody yang mau tak mau harus segera menduduki tempatnya di samping Timothy. Karena otaknya yang gila, teman satu kelas sudah memberikan tiket VIP untuk Melody. Dengan fasilitas: bebas menunggak uang kas, bebas piket, bebas memilih tempat duduk, bebas gonta-ganti pasangan, dll. Yah, pada dasarnya manusia waras tidak akan menang jika melawan orang gila seperti Melody.

"Keluarin bukunya!" titah Timothy berbisik. Melody seketika menyengir kuda.

"Gue gak pernah bawa buku, Mo. Gue bawanya cinta, ehehehe ...." jangan salahkan Timothy kalau dia malas meladeni gadis ini. Bahkan kadang-kadang dia malu mengakui pada publik kalau mereka berasal dari rahim yang sama.

"Contoh koloid yang fase terdispersinya zat padat dan fase pendispersinya gas?" tanya Bu Chem seolah sedang mengajukan soal teka-teki.

My Brother My Boyfriend [ SELESAI ✓ ]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ