Part 19~Save Me~

84 48 41
                                    

*Citttt*

Suara decitan mobil Suga yang berhenti dengan rem mendadak, mereka sudah berada di depan gerbang lokasi air terjun. Untungnya mereka berdua masih belum terlalu jauh sehingga mereka tiba lebih dulu. Sementara Namjoon cs akan sedikit terlambat karena mereka harus menunggu petugas kepolisian dan tim sar. Karena ini adalah kasus yang besar, panitia memutuskan untuk melaporkan berita kehilangan Sena.

"Kau tunggu yang lain disini," Suga membuka laci dashboard nya dan mencari alat penerang berupa senter untuk membantunya mencari Sena.

"Disini? Sendirian?"

"Jangan jadi penakut, kau jantan bukan betina."

Jimin mengerucutkan bibirnya,
"Yakk lalu bagaimana denganmu, apa kau akan baik-baik saja kesana sendirian."

"Ini keadaan genting, tidak ada waktu menunggu yang lain."

Jimin hanya menghela napas kasar, dia ingin ikut juga mencari Sena disana tapi apa daya Suga menyuruhnya untuk tetap di mobil sembari menunggu yang lain tiba.

"Jaga mobil ku dan jangan kemana-mana," setelah menemukan apa yang ia cari, Suga lantas turun dari mobilnya dan memasuki gerbang air terjun itu tak lupa dengan cahaya senter di genggamannya yang mulai menerangi jalanan sekitar.

Tanpa rasa takut, Suga memasuki area ini lagi. Sedikit berhati hati karena jalananan masih licin apalagi di kegelapan seperti ini susah untuk melihat sekitar, walau sudah ada senter sekalipun.

Selang beberapa menit Suga akhirnya tiba di pusat air terjun. Namun tak ada tanda tanda dari Sena, bahkan sudah beberapa kali ia memanggil nama gadis itu. tetap tak ada jawabannya, pria itu makin gusar seraya mengedarkan senternya ke seluruh area sekitar. Hawa dingin begitu terasa ditangannya, untung saja dia memakai jaket tebal yang mampu melindungi tubuhnya dari hawa dingin sekitar.

Suga berjalan lebih dekat lagi ke pusat air terjun itu, ia mengarahkan senternya ke kanan dan ke kiri. Mendadak Ia menangkap suatu benda berkilau di dekat bebatuan, membuat sang empu berjalan mendekat karena penasaran dengan wujud keseluruhannya. Ia meraih benda itu yang rupanya sebuah jepitan rambut berbentuk bunga.Tanpa bertanya pun dia sudah tau siapa pemilik jepit rambut ini, tentu dia adalah gadis yang tengah ia cari saat ini.

Suga bahkan lebih terkejut saat ia sadar bahwa bebatuan ini merupakan sebuah tangga menuju puncak atas air terjun. Tanpa pikir panjang ia langsung berjalan menaiki satu persatu bebatuan itu, ia yakin jika Sena pasti berada di sana mengingat Sena termasuk tipe-tipe gadis penasaran dan nekat mencari jawaban atas rasa penasarannya itu.

Suga hampir terpeleset kebawah kalau saja ia tidak memegang sebuah akar pohon yang merambat dari samping. Kaki nya sedikit pegal karena tanjakan yang cukup tinggi itu. Ia yakin jika Hoseok yang ada disini dia pasti sudah kencing di celana sambil memanggil ibunya.

Untungnya Suga bukan tipe seperti itu, ia berani terhadap apapun. Selama itu tidak mengancam nyawanya, maka ia tidak akan takut. Butuh tenaga extra agar sampai ke atas membuat napas pria itu tersengal-sengal.

Ia mengarahkan senternya ke segala arah dan mulai berjalan menyusuri hutan ini. Bahkan hawa dingin disini makin menusuk, ia harap Sena menggunakan pakaian tebal yang mampu menghangatkan dirinya.

*Crashhh*

"Ouchh sial," Suga menginjak sebuah ranting pohon, membuatnya sedikit terkejut.

Ia kembali mengarahkan senternya ke segala arah, tetapi belum melihat wujud Sena. Kakinya terpeleset karena kembali menginjak ranting namun ranting itu tepat diatas becekan tanah, membuat ia terjatuh.

*Crashhh*

"Hoshh," helaan napas Suga. Kalau saja bukan adik temannya yang hilang mana mau Suga direpotkan seperti ini.

The TragedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang