Part 9~First photo with you~

139 86 70
                                    

Sena pov

Gagal, gagal dan terus gagal. Aku heran bagaimana para atlet basket seperti Suga bisa meraih ring yang sangat tinggi itu.

Sudah ada ribuan kali aku mencobanya serta sudah ada ribuan kali pria disamping ku ini terus mengoceh karena bola yang ku lempar tidak pernah masuk.

Bahkan aku sudah sampai ngos-ngosan akibat terlalu banyak melompat dan mendribbel bola.

Karena sudah tidak kuat, aku langsung menjatuhkan badanku ke tanah.

"Sudah berapa kali aku jelaskan, fokus ke persegi itu," ucap Suga bertolak pinggang.

"Istirahat dulu, aku sudah capek."

"Bagaimana kau bisa pandai kalau manja begini."

Aku langsung menatapnya dan berdengus kesal.

"Untuk mu itu hal mudah, tapi diriku yang memang tidak tau menahu soal basket, itu sangat sulit."

"Makanya harus berjuang terus, ayo bangun," Suga memberikan tangannya padaku.

Andai kutau jadinya akan seperi ini, aku pasti akan memilih duduk di kursi penonton dan melihat dirinya bermain basket dengan sepuasnya. Dibandingkan sekarang, istirahat sebentar pun tidak boleh. Padahal awalnya aku hanya ingin bermain-main saja, malah dianggap serius olehnya.

"Araseo," terpaksa aku meraih tangannya dan menerima bola darinya.

Aku mulai kembali mendribble bola itu dengan harapan aku bisa memasukkannya ke ring agar cepat berakhir. Bola mulai kulempar dengan sekuat tenaga, terlihat bola itu sampai di ring. Mengelilinginya dan kembali jatuh tanpa memasuki jaring pada ringnya.

"Akhh kenapa tidak masuk sih," umpatku sambil menghentakkan kaki.

"Salurkan seluruh kekuatanmu pada bola itu dan jangan lupa fokus keatas,"

"Iya iya, bawel," ucap ku dan kembali mendribble bola.

Kembali fokus dan harapan yang lebih besar lagi, tapi entah mengapa aku merasa jika hasilnya akan sama saja.

'tidak, kau pasti bisa Sena.'

Aku menutup mata sebentar sambil menghela napas, mengangkat bola itu tepat di atas dadaku dan mulai melemparnya. bola itu kembali berputar mengelilingi ring dan akhirnya berhasil masuk ke dalam jaring.

Aku terpekik dan langsung melompat kala melihat bola ku berhasil masuk.

"Yess aku bisa memasukkannya," aku melompat lompat kegirangan.

Hingga tanpa sadar memeluk Suga erat. Lantas aku langsung melepaskannya dan membuang muka karena malu. Wajahku terasa panas, apa aku akan demam? bahkan jantung ku berdegup sangat kencang.

Kudengar Suga berdehem dan mengambil bolanya.

"Ayo pulang," ucapnya dan berjalan ke kursi penonton untuk mengambil tasnya.

Begitu pun dengan ku yang mengikutinya berjalan ke pintu keluar tentu dengan jantung yang bedegup kencang.

Grruukkk

"Ouch," payah kenapa disaat seperti ini perut ku malah berbunyi.

Aku memegang perutku yang memang sudah lapar, daritadi aku belum makan apa-apa. Terakhir hanya sarapan saat pagi tadi. Ini sudah tengah hari, dan wajar saja sihh alarm perutku berbunyi.

Kulihat Suga berbalik kearah ku sebentar, namun kembali melanjutkan langkahnya.

Begitu masuk ke mobil, ia menatap ku sebentar.

The TragedyWhere stories live. Discover now