Part 1~After Meet Him~

280 131 180
                                    

"Kau darimana saja sih?" tanya seorang gadis bernama Nami saat melihat sahabatnya baru muncul.

"Perpustakaan," Jawabnya malas dan segera duduk di bangkunya.

"Sena, kau sudah kerjakan pr sejarah kemarin belum?"

Kim Sena atau biasa dipanggil Sena merupakan nama dari gadis yang sedari tadi dikisahkan, mulai dari targedi yang menimpanya hingga sekarang ini.

Gadis cantik ini berada di kelas 11 dan tentu sudah baranjak dibangku SMA. ia mempunyai dua orang sahabat, Han Nami salah satunya dan Choi Zindy yang hari ini tidak masuk karena sakit.

"Yakk Jungkook tidak bisakah kau mandiri sedikit? jangan selalu mengandalkan jawaban orang lain terus," cerocos Nami yang ikutan duduk, Nami dan Sena duduk bersebelahan.

"Santai saja, aku hanya ingin lihat yang nomor dua saja sisanya kukerjakan sendiri."

"Ini," Sena memberikan buku tugasnya kepada Jungkook.

Untuk Jungkook sendiri adalah partner tugas baginya, menurutnya iq standar Jungkook sangat membantu dirinya saat mengerjakan tugas yang diberikan guru. Baik itu tugas rumah maupun disekolah, namun terkadang bukan hanya Jungkook yang menjadi partnernya kadang Jimin dan Taehyung ikut serta saat dirinya dan Jungkook tengah mengerjakan tugas bisa dibilang Sena punya 3 partner.

"Gomawo cingu," dengan binar Jungkook menerimanya namun kegiatannya terhenti.

"Ice cream coklat satu ya pulang sekolah nanti," Sena menautkan alisnya sambil tersenyum.

Jungkook mengerucutkan mulutnya "Kukira pertolongan ini tidak dipungut biaya."

"Dan kukira pertemanan ini ada imbalannya," sambung Sena, membuat Jungkook menghela napas dan mau tak mau meng-iyakan saja.

Sedangkan Nami hanya bisa tertawa melihat adegan barusan, sangat lucu ketika Sena mulai mengerjai Jungkook.

***

Jam yang ditunggu tunggu pun telah tiba, yaitu jam untuk pulang kerumah masing-masing. Semua murid segera membereskan meja mereka yang dipenuhi dengan beberapa buku dan alat tulis yang mereka gunakan sewaktu pelajaran berlangsung tadi. Tak terkecuali Sena, jam pulang adalah jam surga untuknya. Setelah penat dari belajar dari pagi hingga siang dirinya bisa bersantai ria dirumah.

Namun untuk saat ini ia tidak akan langsung pulang, masih ada janji Jungkook yang akan mentraktirnya ice cream. Buktinya saat ini ia tengah menunggu di depan pintu kelas bersama Nami.

"Kau sudah bilang ke kakakmu kalau akan pulang dengan Jungkook?"

"Belum, aku akan menemuinya di parkiran," jawab Sena.

"Tumben, biasanya kan kau langsung mengabarinya."

"Ponselku tidak ada."

"Ehh kemana ponselmu? disita ya," Nami sedikit terkejut atas jawaban dari sahabatnya barusan.

Sena menggeleng, kemudian menceritakan kejadian yang ditimpanya pagi tadi. Nami merasa sedikit kasihan dan sedikit jengkel saat mendengar cerita dari sahabatnya barusan. perasaan gadis itu kembali murung.

Mengigat akibat kesalahan yang tidak sengaja dibuat olehnya, ponsel kesayangannya menjadi korban.

Dia memang salah, tapi kata-kata pria itu sangatlah menusuk dihati.

"Yasudah pakai ponselku saja daripada kau harus menemuinya lagi ke parkiran," Nami menyodorkan ponselnya ke Sena, dia tidak tau apa yang harus ia lakukan untuk membantu sahabatnya tapi setidaknya dia bisa sedikit menghibur Sena.

Sena menerimanya dan mulai menghubungi sang kakak alias Namjoon yang berada setingkat diatasnya.

Nada tersambung dan terdengar suara berat oppa nya disebrang sana.

"Anyeong."

"Ohh..Oppa hari ini aku pulang dengan Jungkook."

"Mau kemana?."

"Membayar janjinya padaku, dia punya utang ice cream."

"Baiklah tapi jangan lama-lama."

"Nee araseo."

Sena menutup panggilannya dan mengembalikan ponsel Nami.

Tak lama setelah itu Jungkook keluar dengan helm digenggamannya. Nami pamit duluan karena jalur mereka beda arah, Alhasil sekarang tinggal Sena dan Jungkook yang berjalan ke parkiran motor.

Tak ada perbincangan membuat Jungkook merasa aneh karena ini kali pertamanya dia jalan dengan Sena yang pendiam, biasanya gadis itu tidak akan berhenti melontarkan kata-kata di mulutnya hingga kadang membuat Jungkook harus mengalah sanking banyaknya kalimat gadis itu. bahkan Jungkook yakin jika gadis itu menjadi seorang idol dia pasti akan dipilih menjadi rapper.

Namun kali ini beda, dan Jungkook lebih suka Sena yang biasanya. Sena yang sangat cerewet dan tak akan bisa berhenti. Alhasil dengan ragu ragu pria itu mencoba bertanya kepada gadis disampingnya itu, namun Sena hanya menjawab

"Tidak ada."

Jungkook mengerucutkan mulutnya, merasa kurang puas akan jawaban partner tugasnya ini.

"Kalau ada masalah kau bisa menceritakannya padaku, bukannya kepo tapi setidaknya beban pikiranmu itu terasa ringan."

Sena menatap Jungkook dan tersenyum, "Terima kasih, tapi aku baik baik saja."

"Dengan wajah seperti itu? tidak, yaa aku tidak memaksa juga sihh. Kau bisa menceritakan atau mengeluarkan semua uneg unegmu lainkali, setidaknya bukan hanya partner tugas saja gunaku sebagai teman," Ucap Jungkook sambil memperlihatkan gigi kelincinya.

"Aigoo ada untungnya juga kau jadi temanku," Sena mengacak rambut Jungkook.

"Aishh rambutku kusut," Jungkook memukul pelan bahu Sena, membuat sang empu tertawa geli.

Tak terasa mereka sudah sampai diparkiran, Sena menunggu Jungkook mengeluarkan motornya.

"Pakailah, aku tidak ingin kepalamu terbawa angin," Jungkook menyerahkan sebuah helm berwarna biru kepada Sena.

"Yakk kau pikir kepalaku terbuat dari kertas, lagipula tumben kau bawa dua helm," mengambil helm dan mulai memakainya.

"Aku pinjam punya Taehyung, hari ini dia bawa mobil," Membantu Sena mengeratkan helmnya.

"Ehh terus kenapa dia membawa helm kalau pakai mobil."

"Kau taukan dia aneh, sudahlah aku malas kalau menggosipi keanehan alien itu."

Sena hanya menghela napas dan perlahan menaiki motor Jungkook yang cukup besar baginya.

Setelah memastikan Sena telah naik Jungkook mulai menancap gas meninggalkan pekarangan sekolah.

***

"Lainkali kalau tidur sebaiknya pasang alarm, aku juga kan yang kena kalau oppa terlambat" keluh Sena saat sang kakak memakirkan mobilnya.

"Terus kenapa masih menunggu Oppa?"

"Memangnya Oppa mengizinkanku naik taksi."

Namjoon cengengesan karena sudah pasti ia tidak mengizinkannya. Apapun alasannya jika sang adik keluar harus bersamanya itupun jika tidak, sebisanya dia tau sang adik keluar dengan siapa dan harus orang yang dia kenal baik.

"Baiklah Oppa akan pasang alarm mulai hari ini," Namjoon mengelus puncak kepala Sena.

"Aku tidak begitu yakin," Sena membuka pintu mobil dan keluar bersama sang kakak.

Mereka berpisah saat memasuki gedung sekolah dan berjalan ke loker masing-masing untuk mengambil buku pelajaran.

Dengan langkah santai Sena berjalan menuju lokernya namun mendadak ia mematung kala melihat seorang pria yang tengah asyik bersandar disamping pintu lokernya dengan lolipop dimulutnya.

Seakan tau keberadaanya, pria itu membalikkan wajahnya dengan seringai seakan ia memang sudah menunggu kedatangan gadis itu.

Tbc.

The TragedyDove le storie prendono vita. Scoprilo ora