20# Alam Beda [Telah Revisi]

276 15 0
                                    

Terimakasih atas segala nikmat yang Engkau berikan ya Allah, kami tau bahwa rencanamu lebih indah dan lebih baik dari pada rencana kami.

Tulungagung, 26 Maret 2020

Revisi : Kamis, 24-12-'20

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ara POV

Aku berangkat menuju rumah sakit untuk menemani adikku Khadijah, dengan membawa dua mobil milik mas Farel dan milik Abi yang di driver oleh mas Mukhlis, dan Umi bersanding dengan ku di mobil memangku Umar yang sudah tidur pulas, Umi terus memegang tanganku gemetaran,

"Umi kok gemeteran?" tanyaku

"Enggak papa, takut gak ketemu sama cucu Umi dari Khadijah aja" ucapnya

Kemudian aku melongo akan ucapan beliau, "Loh mi? Kenapa?" tanyaku lagi

"Enggak papa, udah Umi syahadat terus nih, kamu diem aja ya" jawab Umi dengan nada yang cepat,

Kemudian aku diam dan ikut berdo'a.

Aneh memang, mungkin Umi lagi capek dan panik karena memikirkan adik ku Khadijah. Sampai rumah sakit kami parkir mobil di depan rumah sakit, dan saling tunggu menunggu untuk menyeberang bersama, namun Umi terlebih dahulu melangkah ke jalan raya, beberapa saat semua sudah turun dari mobil, namun, aku masih diam di tempat untuk menunggu Alik dan menyerahkan Umar padanya,

"Umi kita nyebrang bareng ya" teriakku, karena posisi ramaianya kendaraan yang berlalu lalang,

"Umiiii" teriak mas Farel

Namun Umi terus bergegas menyeberang, melihat ke kanan dan ke kiri, aku tau Umi matanya sudah plus dan tidak memakai kaca mata kali ini, jadi aku taku Umi tiba-tiba menyeberang dan tidak melihat kendaraan jauh namun dengan lajunya cepat, spontan Umar ku berikan pada Alik, dan aku meneruskan lariku, namun ketika aku lari, Umi sudah menyeberang,

"Allahuakkbarrr" teriak Umi

"Umiiiiiiiiiii" teriakku

"Asyahadualla illa hailallah muhammadur rosulullah" teriak Umi

Deg!!! Jantungku berhenti seketika

Umi tertabrak Elf merah dengan membawa penumpang lima belas orang, tak sempat aku memperdulikan siapa saja orang itu dan siapa drivernya, spontan aku dengan kakak-kakak menolong Umi, yang kepalanya sudah merembes darah lumayan banyak, mas Mukhlis berlari menuju rumah sakit, dan Satpam membantu untuk menghentikan kendaraan lain,

"Tolonggg perawat IGD tolong" teriak mas Mukhlis di depan IGD

Beberapa menit, perawat membawa brankar dan memakai APD meonolong Umi kemudian masuk dalam IGD, tanganku penuh darah karena mengangkat Umi, juga mas Farel, mas Galung, mbak Laila, dan yang lain, bedanya aku lebih parah, bahkan gamisku pun terkena darah Umi. Aku hanya bisa meneteskan air mata, mulutku tak berhenti berkomat kamit untuk berdo'a, Ya Allah, Tolong lah Umii, Ucapku dalam hati.

Selang beberapa menit, Khadijah datang dengan membopong perutnya yang membesar, dan membawa infus nya sedikit berlari,

"Khadijah" ucapku

Ia spontan masuk dalam kamar IGD Umi,

"Umiiiii" teriaknya

"Sudah khadijah sudah, biar Umi ditangani dulu" ucapku

Ia terus kekeuh dengan niatnya terus memeluk Umi, dia pun ikut terkena darah Umi, dan berkata sedikit kasar kepada kakak-kakak karena emosinya membludak, di tambah tangis nya terus menderas, ditambah lagi perutnya sudah kontraksi terus-terussan, aku maklum itu jika Khadijah emosi, karena dia pun termasuk anak Umi dan Abi yang lumayan memiliki emosional yang lebih, mudah baper, nangis, namun dengan marah iya jarang, yang mudah marah di keluarga ini adalah mas Galung, tapi Alhamdulillah sudah berkurang juga setelah ia menikah.

Alam Beda Satu Tujuan [SELESAI]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz