#1 Keluarga [Telah Revisi]

983 29 0
                                    

Hanya kepada Allah lah kita percayakan semua tentang diri kita, janji Allah itu pasti, dan Allah akan selalu berikan kebutuhan kita, bukan keinginan ego kita :)

Selamat Membaca.

Barakallahu Fiik.

Tulungagung, 15 Januari 2020

Revisi : Rabu, 16-12-'20

Azifah Azka

*******************************

Aku. Terlahir dengan nama Khadijah Chairus syifa, suatu nama istimewa, yang Abi hadiahkan kepada diriku, atas kelahiran putri nya yang ke enam. aku adalah anak ke enam dari tujuh bersaudara, umi ku seorang ustadzah yayasan rumah tahfidz di daerah Tulungagung, Abi ku seorang Pegawai Negeri di kantor kabupaten.

Sedikit demi sedikit aku harus mengikhlaskan adik kesayangan ku, Yang meninggal saat dia ia memasuki umur 2 tahun, karena menderita gejala demam berdarah. Kala itu orang tua kami sedang menunaikan ibadah haji, untuk itu aku dan kakak-kakak yang harus mengambil tanggungjawab megurusnya, tapi Qadarullah, Allah mengambil Maura lebih dulu. Iya Maura adalah nama adik perempuan ku yang benar-benar aku sayangi, karena memang aku yang meminta adik kepada Abi dan Umi untuk sekian kalinya setelah Al.

Ketika abi dan umi pulang ke tanah air, kami baru memberi tau kabar duka tentang meninggalnya putri bungsu mereka, spontan abi dan umi menangis haru, bertanya-tanya, kenapa tidak di kabari sedari Maura meninggal? Kami menjawab agar umi dan abi bisa lebih tenang dalam menjalankan ibadah, tanpa gangguan apapun, spontan umi hampir pinsan kala itu,aku dan kakak-kakak pun berusaha untuk menenangkan beliau,

"Umi.. umi selalu bilang tiap-tiap yang bernyawa pasti akan meninggal kan?" lontar Al

Umi tersenyum melihat Al, yang masih kecil bisa selalu memberikan senyuman bagi banyak orang.

Al Farezi Syaikhuddin, adalah adikku sebelum Maura lahir, memang selisih kami jauh dari pada selisih umur ku dengan kakak-kakak yang lain, tiga belas tahun jauhnya. Dahulunya aku tak pernah meminta adik pada umi dan abi, karena aku sudah sangat bersyukur menjadi anak bungsu, tapi tujuh tahun lalu, ketika umurku tiga belas tahun Abi memberi kabar, kalau aku akan memiliki adik, syok seketika aku dengan kakak-kakak, "ha? Kasian Umi tau Abii, udah berumur masih aja di hamilin" spontan mba Ara, kami terkekeh akan ucapannya.

Dan ketika Al lahir, aku ketagihan memiliki adik, entah kenapa, sedari bayi Al sama sekali tak pernah merepotkan kami, ia selalu mengerti akan kondisi kami, terutama kepada Umi, ketika Umi mengajar setelah selesai cutinya selama empat puluh hari, Al sama sekali gak rewel pinter, merengek juga cuman minta susu, dari situlah, aku meminta kepada Abi dan Umi untuk memberikan ku adik lagi, Alhamdulillah Allah pun merestui, namun takdir Allah berkata, Maura dititipkan kepada kami hanya sampai selama dua tahun lamanya.

****

"Dek, Ayo makan dulu, udah kakak siapin, semua dah di belakang buat persiapan makan" ucap kak Linda, kakak iparku, istri Mas Farel, mereka baru menikah satu tahun yang lalu. Kemudian Aku mengangguk ajakan kak Linda dan merangkul kak Linda Berjalan menuju meja makan.

Semua tersenyum melihat kehadiran kami, rumah ini masih lengkap karena memang kakak kakakku belum menikah, kecuali mas Farel kakak pertamaku. Aku duduk di dekat Al, untuk menyuapi nya jika dia tiba tiba menghentikan makannya karena malas. Sambil menyuapi Al aku juga makan makanan ku dengan bergantian.

Detingan piring memecah suasana hening kami. Spontan "Bi, nanti ada Yang mau kerumah menemui Abi" ucap mbak Laila memecahkan suasana detingan piring. Semua menatap Mbak Laila dengan senyap,

Alam Beda Satu Tujuan [SELESAI]Where stories live. Discover now