5# Ikhlas [Telah Revisi]

282 10 0
                                    

Laa Yukallifullahu nafsan illa wus'aha

"Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya"

(QS. Al-Baqarah : 286)

Alhamdulillah, sudah publish bagian lima, semoga kalian suka :)

Tulungagung, 6 Februari 2020

Revisi : Sabtu, 19-12-'20

Azifah Azka

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

*Alik POV*

Aku pulang untuk kembali untuk kampungku, tempat lahirku. Alhamdulillah delapan tahun ku lewati dalam penjara suciku, Ilmu yang ku dapat kini akan ku utuhkan kepada mereka yang perlu untuk Ilmu yang ku pelajari selama ini, kan ku amalkan sebaik-baiknya. Kini waktuku untuk menjemput Khadijah menjadi istri satu-satuku, yang ku nafkahi lahir batin, ku sayangi dan ku lindungi, menggetarkan arsy Allah berjanji untuk setia sampai mati.

Seorang perempuan mungil dulunya, lincah tingkahnya, pandai otaknya, rajin ibadahnya, sholehah akhlaknya, Insya Allah. Sahabatku masa sekolah dasar islam, yang selalu menjadi musuh ku dalam pelajaran, yang selalu mendukungku dalam hal yang ingin aku gapai, pengertian dalam semua hal, setia menemani kala suka duka ku, ya walau masa tersebut adalah masa yang masih benar-benar seorang anak kecil yang ingusan.

Namun aku merasa Khadijah adalah benar-benar orang yang baik, dan aku merasa dialah seorang yang pantas untuk sisi lain dalam tujuanku untuk kembali, menjemputnya dengan rasa hormat, rasa makhabbah untuk ku sampaikah sebuah ucapan akad, ku jabat tangan Ayahnya, ku doakan ubun-ubunnya, dan ku cium keningnya, ku apresiasi dia menjadi seorang wanita yang kuat selaku istri ku yang paling ku cinta kelak.

Namun, ketika ia mengajakku untuk bertemu kala itu, yang ia datang bersama Fatma sahabat nya sejak Madrasah Aliyah, aku berubah fikiran untuk lebih dulu memikirkan hal yang mudhorot, iya, kakaknya, mbaknya yang paling ia sayangi, aku tau itu, karena ia pernah menceritakan nya kala itu semasa SDI. Dengan hal itu hatiku terketuk, bahwa aku harus menikahi kak Ara untuk menjaga kehormatannya, menyelamatkan keluarganya dari cemoohan yang tidak-tidak.

Ya walau kak Ara memang sudah tidak perawan lagi. Namun apa salahnya jika aku menolongnya untuk kebaikannya. Semoga niat ku tidak salah dalam menikahinya untuk menolong, namun aku juga menyelingi nya dengan hati yang ikhlas dan menikah menjalani ibadah karena-Nya, dan juga karena aku telah siap menikah sarta menjadi seorang ayah untuk anak-anakku. Entah apa yang membuatku begitu yakin menikahi kak Ara, dan entah apa yang membuatku lupa tentang sholawatku untuk menjemput Khadijah.

Kala itu aku tidak megerti dengan Khadijah, apakah ia lupa dengan perkataanku untuk kembali untuknya? Hatiku berkata, Apakah kamu tidak mencintaiku juga dij? Kamu tidak jujur denganku? Mencegah ku menikah dengan kakakmu kah?, istighfar ku ucap. Padahal aku harus megapresiasinya, kagum dengannya, dia lebih memilih untuk kebaikan kakaknya dengan bekerja keras, jika dia memang mencintaiku, pasti dia juga harus berusaha untuk mengikhlaskan ku dengan kakaknya sendiri.

Teruntuk Khadijah

Jika memang kamu mencintaiku, maafkanlah aku, aku harus mengutamakan kehormatan seorang wanita dan keluargamu. Ikhlas kan aku, dan aku pun akan berusaha ikhlas, melupakan sholawatku untukmu, dan datang pada gerbang pernikahan karena Allah untuk kakakmu yang paling kau sayangi juga. Ya Rabb, tolong lah! Demi kebaikan kami semua.

Alam Beda Satu Tujuan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang