4# Hati yang terluka [Telah Revisi]

313 15 3
                                    

Tersayatnya pedang pada tubuh bisa di sembuhkan pada iringan waktu yang terus meroda, namun sakitnya hati yang menyayat-nyayat itu sulit di sembuhkan walaupun telah berlalu di makan kehidupan, dan tentu pasti luka itu masih membekas.

Namun, hanyalah Allah yang mampu membuat hati kita terus aman dan damai. hanya Allah lah penyembuh luka kita.

dan pasti ada makhluk Allah yang datang membawa obat hati, penawar hati, dan ada yang lebih pasti pada janji Allah, yakni kitab Rasul Al-Qur'anul Kariim adalah As-Syfa, obat penawar bagi seluruh umat muslim.

~Wallahu a'lam bisshowab~

Alhamdulillah Publish bagian 4, semoga sahabat suka ya :)

Tulungagung, 25 Januari 2020

Revisi : Sabtu, 19-12-2020

AzifahAzka

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Satu langah dua langkah ku menaiki tangga rumah dengan perlahan, memandang setiap sudut keadaan lantai dua, dari jauh tampak jelas foto keluarga kami ketika ku masih barumur 16 tahun, Abi dan Umi begitu bahagia di foto. Kala itu Umi pernah berkata saat sebelum kami mengambil gambar, bahwa Umi akan tetap mendampingi anak-anaknya, sampai kami memiliki keluarga sendiri, lanjut Abi yang berbicara. Abi akan tetap di hati anak-anaknya, sampai Abi tiada pun Abi selalu di hati putra-putrinya.

"Kalau anak-anak kangen Abi pegang saja hati kalian dan ucapkan Abi aku rindu, begitu saja simple" ucapan Abi yang selalu menggema di dalam benakku, hingga akhirnya ku lakukan kali ini, ku menyentuh hatiku, sambil mengusap tangis ku yang memecah, "Abi Khadijah Rindu". Dan yaa aku merasakan, seakan-akan Abi seperti melihatku disana dan tersenyum padaku. Allahh.. hatiku begitu terluka kehilangannya, cinta pertamaku yang belum tergantikan oleh suamiku kali ini, Syuuq Abi Syuuqq batinku menjerit.

Aku kembali turun, dengan menuruni anak tangga satu persatu, melihat sekeliling rumah, dengan membayangkan masa kecilku yang bermain-main dengan Abi, beliau selalu menyempatkan waktu luang untuk bermain denganku, walau pekerjaan nya sedang menumpuk di kantor. Aku berusaha untuk ikhlas dengan tidak membenci mbak Ara, karena aku pun tidak mengetahui bagaimana perasaan asli mbak Ara, bahkan aku pun belum mengetahui bagaimana fakta yang terjadi, karena itu privasi mbak Ara juga, waasirru qoulakum awijharuu bih, innahu 'alimumm bidzatisyudur.

Aku merasa bahagia juga, kini Maura tidak sendiri disana, Abi telah datang menemani Maura juga,Ya Allah semoga mereka bahagia selalu di alam sana, insya Allah bi, insya Allah Maura, kita bertemu di surga, ucap batinku.

"Khadijah.. turun nak" teriak Umi yang terdengar di dapur.

"Ada apa mi?" tanya ku, di dekat Umi,

"Enggak.. temeni saja mbak mu ke dokter buat USG!" ujar Umi, aku hanya menatap Umi dengan aneh, Apa Umi tidak ingin segera menikahkan mbak Ara? Lima hari telah berlalu pada hari meninggalnya Abi, ucap batinku melamun.

"Heii.. kok melamun. Udah sana siap-siap!" perintah Umi, aku megangguk perlahan dan meninggalkan Umi untuk siap-siap.

Aku melihat mas Galung di ruang tamu, sontak ia melihatku dan ku arahkan senyumku padanya, "Dek.." panggil mas Galung sebelum aku masuk kamarku yang dekat ruang tamu.

"ya mas? Mas gak masuk kerja?" tanyaku

"la malah tanya mas, kamu itu lo gak kuliah? Jangan ikut-ikut mbak mu lo kamu" ujar mas Galung dengan tegas,

Alam Beda Satu Tujuan [SELESAI]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα