14# Dua Garis Merah [Telah Revisi]

212 8 0
                                    

Penantian panjang yang di tunggu-tunggu, membuahkan hasil yang isimewa, berkat sabar yang lapang dari-Nya. Always Alhamdulillah :)

Allahuakbar

Semoga angka kematian dan jumlah positif corona cepat menurun :)

Aamiin.

Tulungagung, 20 Maret 2020

Revisi : Rabu, 23-12-'20

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Senja tiba, teringat apa yang dilakukan Ardi semalam, dan aku pun tersenyum, juga bertanya-tanya dalam diriku kenapa belum ada tanda-tanda aku isi? Tapi saat ini Menstruasi ku juga sudah tidak berjalan hampir satu bulan, seharusnya tanggal awal, namun sekarang ini sudah tanggal akhir. Aku menunggu Ardi di rumah sambil membantu Ibu mertuaku untuk memasak,

"Ibuk" ucapku ingin bertanya pada Ibu

"Iya dij, ada apa?" tanyanya yang masih fokus megaduk sayur

"Tanda-tanda hamil gimana ya?" tanyaku

Sontak Ibu menatapku, "Kamu telat mens?" tanya nya

"Iya bu" jawabku,

"Kamu mual?" tambahnya

"Enggak" jawabku singkat

Hmm.. mungkin belum kalau belum mual, raut ku mengerut sedikit kecewa. Ingin aku tanya bagaimana cara berhubungan dengan benar agar cepat pembuahan? Dulu aku jurusan IPS yaa membuatku belum terlalu faham cara baiknya melakukan hal seperti itu, "yaudah deh, nanti belajar edukasi dulu, bagaimana baiknya" ungkap ku dalam hati

"Assalamu'alaikum Istriku" sontak Ardi di depan dapur

"Wa'alaikumsalam" jawabku, aku tersenyum padanya, "Sebentar Ibu, aku urus Ardi dulu buk" spontan Ibu mengangguk.

Kemudian aku mengajaknya ke kamar, hari ini Ayah ada tugas keluar kota, dan Maryam ikut Ayahnya untuk menemani. Jadi tinggal aku, Ardi, mas Gibran dan mbak Rika. Namun hari ini juga mereka sedang shift, hingga nanti malam dan mereka bisa pulang ke rumah. Aku membawakan tas Ardi yang di pundaknya, cukup berat karena ada laptop dan kertas-kertas dokumen yang lumayan, ia tersenyum kekeh padaku, menunjukkan gigi putihnya.

"Kenapa ringis-ringis aja?!" spontanku

"Cobain tuh beratnya tas" jawabnya

"Yee udah biasa dari sekolah" ujarku

Dia hanya terkekeh dan menaiki tanga satu persatu, ia membuka kamar dan ku letakkan tasnya, mengisi bak air, "Mas.. air hangat atau dingin?" teriakku

"Dingin aja Ning" jawabnya santai

Kemudian aku membuka kran dingin dan keluar dari kamar mandi, tiba-tiba perutku sakit sangat sakit. "Aww" jeritku, sontak aku jatuh ke lantai, Ardi melihatku dan spontan menghampiriku, kelihatan cemas di wajahnya. Perutku sangat sakit, seperti ditusuk-tusuk. Ataukah nyeri sebelum haid biasa?

"Kamu kenapa sayang?" tanyanya

"Sakit ini sakit" ucapku sambil menunjuk-nunjuk perutku.

Ia spontan menggendongku dengan mudah, menurunkan ku di ranjang tidur, "Aku bikinin teh anget ya, mungkin kamu mau haid" ujarnya,

Aku menarik tangannya, karena posisi sekarang suamiku membutuhkan perhatian, bukan aku yang di perhatikan karenanya, ia baru pulang kerja, pasti dia sangat capek, karena waktu sudah menunjukkan pukul enam sore.

Alam Beda Satu Tujuan [SELESAI]Where stories live. Discover now