-PART 27-

1.4K 74 7
                                    

Di hari minggu ini.Semua santri sedang mengadakan kerja bakti.

Karna lingkungan pondok pesantren Al Hidayah di kelilingi oleh masyarakat setempat.Membuat mereka semua mudah untuk bersosialisasi bahkan saling bergotong royong.

Berhubung hari ini cuaca cerah.Pak Hamzah, dan Pak Bayu mengumumkan semua santri berkumpul di lapangan Al Hidayah, yang bertujuan untuk melakukan bakti sosial dan pengijauan, biasa di singkat dengan mibakso hijau ( minggu bakti sosial dan pengijauan).

Semua orang memiliki tugasnya masing-masing.Mulai dari persiapan, menanam, mencangkul, menyiapkan hidangan, dan masih banyak lagi.

"Re.Tolong ambil benih di gudang." Titah Saepul pada Reno yang tengah duduk dari aktivitas mibakso hijau nya.

"Ck.Ente kagak liat ane lagi sibuk ni." Ketus Reno.

"Ceileh.Sibuk apaan.Ana liat ente dari tadi duduk juga!" Balas Saepul tak mau kalah.

"Iya iya dah.Ngalah aja ana sama yang lebih tua." Ucap Reno dan berlalu meninggalkan Saepul yang tengah sibuk mencangkul dan pergi ke gudang untuk mengambil benih.

Reno yang memang usil, merasa tidak pas kalau hari ini dia tidak mejahili teman karibnya itu.

Dengan langkah jitu saat Saepul lengah, Reno mengubur kembali tanah yang telah Saepul cangkul untuk di tanami benih baru itu.

Ia pun langsung lari terbirit-birit dengan tawanya yang ia tahan.

Saepul yang menoleh ke arah gunukan tanah yang barusan ia cangkul.
Aneh.Pikirnya.

"KAMPRETT!!"

Reno yang mendengar suara Saepul merasakan geli di perutnya akibat keusilannya.

Akhirnya dia pun melepaskan tawanya sesampainya di gudang.

"Kenapa kamu ketawa sendiri? Sakit?" Ucap Bayu yang berada di dalam gudang untuk membantu santri lain mengambil benih.

"Eh.Bapak.Ada di sini.Lagi ngapain pak?" Alibi Reno.

"Saya lagi makan." Ketus Bayu.

"Masa makan di gudang si pak."

"Kamu gak liat saya lagi bantuin santri ngambil benih."

"Sudah kuduga."

"Apa?!" Bayu menatap Reno tajam.

"E-engga pak.Hmm.Mau saya bantu gak pak?"

"Ah kamu cari aman.Nah gitu dong.Sini bantu saya angkatin karung benih." Titah Bayu pada Reno.

Angkatin karung benih?

Reno menelan salivanya.

Di punggungya Reno terdapat Satu sak benih.Ia membawanya menuju lapangan yang sedang di cangkul.Niatnya hanya ingin membantu.Tapi kenapa dia sendiri merasa kesulitan.

Dengan badan terbungkuk membawa benih di punggunya.Di temani Bayu--- Guru Al Hidayah.

Nafasnya terengah-engah.Ia beberapa kali menelan salivanya.

"Pak Bayu.Jangan galak-galak dong pak.Kan saya udah bantuin bapak ni." Ucap Reno.

"Galak dan tegas itu beda." Balasnya.

"Berat ni pak." Reno mengeluh keberatan.

"Beratan mana sama dosa? Hah?" Tanya Bayu yang membuat Reno semakin tak berkutik. "Ayo bawa benihnya.Kasian santri yang lain udah nunggu kamu di lapangan." Sambungnya.

"Iya pak.Huh huh huh."

Sesampainya di lapangan.Reno menjatuhkan karung benih di punggungya ke gunukan rerumputan.

Imamku Seorang MuadzinDove le storie prendono vita. Scoprilo ora