-PART 48-

688 49 5
                                    

Pukul 22.40, mata Fara masih terbuka sempurna melihat langit-langit kamar.

Sesekali Fara menguap, tapi dia tidak bisa tidur.

Farhan keluar dari kamar mandi, dan langsung menghampiri istrinya itu.

Dia duduk di ranjang bersebelahan dengan Fara, lalu tangannya mengusap pucuk kepala Fara yang tertutup hijab berwarna hijau toska.

Fara langsung meraih tangan Farhan yang membelai rambutnya, lalu menciumnya.

"Fara..." Lirih Farhan.

"Kamu sangat cantik kalau menggunakan hijab, sangat cantik! "

"Mas kan suami mu, jadi buka saja hijab mu saat bersama dengan Mas... "

Fara terdiam.

"Tapi, aku belum terbiasa Mas, "

"Iya... Mas Paham. Kamu itu wanita yang shalehah... Tidak salah Mas milih kamu sebagai pendamping hidup. Memang pada awalnya, Mas hanya mampu Berencana, tapi ternyata Allah punya kehendak lain! " Kata Farhan.

"Seorang wanita itu memang wajib menggunakan hijab di manapun dan kapan pun. Karna, apabila sehelai rambut saja yang terlihat oleh yang bukan mahromnya, pasti itu akan menjadi dosa, bahkan bukan hanya perempuan itu yang di minta pertanggungjawaban nya, tetapi ayah, kakak laki-laki, adik laki-laki, bahkan suaminya pun bertanggung jawab! "

"Tapi, jika kamu memperlihatkan rambutmu pada suami mu, itu tidak akan mendapat dosa, melainkan pahala. Pahala yang kamu dapatkan bahkan sampai berlipat ganda. Pertama, karna itu adalah kewajiban istri, kedua karna kamu sudah melaksanakannya, ketiga karna membuat hati suami mu senang... "
Sambung Farhan membuat Fara tersenyum haru.

"Iya, Mas..." Balas Fara.

Perlahan Fara membuka hijabnya depan Farhan.

Kecantikannya sangat terpancar dari senyumnya. Rambut hitam panjang yang tergerai itu sedikit berterbangan tak kala angin meniupnya.

Farhan membelai rambut Fara lalu membawanya ke dalam pelukannya.

Ia mengelus-elus rambut hitam Fara, lalu mencium dalam-dalam harumnya rambut Fara.

Perlahan, Farhan melepas pelukannya dan beralih menatap lama istrinya itu.

Kini manik matanya saling bertatap, Farhan mendekatkan wajahnya pada wajah Fara lalu mengecup bibir Fara sekilas.

"Aku sangat mencintaimu, semoga Allah bisa mempercayai kita untuk menjadi orang tua kelak. Dan kamu adalah ibu, istri sekaligus syurga untuk anak-anak kita kelak... " Ucap Farhan.

"Kalau anak kita laki-laki, pasti anak kita nanti ganteng kaya kamu, Mas... " Kata Fara seraya terkekeh kecil.

"Dan kalo perempuan, pasti cantiknya kaya kamu, sayang... " Balas Farhan.

"Oh iya, Mas... Nanti kalau kamu libur ngantor, aku mau kita pergi ke panti asuhan muara bunda ya, Mas... " Pinta Fara pada suaminya itu.

"Iya sayang... Lusa aku gak ada reschedule, dan aku benar-benar libur saat itu. Nanti kita ke panti asuhan muara bunda ya, sekalian kita ajak Abi Umar... " Balas Farhan.

"Iya, mas. Syukron... "

***

Hari ini adalah hari cuti Farhan dari kantor.

Setelah menyusun rencana bersama istrinya itu, keluarga itu kini hendak pergi ke panti asuhan muara bunda yang terletak di jalan kemayoran, Jakarta..

Barang bawaan untuk anak-anak di panti pun sudah di sediakan di bagasi mobil.

Semua sudah beres, Farhan, Fara dan Abi Umar langsung pergi ke tempat tujuan.

Imamku Seorang MuadzinOnde histórias criam vida. Descubra agora